
JENDERAL ‘BUNTUT KUDA’ – BNN INI KEMBALI BERAKSI, “GASPOL !”
KoranJokowi.com, Bandung : Saya lupa bertemu beliau, yang jelas itu terjadi saat ada gossip bahwa Komisi III/ DPRRI mendesak pembubaran Badan Narkotika Nasional (BNN), saat itu saya diterima diruang kerjanya sekitar November 2019.”Silakan saja bubarkan, sekalian saja anggota di dalamnya dibakar dan dikremasi saja, BNN dibentuk oleh undang-undang dan sudah menjadi milik masyarakat. BNN bukan milik seseorang atau kelompok dan partai tertentu. Kami bekerja untuk menyelamatkan generasi muda Indonesia dari narkoba. Adapun kegiatan-kegiatan kami beroperasi untuk rakyat, bukan untuk kepentingan golongan atau keinginan selera seseorang,” ujarnya saat itu.
Beliaulah Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Arman Depari kelahiran Berastagi, Karo, Sumatra Utara, 1 Agustus 1962,seorang Purnawirawan Polri yang saat ini menjabat Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN). Lulusan Akpol 1985, berpengalaman dalam bidang reserse yang juga mantan Kapolda Kepulauan Riau
Jenderal ‘buntut kuda, karena rambut gondrongnya kerap diikat seperti buntut kuda ini kembali bicara kepada pers perihal ciri-ciri bentuk narkoba jaringan dari 3 negara yang disebut sebagai ‘The Golden Triangle atau segitiga emas’. Tiga negara tersebut antara lain Thailand, Myanmar, dan Laos.
Arman menjelaskan, narkoba dari segitiga emas biasanya dikemas secara rapih seperti bungkusan teh celup. “Packagingnya beda. Biasanya dari segitiga emas Thailand, Laos dan Myanmar itu mereka punya packaging seperti bungkus teh , dari pembungkus teh itu biasanya terbagi ke dalam tiga jenis warna, antara lain warna emas, hijau muda, dan hijau tua. Sementara itu, berbeda lagi ciri-ciri kemasan narkoba dari negara-negara bagian Asia Barat, seperti Afghanistan dan Iran. Menurutnya, mereka biasanya membungkus barang haram itu menggunakan kotak makan dan plastik bening”
Masih kata Jenderal buntut kuda ini, “Tapi kalau dari Asia Barat antara Iran dan Afghanistan, itu mereka tidak bungkus seperti itu, hanya polos pakai plastik bening atau tupperware, kalo dari China sama, membungkus dengan kemasan teh,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil menyita barang bukti sabu seberat 87,4 kilogram, ganja seberat 400 kilogram, serta ekstasi sebanyak 35.195 butir. Ketiga jenis barang haram itu didapatkan melalui penangkapan pada medio awal Februari hingga Maret 2021.
Sobat KoranJokowi.com dimana saja berada, dalam mewujudkan program Presiden Jokowi tentang INDONESIA DARURAT NARKOBA, diperlukan profesionalitas & nyali serupa Jenderal Buntut Kuda ini. Maka dengan menempatkan kembali Arman keposisi itu sekali lagi layak kami acungkan 2 jempol untuk Presiden Jokowi.
Santau aek nuaeng, duaan tahu aek marsogot, na santahu i do pareahan Makna dari peribahasa ini adalah sekecil apa pun yang kita dapatkan saat ini, harus tetap kita syukuri. Karena kita tidak tahu apa yang kita dapatkan dikemudian hari, bisa saja mendapatkan yang lebih banyak, Amin. (Red-01/Foto.ist)
Silahkan klik,
https://koranjokowi.com/2020/09/11/selamat-bertugas-jenderal-arman-depari-di-bareskrim-polri/
https://koranjokowi.com/2020/11/09/relawan-jokowi-mendukung-irjen-pol-arman-menjabat-kepala-bnn/
Be the first to comment