
PRESIDEN JOKOWI MOHON SEGERA BANTU WARGA DESA ATAS KERUSAKAN BENDUNG KARET BANDAR SIDORAS DELI SERDANG SUMUT , “KARENA PARA TUKANG TAMBAL BAN TIDAK MAMPU MELAKUKANNYA !”
KoranJokowi, Deli Serdang, Sumut : Di Indonesia banyak terdapat sumberdaya air, baik yang berupa air tanah, sungai, maupun laut. Tentu saja tidak mudah untuk mengolah sumberdaya-sumberdaya tersebut, banyak permasalahan yang harus diselesaikan dalam mengolah sumberdaya tersebut, misalnya masalah kekeringan saat kemarau melanda, bagaimana kita harus menyediakan air baku dan air untuk irigasi ketika kekeringan melanda, dan permasalahan lainnya
Bendung karet merupakan hasil pengembangan jenis bendung tetap menjadi bendung gerak dengan membuat tubuh bendung dari tabung karet yang dikembangkan. Bendungan karet berfungsi meninggikan muka air dengan cara menggembungkan tubuh bendung dan menurunkan muka air dengan cara mengempiskannya. Pembukaan bendung bisa dilakukan secara otomatis dengan pengempisan tabung karet tersebut, sedangkan pengembangannya hanya bisa dilakukan secara manual. Dibandingkan dengan bendung tetap dan bendung gerak pintu, bendung karet memiliki kelebihan di samping kekurangan yang ada. Bendung karet pertama kali dibangun tahun 1957 di Amerika Serikat dengan menggunakan bahan tekstil untuk membentuk tubuh bendung.
Indonesia melalui Kementerian PUPR mulai menerapkan Bendung karet sejak sebelum tahun 2017 , termasuk Bendung karet Bandar Sidoras, desa Cinta Rakyat, kecamatan Percut seituan, Kab. Deli Serdang, Sumut dimana akan mampu memberikan sumber irigasi bagi lahan pertanian sekitar seluas 3.082 hektar dan daerah irigasi Lantasan lebih dari 185 hektar.
Namun sejak Bendung karet itu ‘bocor sejak 12 januari 2021 lalu, dan tidak ada ‘tukang tambal ban disana yang mampu menambalnya, kebocoran itu semakin parah hingga saat tulisan ini turun. Dan akibat rusaknya Bendung karet (Rubber Dam) Bandar Sidoras sejak itu pula ribuan hektar sawah tidak bisa di kelola lagi dan masyarakat mulai resah satu persatu masyarakat mulai hilir mudik ke-TKP untuk melihat langsung bendung karet yang rusak dan pernah ‘dikunjungi’ Kepala Balai BWSS (Maman) dan langsung memimpin rapat di-TKP yang juga dihadiri dinas pengairan Kab.Deli serdang,camat Percut seituan dan 6 kepala desa serta petugas P3A dan Dinas pertanian.
Menurut kepala Balai BWSS penanganan sementara akan di lakukan swadaya masyarakat dengan bergotong royong karena saat ini anggaran tidak ada dan harus di anggarkan dulu untuk tahun anggaran 2022 paparnya.
Seminggu kemudian (19/4) Sekda Kab.Deli Serdang – Darwin Zein meninjau TKP disertai Camat Percut seituan dan para kepala desa , dan berharap semoga kerusakan itu secepatnya di tangani dan saat ini dicoba menggunakan karet bendung manual dengan cara mengisi pasir di dalam nya dalam tahap uji coba masih banyak kendalanya.
Namun saat KoranJokowi.com melihat langsung pemasangan bendung karet itu, ternyata banyak kesulitan karena peralatan yang terbatas.
“Kalau begini terus kami repot bang, kami perlu air, bukan teori. Jadi sebaiknya dikembalikan seperti bangunan yang terdahulu berupa bendungan tembok dan tidak menggunakan bendung karet dimana petani selalu dirugikan dan saat ini satu musim tanam sudah gagal dan kerugian masyarakat kurang lebih satu milyar rupiah dan tidak ada yang bertanggung jawab atas kelalaian ini . Melalui KoranJokowi.com ini, kami , warga masyarakat Desa Pematang lalang, Cinta damai , Percut, Saentis , Cinta rakyat , Tanjung rejo dan desa Tanjung selamat memohon kiranya Presiden Jokowi langsung ‘sidak kesini dan menyelesaikannya “, demikian Togap (samaran) warga sekitar. ‘Amin (H.Manullang/Foto.ist)
Sebelumnya,
BENDUNG KARET DALAM PERSPEKTIF PRESIDEN JOKOWI | KORAN JOKOWI | Media Independen Relawan
Be the first to comment