
Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944- 2021 – (5) : “PERLUNYA PARTAI MEMPUNYAI DAERAH BASIS”
————– .
Mohammad Guntur Soekarnoputra dilahirkan di Jakarta, 3 November 1944, Putra sulung alm.Ir. Sukarno – alm.Hj.Fatmawati , kepada KoranJokowi.com masih menyempatkan waktu untuk berbagi bagian kecil perjalanan hidupnya. Terimakasih kepada adinda Rudy yang telah memfasilitasinya. Semoga Om Guntur, Om Gun, Mas Tok senantiasa diberikan kesehatan, Aamiin Yarabil’alamin.
—————.
KoranJokowi.com, Bandung : Saat ini kalau kita terbang ke angkasa dan melihat peta kekuatan partai-partai politik yang ada di Jawa Barat khususnya Kota Bandung tampak secara jelas kekuatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di basis-basis massa kalah kuat bila dibandingkan kekuatan Partai Nasional Indonesia, Front Marhaenis di era tahun 60-an (era Orde Lama).
Dahulu daerah-daerah Bandung Kota, Kabupaten Bandung, Cimahi, Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Kuningan bahkan Majalengka, Sumedang seluruhnya menjadi daerah basis-basis PNI Front Marhaenis. Daerah-daerah yang belum menjadi basis-basis partai ketika itu adalah Subang, Banten, Pangandaran dan Sukabumi (50% basis) disebut setengah basis, karena belum keseluruhan daerah dikuasai oleh Front Marhaenis.
Pada masa itu PNI Front Marhaenis Jawa Barat dipimpin oleh kader-kader tangguh seperti Kosasih, Let Kol (Purn) Endang Dachyar, Osa Maliki CS, dijajaran organisasi massa seperti Gerakan Pemuda Marhaenis, Kesatuan Buruh Marhaenis, Petani, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dan Gerakan Siswa Nasional Indonesia, Gerakan Wanita Marhaenis, ISRI dipimpin oleh kader-kader bermutu dan konsisten membela kepentingan-kepentingan idiologi; Organisasi dan massa Anggota seperti misalnya :
- Sondang Noos Napitupulu di Gerakan Pemuda Marhaenis
- Sukotjo dan Tjoek Sukasno di Kesatuan Buruh Marhaenis
- Inspektur Polisi (Purn) Surjaatmadja di Petani
- Tjetje Kosasih, Lucien Pahala Hutagaol, Ronald Gogiok Tien di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia.
- Tjuk Sukasno, Tuti Ranuwidjaja di Gerakan Siswa Nasional Indonesia.
- Tjutju Kosasih di Gerakan Wanita Marhaenis.
- Duddy Singadilaga di ISRI
Catatan diatas adalah kepemimpinan di tingkat Dewan Daerah Front Marhaenis.
Untuk daerah Bandung Kota ada 4 daerah yang merupakan barometer untuk daerah-daerah yang lainnya. Adapun daerah-daerah tersebut adalah :
- Babakan Ciamis
- Desa Cidadap I
- Desa Cidadap II
- Desa Coblong
Keempat daerah ini sangat mempengaruhi kondisi di daerah-daerah lainnya khususnya Kabupaten Bandung dan Bandung Kota.
Empat daerah Vital yang harus dikuasai oleh partai.
Empat daerah yang saya sebutkan diatas adalah daerah prioritas yang harus dikuasai sepenuhnya oleh partai bila kita menghendaki daerah-daerah lain bahkan diluar Bandung Kota untuk dikuasai.
Untuk daerah Babakan Ciamis ketika itu partai dimotori oleh 2 kader yakni Uwen Suwendi dari Kesatuan Buruh Marhaenis dan sahabat saya di GMNI Dodo Rukanda Iskak. Mereka-mereka inilah yang dapat membuat daerah Babakan Ciamis menjadi basis kuat dari PNI Front Marhaenis. Untuk daerah Cidadap I tempat rumah saya berada di Jl. Ranca Bentang Ciumbuleuit antara lain terdapat nama-nama kader senior Partai; Omod kemudian Let II TNI Sukarkimat kader Gerakan Pemuda Marhaenis, Uun Natadilaga Ketua anak Cabang Gerakan Pemuda Marhaenis dan saya sendiri sebagai kader gerakan Pemuda Marhaenis di desa Cidadap I.
Sukarkimat walaupun seorang TNI Aktif ketika itu “nekat” terjun kedalam dunia politik karena sangat mendalami ajaran-ajaran Bung Karno Khususnya Marhaenisme.
Untuk Cidadap II yang menjadi motor adalah seorang kader dari Gerakan Wanita Marhaenis yang biasa disapa Maesaroh. Dia adalah benar-benar seorang kader yang tahan uji dan tangguh mengingat disana yang harus dilawan adalah kader-kader pria dari Barisan Tani Indonesia (BTI) yang konon berafiliasi kepada PKI
Di daerah Coblong penggeraknya adalah langsung dipimpin oleh salah satu Ketua DPD Gerakan pemuda Marhaenis, Sondang Noos Napitupulu yang pada era 70-an menjadi kader andalan Partai Demokrasi Indonesia.
Bagaimana kondisi saat ini
Saat ini bila saya berkesempatan pergi ke Bandung, terakhir sebelum setan siluman Covid-19 menyerang Indonesia kondisi daerah Cidadap I sudah sangat berlainan dengan di era tahun 60-an, begitu juga daerah-daerah yang lainnya seperti Cidadap II, Coblong dan Babakan Ciamis. Daerah-daerah tadi saat ini sudah dikuasai sepenuhnya oleh salah-satu partai Islam yang militan. Terutama sekali karena kader-kader terbaik dahulu saat ini yang tinggal hanyalah Let II (Purn) Sukarkimat yang lainnya sudah almarhum.
Walaupun demikian saya masih melihat adanya peluang untuk dapat mengembalikan lagi di 4 daerah penting tersebut dapat menjadi basis dari partai yang saat ini masih beraroma Sukarnois yakni PDI Perjuangan. Disamping itu saya melihat bahwa di Babakan Ciamis masih ada kader-kader partai yang potensial antara lain keponakan langsung dari Dodo Rukanda Iskak.
Oleh sebab itu saya secara pribadi menyarankan DPP PDI Perjuangan agar memasukan nama kader Babakan Ciamis tersebut sebagai Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan dengan tugas harus berjuang untuk mengembalikan ke 4 daerah potensial tadi menjadi basis dari partai PDI Perjuangan yang kita tahu hal tersebut tidaklah mudah karena membutuhkan perjuangan yang tangguh dan konsekwen berdiri diatas azas partai.
Sekiranya hal tersebut dapat terlaksana saya yakin seperti dahulu yang terjadi di era tahun 60-an maka kondisi ke 4 daerah tersebut akan berimbas ke berbagai daerah-daerah di Jawa Barat. Diharapkan juga daerah daerah yang dahulu belum menjadi basis dari partai seperti Banten, Pangandaran terutama Subang dan lain-lain dapat menjadi daerah basis partai PDI Perjuangan.
Harapan saya semoga apa-apa yang saya kemukakan disini dapat menjadi kenyataan sehingga PDI Perjuangan benar-benar menjadi suatu partai teladan untuk bangsa dan Negara sehingga ada jaminan bahwa Pancasila, UUD 45 dan NKRI akan langgeng sepanjang masa.
Semoga !
Jakarta, tgl. 24 Juni 2021,-
GUNTUR SOEKARNO
Pemerhati Sosial
Sebelumnya,
1 Trackback / Pingback