SUMBER BENCANA BAGI MASYARAKAT KITARAN TOBA – (14), “TPL tidak membayar pajak sampai tahun 2020 yang totalnya US$77,093 juta”
KoranJokowi.com, Jakarta: Kalimat terakhir pada edisi 13….Adapun manipulasi laporan keuangan itu dilakukan di sektor…. Berlanjut ke bagian 14 seperti berikut…
- Industri pengolahan dan Perdagangan. Penggelembungan persediaan Perusahaan Ini membuat penjualan lebih tinggi sehingga laba bersih naik.Hal yang mengakibatkan harga sahan bisa meningkat pula.
- Manipulasi dilakukan dengan membesarkan nilai proyek yang dikerjakan . Dengan begitu perusahaan mendapatkan pendapatan atau penjualan yang lebih besar
- Perbankan.Caranya adalah membuat kredit yang sudah macet menjadi lancar sehingga penerimaan bunga semakin meningkat . meski tidak dibayar, ada akrual ( kelebihan ) bunga dalam pencatatan.
- Modusnya adalah memanipulsi persediaan hasil hutan atu juga luas area yang dikuasai.
- Kiatnya memanipulasi melalui penelitian obat baru dan persediaan obat-obat yang dimiliki. Kasus ini terjadi pada sebuah BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia misalnya.
- Perusahaan lain bisa memanipulasi laporan keuangan dengan membuat investasi yang terus menerus sehingga laporan laba semakin kecil Uraian ini secara jelas menyatakan bahwa manipulasi laporan keuangan itu ada di perusahaan yang terdaftar dibursa sekalipun. Itu dilakukan untuk kepentingan perusahaan dan pemegang saham pendiri.
Pajak PT.Toba Pulp Lestari
Jika kita ingin melihat pajak perusahaan yang harus dibayarkan , maka laporan keuangan perusahaan harus dibaca secara rinci. Perhitungan pajak berdasarkan laba(rugi) fiscal yang dihitung dari laba (rugi) komesial dan koreksi fiskalnya . Bila menggunakan laba (rugi) saja tidak akan begitu bagus hasilnya. Sebab itu perlu dilakukan perhitungan seperti diperlihatkan dibawah ini :
Berasarkan table 5.1 sampai akhir Desember 2021 perusahaan mengalami rugi fiskal US $77,903 juta besanya rugi fisikal ini menjadi pertanyaan bagi para pihak yang mendalani nilai perusahaan karena hendak membeli saham . Jika keuntungan ditahun 2021 sebesar, US $ 25,091 juta maka perusahaan tidak akan membayar pajak karena ada rugi fisikal US$b25,09 juta pada 2016.Sesuai peraturan pajak kerugian fisikal dapat diperhtungkan sampai 5 tahun
Data pada table 5.1 memperlihatkan bahwa TPL tidak membayar pajak sampai tahun 2020 yang totalnya US$77,093 juta, hutan dihbisi tapi pemerintah tidak mendapatkan apa-apa. Masyarakat disekitar pabrik dan konsesi TPL sendiiri bukannya menjadi sejahtera, melainan kian papa dan menderita. Sungguh ironis sekali. Kerugian fiscal ini dikarenakan penyusutan asset yang cukup besar setiap tahun. Bagaimana itu bisa terjadi ? itu pertanyaan besarnya.Penyusutan asset tetap dan penambahan asat perusahaan setiap tahunnya dapat diperhatikan pada table 5.2 dibawah ini
Kepemasok B
Jika pebayaranan
Selama 5 tahun terakhir perusahaan menambah aset sebesar US$ 108.692.000 atau sebesar Rp.1,413 triliun. Investasi di Daerah Toba Rp.1,413 triliun telah menjadi pembangunan yang mercusuar. Hutan hilang tapi tidak terlihat ada hasilnya untuk negara dan penduduk setempat. Sangat disayangkan ini terjadi. Pada sisi lain , bila diperhatikan di laporan arus Kas perusahaan , ada pengeluaran kepada pemasok yang cukup besar setiap tahunnya (Perhatika grafik dibawah).Pengeluaran kepada pemasok bisa merupakan pembayaran untuk kayu-kayu yang diserahkan berbagai pihak. Bisa saja kayu yang diambil bukan dari areal dan pelakunya adalah mayarakat yang kemudian menjual ke TPL. Toh hanya ada satu penerima kayu asal Toba tersebut.
Jika TPL membeli kayu curian dari masyarakat berarti mereka ikut serta melakukan tindak pidana. Besarnya pembayaran kepemasok setiap tahun bisa diduga ( hipotesis) merupakan Tindakan manipulasi untuk persediaan . Padahal Persediaan perusahaan tidak naik sebesar pembayaran pajak atau juga transfer pricing.Jika pembayaran kepemasok besar maka kaitannya adalah jumlah persediaan. Dari grafik berikut ini kelihatan secara jelas tidak adanya hubungan yang signifikan antara persediaan dengan pembayaran kepemasok. Sehingga besar dugaan transfer pricing telah dilakukan oleh peusahaan. Perusahaan besar yang bisa melakukan transfer pricing yang kecil tidak.
Pertama sekali
Hipotetisnya,perusahaan membuat dirinya tidak perlu membayar pajak dengan cara membuat penyusutan yang besar.Pembelian asset yang besar . Caranya? Membeli asset bernilai besar setiap tahunnya Pembelian asset yang besar diduga ( hipotesis) bertujuan agar perusahaan tidak perlu ebayar pajak . Pembelian asset ini tidak sulit pencatatannya; sebab itulah yang dilukan .
Berdasarkan data yang dikemukakan diatas sudah selayaknya pemerintah melakukan due-dilligence ( menginvestigasi riwayat keuangan ) atas investasi yang dilakukan TPL. Pengecekan secara langsung perlu benar karena itu sangat berpengaruh terhadap kewajiban pajak perusahaan ini .
Biaya TPL : Selanjutnyan pembahasan tentang bisnis TPL itu sendiri. Yang dianalisa adalah Laporan laba-rugi m ereka. Cukup menarik untuk melakukannya sebab laporan perusahaan ini sangat fluktuatif. Pertama perusahaan sekali yang saya bahas kata Manurung adalah gross margin perusahaan. Perusahaan layak berjalan karena gross profit margin nya maaih tetap positif pada periode 216,23 %013- 2021.
Data pada table 5.3 menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai gross margin berfariasi maksimun sekitar 16,23% Pda tahun 2014 dan terendah 0,42% di thun 2019. Rasionya sedikit agak lebih frndah dari perusahaan lain karena perusahaan mempunyai cost of Good Sold (COGS) atau harga pokok25 % untuk bisa menutupi biaya lain. Perusahaan lain sejenis penjualan yang cukup besar. Padahal itu selayaknya bisa lebih rendah mengingat bahan baku yang diperoleh sangat murah. Tampaknya ada pencatatan biaya yang lebih besar mengingat gross profit margin tidak mencapai 25 % untuk bisa menutupi biaya lain.Perusahaan lain sejwnis mmpunyai rasio gross margin sekitar 20% . Ada kecenderungan TPL melakukan manipulasi pada harga pokok penjualan.
Lazimnya perusahaan pulp and paper mempunyai operating profit margin sekitar 15 %. TPL mempunyai operating profit margin sangat berfluktuasi yakni : dari – 11`,81 % sampai 5,26 %. Perbedaan angka ini merupakan ketimpangan yang mencolok , akibatnya, ada paraduga yang perlu diuji ( sering disebut ipotesis ) yaitu Perusahaan telah memanipulasi laporan keungannya. Pertanyaan sederhananya ialah mengapa bisa negative dan dengan angka yang tinggi pula ? Seperri yang diuraikan diatas , tampak bahwa laporan keuangan ini sudah dirancang sedemikian rupa agar perusahaan tidak perlu membayar pajak.
(Ring-o/Foto.ist)
Sebelumnya,
1 Trackback / Pingback