Melawan Lupa – (12), Habib Sholeh, “STIKER GARUDA, KUOTA HAJI NAIK & BANTAH RIZIEQ SHIHAB”

Melawan Lupa – (12), Habib Sholeh, “STIKER GARUDA, KUOTA HAJI NAIK & BANTAH RIZIEQ SHIHAB”
KoranJokowi.com, Bandung : “Saran saya Pak @jokowi pecat saja Direksi Garuda Indonesia yang menginisiasi tulisan pesan tersebut, di tengah skandal Laporan Keuangan yang bermasalah masih bisa menunjukkan laku menjilat teramat sangat, yang justru mempermalukan Presiden,” tulis Dahni melaui akunnya @Dahnilanzar, dikutip Senin (8/7/2019)
Demikian Mantan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah – Dahnil Anzar Simanjuntak (DAS) dalam twittnya saat itu, DAS yang kini menjadi Jubir Prabowo Subijanto ini memang saat itu gusar karena ada stiker bertuliskan “Terima kasih Pak Jokowi, doakan kami menjadi Haji yang mabrur”di badan Pesawat Garuda Indonesia yang memberang katkan  jemaah haji 2019 kloter Solo.  Bahkan, DAS menilai Direksi Garuda ‘menjilat yang justru mempermalukan presiden.
Lain DAS , lain lagi dengan Bendahara  Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Indonesia (MP3I) – Habib Sholeh Almuhdar. Baginya stiker merupakan suatu kewajaran.  “Enggak ada masalah dengan stiker itu. Enggak perlu dipersoalkan. Vice President Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Tbk. Ikhsan Rosan sudah menjelaskan. Stiker itu dipasang hanya untuk hari pelepasan keberangkatan pertama jemaah calon haji di embarkasi Solo, Jawa Tengah. Setelah itu, badan pesawat dengan tulisan tersebut akan dibersihkan,” kata Habib Sholeh saat itu.
Habib bahkan menambahkan bahwa  para pihak yang mempersoalkan stiker sepertinya belum menerima informasi utuh. “Kita harus jernih dan secara adil melihat sesuatu. Ini kan cuma wujud rasa terima kasih Garuda kepada Pak Jokowi sebagai Presiden RI, kita melupakan bahwa berkat Presiden Jokowi , kita mendapat tambahan kuota 10.000 jemaah dari pemerintah Arab Saudi. Setelah sebelumnya beliau bertemu dengan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di Istana Pribadi Raja (Al-Qasr Al-Khas) pada April 2019.  Jadi kita harus berterima kasih kepada Pak Jokowi dengan penambahan kuota haji 10.000, ini lebih besar, agung dan mulia”

Ditambahkan Habib, “Ini soal sirik , Kebaikan apa pun yang dilakukan pasti disalahkan. Garuda ini kan bagian dari negara. Saya pribadi justru mendukung dan mengapresiasinya. Karena memang tidak ada masalah sama sekali. Untuk apa mencopot Dirut Garuda? Justru harus tetap dipertahankan. Jangan lah kita gemar menyerang atau menyudutkan sesama. Sikap seperti itu sangat tidak terpuji,” kata Habib Sholeh.

Habib Sholeh pun menyebut, “Berlaku lah adil sebagaimana tertulis dalam (Al Maa-idah 8). “… Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa…”

Hal lain yang saya sempat catat tentang figur Habib Sholeh ini,al:

1.Saat  Rizieq Shihab  menyerukan agar umat Islam bersama Gerakan Nasional Kedauatan Rakyat (GNKR) ikut dalam aksi Tahlil Syuhada dan doa bersama untuk 8 koran meninggal dunia dalam aksi demonstrasi 21 dan 22 Mei 2019. Habib Sholeh yang pertama yang berkomentar soal ini,  agar siapa pun jangan sembarangan memakai istilah mati syahid ataupun syuhada untuk korban meninggal dunia dalam urusan politik.

“Syuhada dari mana? Jangan asal pakai istilah syahid atau syuhada, kalau mereka sendiri tidak mengerti apa itu syahid,” ujar Habib Sholeh kepada jurnas.com, Selasa (28/5/2019).

2.Saat para pendukung Prabowo-Sandi menjadikan ijtima ulama III sebagai alat politik melawan KPU yang notabene lembaga penyelenggara pemilu sebagaimana amanat UU Pemilu. Habib Sholeh juga melawannya,  “Kan sudah saya bilang, mereka yang ikut Ijtima Ulama III itu hanya segelintir orang saja. Maka saya ingatkan tolong jangan bawa nama ulama deh kalah politik.  Ijtima ulama III sangat politis, apalagi isinya juga mendesak KPU agar mendiskualifikasi  Jokowi-KH Ma`ruf Amin. Memangnya pilpres ini sama dengan pemilihan takmir masjid apa?. Masak sampai paksa-paksa KPU mengikuti ijtima ulama. Yang bener saja. Kenapa tidak sekalian saja bikin pemilu sendiri agar bisa mengatur hasil pemilu sesuai kehendak mereka sendiri,” tukas Habib Sholeh.
‘JLEEEBBB…. !!
Takbir !
(Red-01/Foto.ist)
CATATAN
Kini Habib Sholeh al Muhdar telah meninggal dunia, menghadap Allah SWT, Tuhan YME. Kamis, 30 Agustus 2019 lalu di Situbondo. Bagi kami, Relawan Jokowi, beliau adalah  sosok ulama muda yang malang-melintang mengabdi di lingkungan Nahdlatul Ulama. Bersama Gus Dur dan para ulama NU, ia terus menggelorakan keislaman yang ramah, moderat, dan toleran.
Beliau memang dekat dengan kalangan nasionalis, karena menurut almarhum, Islam dan nasionalisme tak boleh dibentur-benturkan. Islam dan nasionalisme berada dalam satu tarikan nafas, sebagaimana pesan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari.

Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.

….”Ya Allah, ampunilah ia, kasihilah ia, berilah ia kekuatan, maafkanlah ia, dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air salju dan air es. Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran, berilah ganti rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah ganti keluarga (atau istri di surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan ia ke surga, jagalah ia dari siksa kubur dan neraka.” (HR. Muslim).

Lainnya,
Tentang Koran Jokowi 4116 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

1 Trackback / Pingback

  1. Melawan Lupa - (13), " NINJA DI BANYUWANGI TAHUN 1998 ITU PUNYA SIAPA !?, UHUY " - KORAN JOKOWI

Tinggalkan Balasan