Indonesia Tangguh – (8), “CATATAN DAN KENANGAN DELEGASI INDONESIA DALAM ACARA ASEAN WEEK 14 – 16 JUNI 2019 – SERI KE 3 “
Koranjokowi.com, Jakarta: Para pembaca setia koranjokowi.com diseluruh Indonesia, pada seri ke 2 artikel yang kami tayangkan ini berbunyi : “Sangat banyak musik dan budaya etnik kita di Indonesia yang layak kita angkat menjadi atraksi pertunjukan Tingkat dunia”. lanjut ke seri 3… , : “Di Korea Penghargan tertinggi harus diterima pejabat tertinggi”.
Delegasi Indonesia yang diwakili Komunitas Gondang Saurdot yang menampilkan Tortor dan Gondang Batak, menyiapkan kenang-kenangan sebagai penghargaan dan tanda terima kasih kepada panitia dan KBRI. Dalam adat Batak, pemberian dan penghargaan tertinggi kepada seseorang adalah dengan memberikan ulos. Sebagai wakil delegasi Indonesia kami sudah Mempersiapkan ulos tersebut dengan bordir diberi nama “Komunitas Gondang Saurdot”.
Kami mempersiapkan ulos tersebut kata Adentua Siringoringo – Ketua 4 DPP Parsadaan Situmorang Sipitu Ama Dohot Boruna ( PSSAB)se Indonesia ini untuk Pejabat Asean – Korea Centre dan Dubes RI untuk Korea Selatan . Setelah kedatangan kami di Seoul dan briefing awal di kantor Asean – Korea Centre,ujarnya kami telah ,menginformasikan rencana itu ke panitia. Juga kependamping sekaligus ke penerjemah kami, seorang mahasiswa jurusan Indonesia di Seoul. Kami juga sudah memberitahu KBRI tentang ulos untuk Dubes RI di Seoul. Jawaban panitia: tidak ada waktu untuk acara tersebut rada kecewa.
Selama tigahari disusun jam demi jam bahkan menit kemenit, kata Aldentua. Saya ditunjukkan jadwalnya . Super ketat . Latihanpun harus tepat waktu. Disiplin gaya Korea memang luar biasa. Dan KBRI belum ada berita kepada kami.
Delegasi berembuk, lalu ada solusi,(tidak pernah tidak ada solusi bagi Aldentua-red) yang kami tawarkan. Kata dia Pertunjukan hari kedua adalah sama dengan konsep hari pertama ungkapnya artinya pengulangan . Jadi dalam durasi waktu penampilan selama dua puluh menit itu bisa diambil ditengahnya untuk memberikan ulos tersebut. Kami memberitahukan kepada panitia tetang konsep pemberian ulos ini.
Pertunjukan Tortor dan Gondang jalan terus sambil diselipkan penyerahan ulos kepada pejabat Asean – Korea centre. Jadi disetujui dan ditentukanlah pada menit keberapa diserahkan , sesuai transisi Tortor, yang satu ke Tortor lainnya. Akan diatur pula siapa yang menerimanya dan bagaimana caranya. Kami tidak mengatakan siapa yang harus menerima namun kami menyampaikan kata dia bahwa pemberian ulos( Selendang Batak yang penuh makna itu-red) adalah pemberian dan penghargaan tertinggi dalam adat Batak, yang kebetulan delegasi Indonesia kali ini diwakili dari budaya Batak. Informasi ini ternyata dibahas panitia dan pejabat Asean- Korea Centre.
Hasil rapat tersebut disampaikan kepada kami ujar Adentua Siringoringo. Sesuai tradisi Korea pemberian dan penghargaan tertinggi harus diterima oleh pejabat Tertinggi pula. Karena itu dialamatkan kepada pejabat Asean-Korea Centre , pihak yang menerima adalah Sekretaris Jenderalnya (sekjen).
Ketika kami memasuki panggung lanjutnya dan pertunjukan sudah dimulai, Bapak Sekjen belum datang. Jarak antara Kantor Sekretriat Asean – Korea Centre cukup dekat. Hanya perlu berjalan lima menit ( mereka terbiasa berjalan cepat ). Kira-kira dua menit sebelum waktu yang ditentukan , Sekjen tiba ditempat. Wah akurat sekali waktunya . Katanya beliau sibuk bekerja. Pemberian ulos inipun dilakukan sambil pertunjukan berjalan . Luar biasa sorotan kamera TV dan fotogafer menyala terus( blits,blits,blits.. tembakan lampu kamera-red). Hanya tiga menit acaranya. Lalu beliau langsung turun dari panggung .
Pertunjukan pun berjalan sebagaimana mestinya.Setelah turun dari pnggung kami sudah berencana mampir ke stan Indonesia untuk meramaikan stan tersebut dengan alat musik seruling dan Kecapi ( suling dohot kecapi).Namun baru saja turun dari panggung , seorang Staf KBRI mendatangi saya kata Aldentua Ketua delegasi Indonesia. Pak.., menurut informasi yang bapak sampaikan ke KBRI, kata Staf KBRI kepada Aldentua, Bapak juga mau memberi ulos untuk pak Dubes, kata Staf KBRI. Betul pak jawab Aldentua.Tapi sampai saat ini kami belum mendapat jawaban ujar nya setengah ragu-ragu.”Kebetulan pak Dubes sedang dinas ke Amerika Serikat, tetapi wakil Dubes ibu sophi ada disini balas Staf KBRI dan turut menyaksikan pemberian ulos ke Sekjen Asean – Korea Centre tadi”kata beliau( staf KBRI-red) Kenapa sebelumnya tidak beritahu ?”, tanya Aldentua.
Pak Sekjen jawab ketua Delegasi Indonesia. Bisa kita gabungkan tadi dengan pemberian ulos kepada Pak Sekjen ujar ketua delegasi Indonesia. Maaf pak kurang kordinasi katanya membela diri. Masih bisa kitalakuian pak ?kata Staf KBRI itu. Dipanggung tidak mungkin . Sekarang giliran negara lain yang tampil terangnya. Bagaimana kalau di depan stan pavilion Indonesia saja?saran Aldentua. Saya tanya dulu ibu wakil Dubes ujarnya sambil berjalan meuju stan pavilion Indonesia.Staf KBRI tadipun datang memberi jawaban kepada ketua dengan mengatakan bahwa wakil Dubes setuju dengan usul ketua delegasi.
Kamipun mempersiapkan diri ujar ketua delegasi sembari menampilkan musik dan Tor-tor, Penyerahan ulos tanpa gondang atau taganing, hanya dengan seruling dan kecapi saja. Maaf bu Kami tidak tau kalo ibu ada, Seyogyanya bisa digandengkan acaranya tadi. Kemudian Tidak apa-apa pak timpal wakil Dubes karena ini penghargaan tertinggi harus diterima pejabat tinggi pula tutup Sophi wakil Dubes dengan rasa bangga. Demikianlah acara tersebut berlangsung.( Ring-o)
Lainnya,
2 Trackbacks / Pingbacks