
RELAWAN JOKOWI,AYO DATANG KE PUSAT INFORMASI GEOPARK KALDERA DANAU TOBA !!
KoranJokowi.com, Sumut : Perjalanan dari Kab. Dairi menuju lokasi ini sekitar 60 KM dengan view alam Danau Toba yang indahnya tidak akan cukup ditulis dalam 1 juta halaman.
Bersama Luwat Darson Manulang, seorang tokoh di Desa Sungai Raya, tiba juga di Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba (GKT) Sigulatti, Sarimarrihit, Sianjur Mula Mula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Dari sana kami mendapatkan Informasi bahwa Sidang Dewan Eksekutif UNESCO April 2020 telah menetapkan kaldera Danau Toba menjadi UNESCO Global Geopark. Dengan demikian ada nilai lebih yang bisa didapat Danau Toba, yakni popularitas dan tambahan daya tarik pariwisata.
Kalau pun Informasi ini terlambat, kami selaku Relawan Jokowi menyambut baik ditetapkannya Danau Toba sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG).
Kami berdua paham jika Danau Toba yang telah menjadi salah satu destinasi pariwisata superprioritas ini telah tersertifikasi tingkat dunia oleh UNESCO Global Geopark (UGG) sehingga Danau Toba semakin terkenal pada level dunia, dan yang terpenting memberi manfaat bagi masyarakat setempat.
Kami juga sepakat bahwa Danau Toba bisa menjadi sumber pendapatan untuk masyarakat yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan jadi destinasi. Yang Memadukan 3 (tiba) potensi utama yaitu: geodiversity, biodiversity, culture diversity.
Gedung Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba (GKT), oleh Presiden Jokowi melalui Menteri ESDM, Ignasius Jonan pada 15-17 Februari 2019 telah diserah-terimakan kepada Bupati Samosir Rapidin Simbolon.
GKT yang berada di lereng Gunung Pusuk Buhit, di areal geosite Pusuk Buhit ini merupakan salah satu dari 4 geosite di Samosir. Diatas ketinggian > 900 mdpl, membuat dinginnya cukup mengusik kulit.
Sigulatti dalam sejarah Batak memiliki peran penting. Kampung ini dianggap sebagai perkampungan awal si Raja Batak, sehingga di lokasi ini juga dibangun Perkampungan si Raja Batak.
Gedung Pusat Informasi GKT Sigulatti mempunyai fasilitas terdiri atas ruang pengelola GKT, meeting room, teater room, display room, resepsionis,dsb. Juga beberapa zona, antara lain zona edukasi, kultural, rekreasi yang berdiri diatas lahan sekitar 23 Ha.
Sayang kami belum mendapat info pasti berapa anggaran pembangunan GKT Itu, apakah Itu termasuk dalam anggaran Pembenahan Kawasan Toba sekitar Rp.3,5-4 trilyun sejak 2019-2020 kami belum bisa menjawabnya.
“Yang jelas keberadaan GKT cukup menunjang sebagaimana harapan Presiden Jokowi pasca pembenahan infrastruktur Kawasan Danau Toba. Tinggal bagaimana Kita memeliharanya dengan baik, “, kata Luwat DS.
Sebelum kami akhiri kunjungan ini, kami mempunyai beberapa catatan atas hal ini untuk pengelola GKT;
1.Soundsystim ruang studio film /teater dokumenter masih kurang baik, tidak terdengar jelas.
2.Info/Teks disetiap frame sejarah Danau Toba diruang pamer pun masih relatif kecil
3.Batu berusia 300 juta tahun yang terletak di halaman luar, layaknya disimpan di area pamer indoor
4.Website intern GKT off?
Apapun mari kita datang ke GKT, sebagaimana amanah Presiden Jokowi , jangan biarkan dia dia sendiri diatas bukit Itu, datanglah ! , Kawani ! (Delon Sinaga/Foto.ist)
Sebelumnya,
2 Trackbacks / Pingbacks