
4 Nasehat & ‘Cermin Presiden Jokowi Untuk Dunia, “No One Left Behind”
Koranjokowi.com, Bandung : Presiden Republik Indonesia (RI) pertama, Sukarno, membuat gempar dunia internasional dengan pidato yang berjudul “To Build The World A New” yang berarti ‘”Membangun Dunia Kembali”. Pidato itu dikemukakannya di depan Sidang XV Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 30 September 1960
“Imperialisme belumlah mati. Orang-orang terkadang bilang imperialisme dan kolonialisme sudah mati. Tidak! (Imperialisme) sedang sekarat! …imperialisme yang sedang sekarat sama berbahayanya dengan harimau yang terluka di hutan tropis,” tegas Sukarno di atas podium yang kemudian disambut tepuk tangan para hadirin. Dunia berguncang apalagi dilanjutkan dengan disampaikannya konsep PANCASILA kepada PBB. ‘JLEEB !
Kalau pun tidak dilakukan sebagaimana orasi Presiden Sukarno, Kembali, Presiden Jokowi ‘menasehati’ PBB , hal ini disampaikan saat memberikan pidato virtual di Sidang Majelis Umum ke-76 PBB, Rabu 22 September waktu New York atau Kamis 23 September 2021, berikut ‘nasehat beliau, Ahahaha…
1.Pertama, Kita (masyarakat dunia) harus memberikan harapan bahwa pandemi covid-19 akan bisa tertangani dengan cepat adil dan merata. kita tahu bahwa ‘no one is safe until everybody is’, Kemampuan dan kecepatan antar negara dalam menangani covid-19, termasuk vaksinasi politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terjadi. Hal ini harus bisa kita selesaikan dengan langkah-langkah nyata,”, ‘JLEEBB..
Diperlukan semangat menata ulang arsitektur ketahanan Kesehatan, global security system. Mekanisme baru untuk penggalangan sumber daya kesehatan. ini termasuk pendanaan, vaksin, obat-obatan alat-alat kesehatan dan tenaga kesehatan secara cepat dan merata di seluruh negara.
Diperlukan standarisasi protokol kesehatan global dalam hal aktivitas lintas batas negara, misalnya perihal kriteria vaksinasi, hasil tes maupun status kesehatan lainnya.
2.Kedua, pemulihan perekonomian global hanya bisa berlangsung jika pandemi terkendali dan antar negara bisa bekerjasama dan saling membantu untuk pemulihan ekonomi. Indonesia dan negara berkembang lainnya membuka pintu seluas-luasnya untuk investasi yang berkualitas yaitu yang membuka banyak kesempatan kerja, transfer teknologi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan berkelanjutan. ‘JLEEB !!
3.Ketiga, komitmen Indonesia terhadap ketahanan iklim pembangunan yang rendah karbon serta teknologi hijau sudah jelas dan tegas. Tetapi, proses transformasi energi dan teknologi tersebut harus memfasilitasi negara berkembang untuk ikut dalam pengembangan industri dan menjadi produsen teknologi. Pandemi covid-19 mengingatkan kita tentang pentingnya penyebaran sentra produksi vaksin di dunia banyak negara. ‘JLEEB !!
4.Keempat, kita harus tetap serius melawan intoleransi, konflik, terorisme dan perang, perdamaian dalam keberagaman. Jaminan hak perempuan dan kelompok minoritas juga harus ditegakan,Masalah mengenai praktek kekerasan dan perempuan yang termarjinalisasi di Afghanistan, kemerdekaan Palestina yang semakin jauh dari harapan serta krisis politik di Myanmar harus menjadi konsensus kita bersama. ‘JLEEB !
Ketika pemimpin ASEAN bertemu di Jakarta lalu, telah menghasilkan 5 poin konsensus yang implementasinya itu membutuhkan komitmen militer Myanmar. Harapan besar dari komunitas dunia harus dijawab dengan langkah nyata dengan hasil yang jelas. Inilah yang kewajiban yang ditunggu masyarakat dunia. Itulah kewajiban untuk memberikan harapan masa depan dunia.
Mulai 2022 Indonesia akan memegang presidensi G20 dengan tema besar ‘recover together, recover stronger’,” Indonesia akan berupaya G20 dapat bekerja untuk kepentingan semua. Untuk negara maju dan negara berkembang , utara dan selatan ,negara besar dan kecil, negara kepulauan dan pulau-pulau kecil di Pasifik serta kelompok rentan yang harus diprioritaskan.
Inklusivitas yang prioritas utama kepemimpinan Indonesia adalah membuktikan ‘no one left behind’, ekonomi hijau dan berkelanjutan juga akan menjadi prioritas. Indonesia strategis dalam isu perubahan iklim. Untuk itulah Indonesia terus bekerja memenuhi komitmen yang sudah disepakati.
Dalam tatanan Global Indonesia ingin mengembangkan burden sharing, berbagi beban hadapi agenda sama dunia yang sangat berat Indonesia kembali menyampaikan harapan dan dukungannya terhadap multi lateralisme.
Sudah mendesak bagi kita untuk mengawal multilateralisme yang efektif dengan kerja dan hasil yang konkret“Let us work together, to recover together, revocer stronger,” ‘JLEEB !
Selain nasehat, Presiden Jokowi seolah meminta PBB ‘bercermin
Ahahaha..
(Red-01/Foto.ist)
Be the first to comment