
KASUS KLISE TOL CIJAGO ,’IKAN SEPAT, IKAN GABUS’
Koranjokowi.com, Kota Depok Jabar :
Dari data yang kami himpun, Pengerjaan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) sudah memasuki seksi 3 yang menghubungkan Kukusan – Cinere (Kota Depok), yang berketrusan dengan akses tol Jagorawi langsung ke Cinere, Depok, Kunciran hingga Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu juga akan menghubungkan ke Tol Depok-Antsari dan Tol TB Simatupang.
Sejak awal Presiden Jokowi demikian fokus atas proyek ini karena termasuk dalam Proyek Strategis Nasional yang mempunyai target selesai Oktober 2022 , sebelumnya direncanakan dapat dipergunakan untuk kebutuhan ‘mudik tahun 2022 (?), namun buktinya baru selesai 48,997%
Seksi 3 jalan tol ini menghubungkan Kukusan – Cinere dan membentang sepanjang 5,44 km. Jalan Tol Cijago Seksi 3 melengkapi 2 seksi Jalan Tol Cijago sebelumnya, yaitu Seksi 1 Jagorawi–Raya Bogor sepanjang 3,7 km yang beroperasi penuh sejak tahun 2012, dan Seksi 2 Raya Bogor–Kukusan sepanjang 5,5 km beroperasi sejak awal tahun 2020.
TLKJ selaku investor dan pengelola jalan Tol Cijago, yang memperoleh konsesi tol ini dari pemerintah sejak tahun 2010, sedang berupaya menyelesaikan dan melakukan percepatan pembangunan seksi 3 tersebut.
Jalan Tol Cijago merupakan bagian dari Jalan Tol JORR II terdiri atas ruas Cengkareng–Kunciran (14,2 km), Kunciran–Serpong (11,2 km), Serpong–Cinere (10,1 km), Cinere–Jagorawi (14,6 km), Cimanggis–Cibitung (25,4 km), Cibitung–Cilincing (33,9 km), dan akses Tanjung Priok (12,1 km).
Salah satu hambatan tidak tercapainya target ini yaitu ‘klise’, seperti terjadi ditempat lain yaitu pembebasan lahan sengketa dan wakaf.
Saat ditanyakan kepada Pimp.Umum/Redaksi Koranjokowi.com melalui seluler (27/4), Arief P.Suwendi menjawab. “Itulah realitanya, dibilang klasik ya klasik, saya tidak tahu sejauh mana kordinasi antara Kementerian, instansi dan pemda sekitar proyek. Ini kan tidak bisa dikait-kaitkan dengan adanya program PTSL atau program reforma agraria lainnya. Saya lupa itu tahun berapa, yang jelas Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) pernah merilis bahwa ada 189 isu yang dilaporkan dalam penyediaan 223 proyek dan 3 program. Dari total isu yang dilaporkan, sebanyak 26% diantaranya merupakan isu perencanaan dan penyiapan. Kemudian, isu pembebasan lahan sebesar 31%, isu pendanaan 13%, isu pelaksanaan konstruksi 17%, dan isu perizinan sebanyak 13%. Berarti kasus pembebasan lahan itu kan kasus klise dari tahun ke tahun, dari proyek ke proyek lain”, jawab pimpinan.
Ditambahkan pimpinan, salah satu kasus ‘klise ini pernah viral tahun 2021 kasus tanah ibu Suharlin Lilin Harlini pemilik lahan 2.000 meter persegi sejak 2001 di kawasan Kecamatan Limo, Kota Depok. Seiring berjalannya waktu, saat akan pembebasan Tol Cijago dirinya mendapatkan kabar bahwa tanahnya bermasalah.
“Anehnya ketika proses pembayaran Tol Cijago berlangsung pada awal tahun ini di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Depok, mendapatkan kabar tanah saya bermasalah,” ujar Lilin saat itu yang ditirukan pimpinan, bahkan BPN mengatakan tanahnya tidak bisa dibayarkan karena status tanah miliknya tumpang tindih atau overlap dengan sertifikat milik PT Artha CP.
Lucunya, saat Menteri PUPR – Basuki Hadimuljono meresmikan proyek pembangunan Tol Cijago Seksi III, di Kota Depok pada Jumat 28 Mei 2021 lalu, beliau mengatakan ini tol yang dikerjakan 10 tahun untuk panjang 14,64 kilometer, dengan alokasi anggaran Rp 3,2 triliun. Yang katanya belum termasuk biaya pembebasan lahan ini kepada media hanya berkata,
“Ikan sepat ikan gabus, lebih cepat lebih bagus,”
Ahahahaha….
(Red-01/Maruli/Saor/Foto.ist)
Lainnya,
Be the first to comment