PERAN BUKU CATATAN MERAH GUNTUR SUKARNO PUTRA
BAGI BANGSA & NEGARA BESAR INI
Koranjokowi.com, Jakarta :
Kemarin ( 19 Oktober 2022 ), Saya, selaku Staf Khusus Koranjokowi.com Prov. DKI Jakarta, hadir sebagaimana perintah Pimp.Umum/Redaksi – Arief P.Suwendi di acara Peluncuran“Buku Catatan merah dari Putera Bung Karno jilid ketiga dari Guntur Sukarno Putra. Dari kisah pengalaman hidupnya terjun berorganisasi , Mas To sapaan akrab Guntur Sukarno Putra rupanya pernah menjadi Ketua DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Salah satu organisasi Mahasiswa ekstra kampus yang terdapat hampir di seluruh Indonesia, terutama kota atau kabupaten yang memiliki perguruan tinggi. Bahkan ayah kandung PimRed, alm.HMU.Suwendi bagian dari itu , khusus menggarap masa Tukang Beca se-kota Bandung melalui jaringan Mahasiswa ITB-nya sekitar thn.1960-1970-an lalu, dsb.
GMNI berdiri pada 23 Maret 1954 di Surabaya (gagasannya lahir di Jakarta). GMNI merupakan organisasi hasil dari penggabungan atau peleburan (fusi) dari tiga organisasi mahasiswa yang telah berdiri sebelumnya
yakni; Gerakan Mahasiswa Marhaen (berbasis di Yogyakarta), Gerakan Mahasiswa Merdeka (berbasis di Surabaya), dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (berbasis di Jakarta).
Saya jadi teringat keterlibatan saya di organisasi Gerakan siswa Nasional Indonesia
(GSNI) tingkat Pelajar SMP/SMA yang garis perjuangan nya kurang lebih sama hanya tingkatannya berbeda, waktu itu saya baru kelas dua SMP Negeri Bakaljulu desa Bakaljulu, pada tahun 1965 (jelang Meletus G.30
S PKI-red). Disaat itulah terjadi Kamis kelabu, ‘penganiayaan yang hampir serupa kemudian ‘ dengan G30S/PKI di Jakarta dimana mayatnya dibuang ke kali. Yang kami saksikan dengan mata kepala sendiri, sehingga
orangtua kami kalang kabut datang menjemput kami ke TKP dimana tempat kami sedang dilantik. Saat itu kami belum fokus ke organisasi karena konsenterasi membantu orangtua bekeja di kebon kopi milik
orangtua.
Saya menjadi salah seorang pengurus GSNI. Yang pelantikan nya di Kota Kabupaten Sidikalang. GSNI adalah organisasi beraliran nasionalis yang berazaskan Marhaenisme, organisasi kesiswaan ini setia mengawal ajaran Bung Karno yaitu Marhaenisme. Organisasi kesiswaan yang lahir 2 Januari 1959 ini pada sejarahnya merupakan gabungan Gerakan Siswa Nasional (GSN) yang berpusat di Surabaya dan Ikatan Pelajar Nasional Indonesia
(IPNI) yag berpusat di Jogjakarta. GSNI itu merupakan satu wadah bagi pelajar untuk belajar secara akademis maupun non-akademis, belajar bersosialisasi kepada masyarakat, sosial politik, sosial ekonomi, kebudayaan serta wadah untuk membina rasa persatuan, kesatuan, kebhineka-an, kecintaan terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila.
GSNI mempunyai semangat untuk mempersatukan para pelajar Indonesia bersama kekuatan generasi muda yang lain untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.Waktu pelantikan tersebut, kami berikrar
1. Setia serta mejungjung tinggi cita-cita bangsa dan negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Proklamasi 17
Agustus 1945
2. Setia kepada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
3. Patuh dan disipiln terhadap organisasi
Guntur Sukarno Putra yang menjadi salah seorang fumgsionaris di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia,bahkan pernah menjadi juru Kampanye Nasional di PNI Marhaen mempunyai konstituen jutaan orang. Seyogianya mas TO terjun ke Partai Pastilah duduk di Legislatif, bahkan mungkin menjadi kabinet yang duduk di
kabinet KIB,yang dipimpin Ir.Joko Widodo yang se irama dan penganut Ideologi Pancasila dan menghindari faham Khilafah dan faham lainnya yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila .
Mudah- mudahan buku Guntur “Catatan merah” yang diluncurkan pada 19 Oktober 2022 lalu bermanfaat bagi banyak orang terutama kaum milenial dan mewarisi sepak terjangnya terutama membumikan dan mengimplementasikannya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(Ring-o/Foto.ist)
Lainnya,
Be the first to comment