PRABU SILIWANGI RAJA PAJAJARAN TOLERAN & ISLAMI.

PRABU SILIWANGI RAJA PAJAJARAN TOLERAN & ISLAMI.

Koranjokowi.com, OPINi:

Prabu Siliwangi atau Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja adalah sosok pemimpin Kerajaan Pajajaran yang memiliki corak Hindu sejak 1482 -1521 Masehi. Prabu Siliwangi lahir di Kawali Galuh, atau sekarang Ciamis, pada 1401.

Kakeknya adalah Prabu Wangi/Niskala Wastukancana raja Kerajaan Sunda-Galuh tahun 1371 – 1475, memiliki seorang anak bernama Prabu Dewa Niskala , yang kemudian menggantikan ayahnya jadi raja dari tahun 1475 – 1482 . Dan Rahiyang ini memiliki anak bernama Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi) yang menggabungkan kerajaan Sunda-Galuh menjadi kerajaan PAJAJARAN thn.1482 -1521 Masehi .

Saat remaja nama Prabu Siliwangi adalah PAMANAH RASA, satu kebiasaannya sejak kecil masih bernama JAYADEWATA – yaitu gemar mencari ilmu digjaya . Hingga suatu waktu di usia 22 thn, dalam perjalanan berkelana mencari guru digjaya sampailah di (sekarang) Karawang dan mendengar suara merdu yang dianggap saat itu sedang bersenandung, padahal dia sedang mengaji.

Sontak dia pun mencari asal suara itu, dan bertemulah dengan perempuan cantik bernama NYAI SUBANG LARANG sedang mengaji disebuah surau milik ulama besar bernama Syekh Quro, penyebar Islam di daerah Karawang dan sekitarnya. Adapun Subang Larang adalah putri Ki Gedeng Tapa ulama besar asal Muara Jati Cirebon

Ada sumber menyebut Syeikh Quro /Syekh Hasanuddin atau Syekh Mursahadatillah adalah sahabat dekat Laksamana Cheng Ho yang datang ke Pelabuhan Cirebon thn.1405 lalu.

Singkat ceritera Prabu Siliwangi ingin menikahi Subang Larang, “Masuk Islam dulu kata Nyai Subang Larang,” pintanya, dan langsung dipenuhi oleh Prabu Siliwangi untuk memeluk agama Islam. Mereka pun menikah dalam Islam, membaca syahadat terlebih dahulu dimana semua prosesi itu dipimpin oleh Syeikh Quro. Kemudian melahirkan 3 anak; Pangeran Walangsungsang thn.1423, Nyai Rara Santang thn.1426 dan Raden Kian Santang thn.1427.

Maka bagaimana bisa jika banyak tulisan yang menyebut jika Prabu Siliwangi masih beragama Hindu sebagaimana orang tua dan leluhurnya. Kemudian bagaimana bisa jika cucunya, Sunan Gunung Jati (Sayyid Al-Kamil) salah satu Wali Songo – putra dari pasangan Nyai Rara Santang & Syarif Abdullah Umdatuddin Sultan Pertama Kesultanan Champa dikatakan memusuhi kakeknya (Prabu Siliwangi) karena tidak mau masuk Islam.

Bagi saya, Prabu Siliwangi adalah sosok besar yang berjasa mendukung berkembangnya dakwah Islam itu sendiri dengan prilaku toleran. Karena beliau membolehkan anak-anaknya dan rakyatnya untuk memeluk agama Islam. Itu salah satu sifat kenegarawanan, demokratis. Prabu Siliwangi dan Pajajaran mewariskan sifat toleran sebagai implementasi dari Silih Asah, Asih & Asuh.

(Red-01/foto.ist)