Endang Ruwaliyana dan Een H.Prayuda koresponden provinsi Lampung melaporkan memang benar ada jembatan yang jaraknya +/- 500 meter menuju gerbang Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kab. Lampung Timur memang ‘rubuh alias amblas !
“Ngeri bang, memang Itu jembatan kecil, lebar 6 meter, panjang 2 meteran. Ini tidak diperbaiki sejak sebelum Ramadhan, informasinya pun berbeda. Sebagian warga menyebut karena banjir, sebagian lagi menyebut karena kerap dilalui R4 yang tonasenya over, idealnya jembatan Itu memakai besi 12 dan penyangga. Ini ‘blas, ‘nggak ada bang. Bahkan seorang warga menyebut jika tidak lama lagi jalan sekitar akan dihotmix lagi. Sayangnya ini hari libur, Hari Minggu. Kami tidak bisa cross-check ke Kades atau Camat setempat”, kata Endang melalui seluler (19/7)
Endang menambahkan, disatu sisi TNWK saat ini sedang ‘lockdown, tidak terbayang bagaimana jadinya jika dalam keadaan normal, bukankah banyak bis Pariwisata yang kerap kesana. “Masa mereka harus masuk masuk jalan kecil kampung?, jika TNWK , Desa atau kecamatan tidak ada dana untuk segera memperbaiki kemarin kemarin, bukankah DinasPUPR kabupaten, provinsi atau pusat bisa menangani?, Ini soal keinginan melayani dan kualitas terbaik pejabat publik yang terkait disana, sederhana kok”
Kata Een, Taman Nasional Way Kambas (TNWK) adalah taman nasional perlindungan gajah yang terletak di daerah Lampung tepatnya di Kecamatan Labuhan Ratu, Kab. Lampung Timur. Luasnya sekitar 1.300 hektar.
TNWK berdiri pada tahun 1985, merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia. Dengan nama awal Pusat Latihan Gajah (PLG) namun semenjak beberapa tahun terakhir ini namanya berubah menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang diharapkan mampu menjadi pusat konservasi gajah dalam penjinakan, pelatihan, perkembangbiakan dan konservasi. Hingga sekarang PKG ini telah melatih sekitar 300 ekor gajah yang sudah disebar ke seluruh penjuru Tanah Air.
“Kepada Redaksi koranJokowi.com, mohon jangan sampaikan masalah ini kepada Presiden Ir.H.Joko Widodo. Yang jelas jembatan Itu rubuh bukan karena Gajah, bang !”, tutup Een, diamini Endang. Kami pun tertawa ‘ngakak tanpa harus guling guling. Ahahaha..
Be the first to comment