AHOK CALON MENTERI ESDM 2020-2024 ?
KoranJokowi.com, Bandung: Karir Basuki Tjahaja Purnama, M.M.(Ahok) terus melejit, Putra daerah Manggar, Belitung Timur, yang lahir 29 Juni 1966 lalu dan Pemilik zodiak Cancer ini ; telah belajar banyak saat menjabat Gubernur DKI Jakarta 19 November 2014 – 9 Mei 2017. Kerasnya Jakarta bukan lagi ceritera, tapi realita.
Benar, banyak hal yang Ahok dapatkan di ‘Brimob sana hingga ber-akhirnya masa tahanan ( 9 Mei 2017 – 24 Januari 2019), Dan telah banyak membawa Perubahan kepadanya, hanya satu yang tidak berubah darinya, RASA CINTA DAN BANGGANYA KEPADA INDONESIA.
Dan tidak mudah kemudian saat Ahok diminta ‘turun – gunung menemani Presiden Jokowi dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM).
Hingga akhirnya luluh dan tanggal 22 November 2019, Ahok pun resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama Pertamina.
AHOK si Cancer dengan jepitannya yang erat, menerima jabatan Itu dengan segala resiko khususnya kepada kelompok Ahok-hatters yang selalu berupaya menjatuhkannya dengan berbagai cara.’Ayee..!
Upaya Ahok berserta jajaran komisaris, Direksi dan Staf Pertamina selama ini cukup ‘gonjreng, karena Pertamina pun menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk daftar Top 500 Fortune Global 2019. Bahkan mengalahkan raksasa e-commerce asal China, Alibaba Grup milik Jack Ma dan raksasa AS, Facebook milik Mark Zuckerberg. ‘Ayee..!
Penilaian ini karena peringkat Pertamina melonjak dari posisi 253 tahun 2018 menjadi peringkat 175 atau naik 78 peringkat.
Alibaba Grup berada di posisi 182 dan Facebook di peringkat 184.
Pencapaian tersebut membuktikan bahwa perusahaan BUMN mampu menjadi perusahaan bergengsi dan disegani, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di mancanegara.
Pertanyaan selanjutnya mengapa ini tidak terjadi saat Ahok belum menjabat disana?, terbukti sekarang Ahok memang Komut Rasa Dirut, Ayee.. !
Pekerjaan rumah Ahok mendatang lainnya dia harus mampu;
1.Menjawab tantangan Presiden Jokowi karena harga gas industri Nasional masih tinggi. Jokowi bahkan sempat ingin berkata kasar karena geram dengan mahalnya harga gas.
Dan, Ahok harus mampu bersaing dengan negara tetangga yang bisa memberikan harga gas terjangkau, seperti Malaysia yang juga produsen gas menetapkan harga gas industri di kisaran 5 dollar AS per juta metrik british thermal unit (MMBTU). Sedangkan kita 5 dollar AS per- MMBTU?, Sementara Thailand yang gasnya impor pun harga gasnya hanya sekitar 8 dollar AS per MMBTU.
2.Presiden Jokowi juga pernah menegur Menteri ESDM Ignatius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno lalu, lantaran ekspor Indonesia dari Januari – Mei 2019 mengalami penurunan sebesar 8,6 % dengan nilai USD 68,46 miliar. Juga Impor Januari-Mei 2019, yang juga turun 9,2 %. “Hati-hati terhadap ini “, kata Jokowi saat Itu.
Kini terhitung April-Juni 2020 (konon) Nilai ekspor migas Nasional Hanya sekitar US$.652,1 juta, turun sekitar 67%. Sedangkan Mei 2019 lalu, nilai ekspor migas tercatat mencapai US$.1,14 miliar. Apakah Covid 19 yang pantas kita salahkan?
“Ahok adalah pekerja keras, masa lalu adalah kenangan, jangan merasa diri selalu paling sempurna. Kedepan, kami ‘menjagokan’ beliau sebagai Menteri ESDM, selain backgroundnya sebagai insinyur alumni Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Trisakti tahun 1990. Juga Ahok bergelar Master Manajemen dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya tahun 1994. Hal lainnya adalah
Anggaran Untuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setiap tahun akan meningkat, seperti tahun 2020 ini sebesar Rp. 6,84 triliun , menaik hingga 10% dari tahun sebelumnya, dan dominan untuk pembangunan fisik. Maka Ahok adalah orang yang tepat untuk menjaganya!?”, demikian Arief P.Suwendi, Kornas Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AKARJOKOWI2013) dan ALWANMI – Aliansi Wartawan Nonmainstream Indonesia saat diminta tanggapan akan hal ini (1/8)
Jimmy Hongrius selaku selaku Sekjend AKARJOKOWI 2013 & ALWANMI menambahkan, “Seperti tahun-tahun sebelumnya, belanja publik fisik di Kementerian ESDM porsinya besar dibandingkan belanja publik non-fisik dan belanja aparatur. Ini yang kita waspadai kedepan”
Dari berbagai sumber disebutkan anggaran Rp.6,8 trilyun Itu 47,1%-nya (Rp 3,22 trilyun) akan digunakan untuk belanja fisik, seperti pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga, konkit nelayan, konkit petani, konversi mitan ke LPG, PLTS Atap, pos pengamatan gunung api, geopark hingga peralatan mitigasi bencana geologi. Dan Ahok paham bagaimana memaksimalkan ya.
Selamat Datang Ahok! (Red)
Be the first to comment