NORMALISASI SALURAN WAY ASAM LAMPUNG BARAT 2020 – 2024, KETAHANAN PANGAN NASIONAL & INTERVENSI PRESIDEN JOKOWI ? – (1)
KoranJokowi.com, Kab. Lampung Barat : Dari berbagai sumber diceritakan bahwa Sejarah Kecamatan Suoh dimulai saat Suoh masih dibawah naungan Kab. Lampung Utara Dan jauh sebelum meletusnya Gunung Ratu (2500 mdpl), pemukiman penduduk atau marga sudah terbentuk, bahkan sudah menjadi pusat pertumbuhan jiwa yang produktif yang tersebar di-13 Marga, al; Karang Agung, Banjar Negeri, Negeri Ratu, Bunga Lote, Bandar Setia dan sebagainya.
Mata pencariaan sehari-hari masyarakat Suoh adalah bertani, berkebun, dan berdagang dengan cara tradisional. Tradisi unik yang dimiliki masyarakat suoh pada waktu itu membakar hasil panennya yang sangat melimpah, untuk ritual menurut kepercayaan masyarakat tersebut. Anehnya lagi, masyarakat Suoh membakar hasil panennya tersebut di bukit Gunung Ratu. Peristiwa pembakaran padi saat itu di sebut ‘’Suwah” artinya bakar. Suwah berasal dari bahasa Lampung. Akibat peristiwa pembakaran hasil panen tersebut, masyarakat menjadikan ajang rutinan.
Dan, ketika transmigrasi dari pulau jawa ke Lampung datang sebelum tahun 1930-an mereka menyebut ‘’Suwah” menjadi “Suoh’’ dalam logat bahasa jawa.
Hingga akhirnya, di tahun 1933 Gunung Ratu yang terletak di Suoh meletus selama 7 hari lamanya dengan kekuatan dahsyat yang mengakibatkan lebih dari 1000 orang tewas
Gunung Ratu selain meluluh-lantakan area sekitar juga kemudian membentuk Danau Suoh, Danau Asam, dan Danau Minyak.
Disaat warga mulai menata kembali kehidupannya, Gunung Ratu kembali meletus ditahun 1949 dan menyemburkan lahar panas. yang kedua kali dan memaksa kembali warga mengungsi dari area disana yang telah dihantui Uap Panas yang dahsyat.
Teman, Warisan Alam bernama Danau Suoh terletak di Dusun Kalibata, Desa Sukamarga, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Kalau pun subur namun Pemda terkait belum optimal dalam pengelolaan atas warisan seluas lebih dari 600 hektar ini. Entah karena rawan sulfur, Zat asam, semburan gas alam, potensi budidaya pisang, jeruk, dsb atau memang Pemda masih ‘malas menggarapnya sedangkan disana potensi lahan non-produktif masih lebih dari 600 hektar.
Di edisi/jilid ke-2 mendatang, kami akan bersilaturahim dengan perwakilan warga desa sekitar danau Suoh yang masih terlelap ‘tidur’ ini sedangkan wilayah sekitar sudah ‘berlari cepat’ dalam menciptakan Ketahanan pangannya dan optimalisasi sektor Agrowisatanya.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11).
Ayo, Suoh kamu bisa !
–BERSAMBUNG–
2 Trackbacks / Pingbacks