PAK JOKOWI, MIMPI WARGA KECAMATAN SUOH LAMPUNG BARAT ANTARA POTENSI WISATA DANAU DAN NORMALISASI WAY ASAM MAU SAMPAI KAPAN ?
KoranJokowi.com, Lampung Barat : Dari laporan wartawan KoranJokowi.com kab.Lampung Barat (Lambar) , Asep Hermawan dan Sugihartono.
POTENSI WISATA DANAU SUOH
Kata mereka, selain Danau Ranau yang terkenal, Kab.Lambar masih memiliki satu lagi danau yang sengaja menjadi tujuan wisata populer, yaitu Danau Suoh. “Ada beberapa alternatif jalan menuju kesana, baik melalui kecamatan Batu Brak atau kecamatan Sekincau dengan waktu sekitar 4 jam perjalanan dari ibu kota Liwa. Kita bisa menikmati Alam yang demikian Indah, kalau pun fasilitas jalannya masih harus terus diperbaiki”, kata Asep melalui seluler (15/9)
Sugihartono atau Tono menambahkan, Danau Suoh menawarkan petualangan aman yang tidak akan terlupakan. Akses ke situs ini cukup menantang sehingga sangat diperlukan bagi kita yang ingin mencapai danau untuk menggunakan kendaraan yang sesuai seperti mobil offroad atau sepeda motor trail, pokoknya Persiapan kendaraan harus maksimal”
Menurut Asep dan Tono lagi, di daerah Danau Suoh ada tiga danau tempat air bisa berubah warna. Sementara itu, tidak jauh dari kawasan danau wisatawan dapat melihat fenomena alam yang menarik dalam bentuk sumber panas bumi.
Teman, Danau Suoh terletak di dusun Kalibata, Desa Sukamarga, Kecamatan Suoh, sekitar 250 kilometer dari Bandar Lampung atau 40 kilometer dari kota Liwa. Untuk mencapai tempat ini yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dapat dicapai melalui beberapa Rute sebagaimana dibahas diatas. Rute pertama diambil dari Tanggamus melalui Kecamatan Wonosobo sejauh 60 kilometer. Sementara itu, rute lain ditempuh melalui Kecamatan Sekicau atau Batu Brak.
Area Danau Suoh adalah “kompleks” yang terdiri dari empat danau, yaitu: Danau Asam, Danau Minya, Danau Belibis, dan Danau Lebar. Nama-nama dilaporkan diambil dari kondisi di sekitar danau. Misalnya, nama yang diberikan ke danau Asam adalah karena air danau rasanya sangat asam. Sekitar 300 meter di sebelah selatan danau ada danau minyak yang permukaan airnya seperti minyak mengambang. Selanjutnya, nama Danau Belibis diambil dari kawanan belibis yang datang untuk mencari ikan. Kondisi Danau Belibis tidak terpelihara dan ditumbuhi rumput liar di sekitar danau. Sementara itu, Danau Lebar tidak dikenal untuk arti atau kondisi.
Selain danau, di wilayah Suoh juga ada energi panas bumi yang cukup besar dan jika dikelola dengan baik dapat dikembangkan sebagai objek wisata dan potensi sumber energi baru di Lampung Barat. Lokasinya berada di bawah gunung, area antara hutan dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Di tempat ini ada puluhan lubang seukuran kolam yang mengeluarkan gelembung seperti udara mendidih dan ketika mencapai permukaan akan mengeluarkan suara dan asap dan baunya seperti belerang. Oleh masyarakat setempat lubang-lubang itu diberi nama Keramikan, Pasirkunig, Gunung Goyang, yang dilindungi dan diberi penghalang dengan kayu sehingga tidak terinjak oleh pengunjung.
Potensi Danau Suoh memang menjanjikan namun semua Itu menjadi sia – sia karena infrastruktur jalan belumlah maksimal, hal ini dapat saya simpulkan setelah melihat video dan foto foto yang dikirimkan Asep dan Tono.
Entah kapan mimpi warga disana terealisasi sedangkan Pilgub dan Pilbup akan datang lagi, yang sarat janji,haruskah Presiden Jokowi Juga yang kesana dan membereskannya ?, Ahahah…
PEKERJAAN RUMAH NORMALISASI WAY ASAM SAMPAI KAPAN?
Kawasan perkebunan warga yang terletak berdekatan dengan way asam di desa Sukamarga dan desa Ringin sari kecamatan Suoh kab.Lambar, kerap kali menyisakan cerita luka pedih apabila musim penghujan tiba, sebab letak way asam yang berdekatan dengan perkebunan warga selalu meluap apabila musim penghujan tiba, imbasnya keperkebunan warga jika terendam air dari way asam yang mengandung keasaman yang cukup tinggi sehingga menyebabkan tanaman warga menguning dan mati.
Hal lainnya, ketika musim penghujan tiba petani hanya bisa pasrah melihat kehendak alam sebab air yang menggenangi perkebunan mereka tidak akan surut sampai musim kematau tiba, Dan sejauh ini belum ada upaya serius dari pihak terkait untuk melakukan Normalisasi Way Asam tersebut dikarenakan anggaran pemerintah daerah yang tidak mencukupi, petani Dan seluruh warga disana pun hanya mimpi dan bisa menunggu keajaiban dan berharap kepedulian pemerintah pusat akan permasalahan mereka.
Sebenarnya permasalahan paling mendasarnya adalah Normalisasi Way asam, ketika way asam sudah dinormalisasi maka selesailah sudah permasalahan petani di sekitar way asam ujar Agus alfian salah satu petani yg berhasil kami temui di lokasi perkebunanya.
Sedangkan menurut Pratin Desa Ringin Sari, Nurkholis, yang kami temui di kediamanya pada hari minggu (13/9) menjelaskan ada banyak lahan perkebunan yang bisa digarap di sekitaran way asam jika sungai tersebut sudah di Normalisasi, artinya masih banyak terdapat lahan tidur yg belum termanfaatkan oleh warga akibat masih terendam luapan way asam.
“Jika memang perlu maka kami nantikan kehadiran bapak Presiden Jokowi langsung kesana, sehingga ke-2 hal diatas akan cepat diselesaikan. Apalagi warga kecamatan Suoh adalah pemilih beliau baik Pilpres 2014 dan 2019 Lalu, tolong sampaikan ini bang melalui Kantor STAF PRESIDEN, Menteri PUPR, Menteri Pertanian, Gubernur Lampung, Bupati Lambar Dan semua pihak terkait atas hal diatas”, tutup Een H. Prayuda, Aliansi Wartawan Nonmainstream Indonesia (ALWANMI) Korprov. Lampung. (Red-01/foto.ist)
1 Trackback / Pingback