SOEHARTO DISEMPROT NASUTION DAN AHMAD YANI, APAKAH HOAKS ?
KoranJokowi.com, Jakarta : Awalnya dimulai saat saya sedang duduk disebuah coffe-shop Bukit Bintang, Bekasi. Seorang bapak tua duduk didepan meja saya, kami sama sama ‘buang diri’ dari dalam ruangan karena ‘smoker, jadi memilih duduk diteras saja.
Tanpa berkenalan lebih awal, bapak yang kemudian bernama Ahsani Itu sudah menyeret saya bicara tentang banyak hal dari soal Covid 19, Pro-Kontra KAMI, Jakarta akan terkena Banjir musiman, dsb.
Hingga ada beberapa hal menarik yang saya baru dengar, yaitu :
✓Pada 1959, Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Pangdam Diponegoro dipecat oleh Jenderal Abdul Haris Nasution dengan tidak hormat, karena Soeharto telah menggunakan institusi militernya untuk mengumpulkan uang dari perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah.
Soeharto kala itu juga ketahuan ikut kegiatan ilegal berupa penyelundupan gula dan kapuk bersama Bob Hasan dan Liem Sioe Liong. Untuk memperlancar penyelundupan ini, didirikan perusahaan perkapalan yang dikendalikan Bob Hasan.
Konon, dalam menjalankan bisnis haramnya ini, Bob menggunakan kapal-kapal ‘Indonesian Overseas’ milik C.M. Chow. Mungkin, sejarah nyata pemecatan dengan tidak hormat inilah yang bisa jadi mirip “kutukan” jika suatu saat dinastinya masuk kembali ke dalam kemiliteran, akan dipecat dengan tidak hormat pula.
✓Soeharto, Berkomplot Dengan Agen Ganda Jepang – Cina
Dalam beberapa sumber, tersebut seseorang bernama C.M. Chow ,Dia adalah ‘agen ganda’ atau double agent. Pada tahun 1950 dia menjadi agen rahasia militer Jepang yang bertugas di Shanghai, Cina. Tapi dia pun kepanjangan tangan Mao Tse Tung atau dikenal pula sebagai Mao Zedong, adalah seorang tokoh filsuf dan pendiri negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
TemanMao Tse Tung atau Mao Zedong, adalah salah satu tokoh terpenting dalam sejarah modern Tiongkok. Kala itu C.M. Chow merupakan kepanjangan tangan Mao dalam merekrut Cina perantauan dari orang Jepang, ke dalam jaringan komunis Asia.
Pada 1943, Chow ditugasi Jepang ke Jakarta. Ketika Jepang hengkang dari Indonesia, Chow tetap di Jakarta dan membuka usaha perkapalan pertama di negeri ini.
Chow bukan saja membina warga negara Cina di Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun juga di Sumatera dan Sulawesi.
Salah satu binaannya adalah ayah Eddy Tansil dan Hendra Rahardja yang bermarga Tan. Tan merupakan ‘sleeping agent’ Mao di Indonesia Timur.
Kemudian pada pertengahan 1980-an, Hendra Rahardja dan Liem Sioe Liong mendirikan sejumlah pabrik di Fujian, Cina. Bapak ini kemudian menyebut judul buku Siapa Sebenarnya Suharto; Eros Djarot; 2006.
✓Jenderal A.H. Nasution yang akrab disapa “Pak Nas”, pada kala itu sangat marah sehingga ingin memecat Soeharto dari Angkatan Darat dan menyeretnya ke Mahkamah Militer, namun atas desakan Gatot Subroto, Soeharto dibebaskan dan akhirnya dikirim ke SSKAD (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat).
SOEHARTO & AHMAD YANI – 1
Selain Nasution, Yani juga marah atas ulah Soeharto dan di kemudian hari mencoret nama Soeharto dari daftar peserta pelatihan di SSKAD (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat), yang mana hal ini membuat Soeharto dendam sekali terhadap Yani. Terlebih Amad Yani adalah anak kesayangan Bung Karno.
SOEHARTO & AHMAD YANI -2
Kemudian, Kolonel Pranoto Rekso Samoedro diangkat sebagai Pangdam Diponegoro menggantikan Soeharto.
Pranoto, sang perwira ‘santri’, menarik kembali semua fasilitas milik Kodam Diponegoro yang dipinjamkan Suharto kepada para pengusaha Cina untuk kepentingan pribadinya.
Soeharto sangat sakit hati dan dendam terhadap Pranoto, juga terhadap Nasution dan Yani.
Teman,
Hampir 15 menit kami disana, hingga salah satu anak gadis saya mengingatkan bahwa kami masih ada acara lain, kami pun pamitan tanpa wajib bertukar minor seluler
“Saya tahu mas adalah Wartawan, karena tadi saya lihat ada id-pers digantungan spion dalam mobil,saya kebetulan Parkir disebelah anda. Maka silahkan anda simpulkan sendiri atas semua ceritera diatas, apakah hoaks atau tidak”, kemudian bapak Itu pamit. ‘Lagh…(Red-01/Foto.ist)
Be the first to comment