“ROEMAH RAKDJAT PARTUKKOAN” DESA SUNGAI RAYA  AKAN MENJADI PILOT PROJECT SELURUH DESA DI KAB. DAIRI, SUMATERA UTARA. “AMIN”

“ROEMAH RAKDJAT PARTUKKOAN” DESA SUNGAI RAYA  AKAN MENJADI PILOT PROJECT SELURUH DESA DI KAB. DAIRI, SUMATERA UTARA. “AMIN”

KoranJokowi.com, Sumatera Utara : Jika selama ini KoranJokowi.com telah menampilkan potensi Parekraf Paguyuban Petani Suoh – Kab. Lampung Barat, Watu Ambal Park – Kab. Temanggung Jawa Tengah , Kampoeng Seni Desa Trisinar Kab. Lampung Timur dan Taman Wisata Terpadu ‘Wonosari Indah’ Kec.Sekampung, Kab. Lampung Timur. Maka kali  ini redaksi merasa perlu ‘memperkenalkan’  kiriman / pengajuan dari Sumatera Utara tepatnya dari Desa Sungai Raya, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kabupaten Dairi.

Konsep yang mereka ajukan adalah ROEMAH RAKDJAT PARTUKKOAN, dimana menurut Kepala Desa Sungairaya – Luat D. Simanullang bangunan ini awalnya adalah bangunan KUD ‘Mandiri’ yang dikelola oleh Jamuara Simanullang dan jajarannya dan berdiri diatas lahan sekitar > 512 meter persegi yang kemudian diserah-terimakan pengelolaannya kepada Kades untuk pembangunan ROEMAH RAKDJAT PARTUKKOAN mendatang.

Pembangunan ROEMAH RAKDJAT PARTUKKOAN kedepan akan mempunyai nilai tersendiri selain sebagai Pusat Wisata, Pemberdayaan SDM & Edukasi adalah juga sebagai simbol  dan semangat  positip warga desa yang tersendirinya akan menjadi magnit positip untuk siapapun sebagaimana sila ke-III & Ke-4 Pancasila tentang Persatuan Indonesia & Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan perwakilan

“Horas, ..njuah, njuah. Demi Tuhan kelak, di ROEMAH RAKDJAT PARTUKKOAN ini akan dibangun pendopo adat Pakpak Bharat seluas 135 meter persegi, dimana akan menjadi pusat silaturahmi warga desa khususnya dalam pelestarian seni budaya lokal dan pemberdayaan ekonomi warga desa. Lainnya akan dibangun sekitar 7 kios (3X4M) yang akan di-isi oleh TP.PKK, Karang Taruna, dsb yang menjual produk warga desa. Juga akan ada joglo sejenis ‘workshop’ untuk Diklat budidaya pohon aren, pangkas rambut, pembuatan perkakas kesenian tradisional khususnya etnis Pakpak Bharat, ternak 1000 ekor ayam,dsb. Ini memang memang konsep padu-padan, kami juga berharap akan banyak tenaga kerja lokal yang terserap. Semoga ini akan menjadi ‘pilot-project untuk desa – desa di Kab. Dairi dan sekitarnya”, demikian Kades Simanullang kepada KoranJokowi.com

“Program Kemenparekraf  RI khususnya dari Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, cq.Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur tentang Bantuan Pemerintah atas Revitalisasi Infrastuktur Ruang Fisik  Kreatif  melalui KoranJokowi.com ini ibarat berkat Tuhan, maka kemudian kami sampaikan kepada beberapa desa, namun banyak yang ‘menyepelekan’ dengan berbagai alasan, hanya Desa Sungai Raya yang menanggapinya. Maka kami pun berkirim permohonan atau proposal  kepada Kemenparekraf  RI termasukk kepada Presiden Ir. H. Joko Widodo melalui Kantor Staf Presiden RI dengan No.surat :  140/ 460 tanggal. 12 November  2020 akan rencana permohonan pembangunan ROEMAH RAKDJAT PARTUKKOAN ini ,

semoga permohonan ini dikabulkan karena akan menjadi ‘warisan’ untuk Desa Sungai Raya khususnya pembuktian kepada warga desa jika Presiden Jokowi tidak melulu sibuk mengurus Kawasan Danau Toba saja, juga memperhatikan pemberdayaan seni budaya & ekonomi  desa – desa yang jauh dari sana, kkhususnya di Desa Sungai Raya ini yang merindukan kehadiran beliau”, demikian Delon Sinaga wartawan KoranJokowi.com  Kab. Dairi yang juga pembina rencana pembangunan ROEMAH RAKDJAT PARTUKKOAN.

“Revitalisasi dalam pemikiran kami, adalah bangunan baru, sehingga bangunan lama akan otomatis dibongkar, dan ini sudah disetujui oleh Jamuara Simanullang dan jajarannya serta warga desa Sungai Raya. Kami tidak akan pernah berhenti berdoa kiranya pengajuan pembangunan ROEMAH RAKDJAT PARTUKKOAN senilai Rp. 1,739 milyar ini akan segera terkabulkan,amin. Adapun penggunaan ejaan lama RAKDJAT ini hanya membuktikan bahwa kami sangat menghormati para pejuang dan pahlawan nasional, disatu sisi nilai komersilnya cukup mengena di jaman modern ini yang nota-bene ‘melupakan’ sejarah, ahahah”, tutup Kades Luat D.Simanullang.

Atas hal diatas, saya menjadi teringat pantun, “Mula Enggo Meridi Taptap Mo”, Kalau sudah mandi harus basah; ini mengatakan, apabila mengerjakan sesuatu haruslah diselesaikan sampai selesai atau tuntas. ‘Mainkan, Inshaa Allah (Red-01/Foto.ist)

sebelumnya,

https://koranjokowi.com/2020/11/07/3126/

https://koranjokowi.com/2020/11/17/watu-ambal-park-temanggung-jateng-akan-diresmikan-presiden-jokowi-kapan/

https://koranjokowi.com/2020/11/26/selamat-datang-kampoeng-seni-trisinar-kab-lampung-timur-mainkan/

https://koranjokowi.com/2020/12/06/dibangunnya-taman-wisata-terpadu-wonosari-indah-kec-sekampung-kab-lampung-timur-bukan-karena-suara-presiden-jokowi-di-pilpres-2014-2019-lalu-cukup-tinggi-disana/

Tentang RedaksiKJ 3808 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.