
Buku Diari Kab. Kutai Barat – (4), ” BISNIS COVID 19 DI KAB.KUBAR, UHUY !?”
KoranJokowi.com.Kubar, Kaltim: Ridwai, Ketua Dewan dari PDI-Perjuangan sudah lama tidak ‘sreg atas hasil rapatbersama Kepala dinas Kesehatan Kutai Barat dan Pemerintah, dalam hal ini RSUD Harapan Insan Sendawar (HIS) yang beralasan belum bisa membeli mesin PCR karena ruangan di RSUD ‘tidak ada yang layak’ sebagai laboratorium PCR dan harus membangun gedung baru. Ahahaha…
Akhirnya bersama politisi Partai Gerindra Yahya Marthan dan Sopiansyah dari Partai Amanat Nasional, komandan DPRD Kutai Barat itu lakukan inspeksi mendadak (sidak) ke klinik Permata Husada yang telah memiliki mesin PCR.
Dan, wow….. klinik Permata Husada (Melak ) itu justru hanya bermodal ruangan bekas RUANG BERSALIN untuk memasang mesin PCR. “Kalau kita lihat hanya ukuran 5×4,5 meter itupun dibagi 3 sekat kalau kita ukur mungkin dalam satu sekat itu kurang lebih 1,5 sampai 2 meter saja. Jadi kami berkesimpulan ketika menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri gedung atau ruangan untuk menempatkan mesin PCR, tidak harus seperti yang dijelaskan oleh pihak RSUD Harapan Insan Sendawar ( HIS) Kubar bahwa harus yang permanen, dan mungkin harus menelan biaya 1,5 sampai 2 miliar,” jelas Ridwai saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Klinik Permata Husada yang dikelola dr.Waluyo tersebut. Jumat (06/08/2021).
Dengan kondisi itu akhirnya anggota dewan TIDAK PERCAYA dengan penjelasan RSUD HIS maupun DINKES Kubar.“Artinya penjelasannya itu kurang dapat kita percaya dibuktikan dengan tinjauan kami pada hari ini di klinik Permata Husada,” ungkap Ridwai, Yahya Marthan dan Sopiansyah mewakili 25 anggota dewan.
“Rencana selanjutnya mau gak mau, Dewan merasa HARUS SEGERA melakukan rapat ulang dengan pihak Dinkes maupun RSUD HIS untuk mempercepat pengadaan mesin PCR, tanpa harus menunggu gedung baru “ tegasnya .
“Pokoknya kesimpulannya setelah kami meninjau di klinik Permata Husada ini apakah kami panggil lagi dinas kesehatan dan rumah sakit atau kami yang berkunjung ke sana untuk mendorong mereka sama-sama kita memikirkan gedung yang mana sementara ini kita pakai. Yang penting di dalam lingkungan rumah sakit itu sendiri,”pungkas Ridwai.
Jadi TIDAK SALAH dong ,… kalau H. Achmad Saiful (Acong) Wakil Ketua DPRD Kubar, bertanya-tanya ada apa sebenarnya sih…dibalik semua ini ..?
“Disisi lain sementara itu seluruh Karyawan Perusahaan yang ada di Kutai Barat semua harus cek covid 19 ke Klinik Permata Husada ( Klinik dr.Waluyo). Ada apa sebenarnya,” tanya Acong.
Padahal di Muara Lawa ( lokasi perusahaan ) ada klinik yang juga berijin untuk melayani swab antigen, sementara kalau ke Melak ( Klinik dr waluyo ) harus menempuh waktu 1 jam perjalanan.
Sebagai catatan:
Telah ditemukan sebuah tangkapan layar WhatsApp berisi percakapan oknum perusahaan sawit di Kubar dengan pedagang yang mau berjualan ke kebun dengan mengharuskan swab Antigen ke klinik PERMATA HUSADA milik dokter anggota TIM SATGAS COVID-19 Kutai Barat. —- (namun maaf Pimp.Umum/Redaksi melarang untuk menayangkannya disini, uhuy..)
‘Anak saya bilang, ‘Ampun Dijeh !!
Ahahahaha…
(HeruSG/Foto,ist)
Sebelumnya,
KORBAN COVID 19 DI KAB.KUTAI BARAT SUDAH BERGELIMPANGAN, “BUPATI TIDUR !?” | KORAN JOKOWI
1 Trackback / Pingback