Eco Enzyme di era pandemi Covid 19 – (3), “TIADA HARI TANPA ECO ENZYME”
KoranJokowi.com, Jakarta : Untuk ketiga kalinya saya selaku Staf khusus Koranjokowi.com DKI Jakarta mengangkat artikel tentang Eco Enzyme. yang pertama dibawah judul: Eco Enzyme di era Pandemi Covid-19:` “ Semoga Presiden mendukung”? ( 12 Agustus 2021). Yang kedua dibawah judul ; Kemasan ramah lingkungan , Eco-friendly Packaging ? (9 OKtober 2021) dan ini yang ketiga : “Tiada hari tanpa Eco Enzyme.
Jenis EE untuk tanaman buah dan sayuran
Eco Enzyme (EE) adalah hasil dari Fermentasi limbah dapur organic seperti ampas buah dan sayuran,gula(gula coklat,gula merah,atau gula tebu), dan air warnanya coklat gelap dan memilki aroma fermentasi asam manis yang kuat. Anekdot tiada hari tanpa Eco Enzyme memang hampir setiap hari Chairel Malelak,S.P,M.Si Penyuluh Pertanian Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT berkecimpung mengedukasi Masyarakat untuk ikut ambil bagian guna mengolah sampah terutama sampah buah dan sayuran menjadi Eco Enzyme yang multi manfaat. Charles Malela yang juga Dosen luar biasa di UNIMOR
Di Nusa tenggara Timur Utara NTT,selalu memproduksi EE dan didistrbukan ke daerah- daerah yang membutuhkan.selain kesibukan memproduksi EE jug melakukan pelatihan- pelatihan ke komunitas-komunitas masyarakat diberbagai daerah. Pada 12 November yang lalu Charles Malela diundang ke Unimor untuk memberikan materi EE kepada Mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Agri bisnis UNIMOR. Salam Eco Enzyme….. kata dia Tiada hari tanpa EE ujarnya dihadapan para mahasiswa.13 November dianya diundang lagi oleh Kelompok tani Fordaus Desa Noemuti yang menggunakan EE utk tumbuhan Tomat sudah berjalan dengan sukses. Salah seorang peserta mengatakan : Bumi dan semua mahluk hidup ( manusia , hewan dan tumbuhan ) dirawat dengan Eco Enzymde.
Komunitas EE Charles Malela yang bergerak untuk
sosialisasi EE keberbagai daerah NTT
Terimakasih pak Charles Malela kata peserta ( Lusensia T) kepada Tutornya.Charles Malela S,P, M.Si, Dan pada 12 Nopember sore, melakukan pelatihan EE Bersama ibu-ibu Dasawisma kota Kupang pimpinan teresia Giri. Tangal yang sama peresmian Lopo EE pertama di Amarasi Barat, Kabupaten Kupang. 10 November lalu membuat Kompos EE 5 ton untuk stok jika ada yang pesan terus menjaga bumi.ujar Charles Malela yang juga sebagai pendiri komunitas relawan Eko Enzim NTT, Pada tanggal 9 November, dari Lorong sepanjang 10 meter yang dipenuhi 3544 botol plastic bekas di pameran bertajuk “3F” ( Fish Fersus Flastik ) yang diselenggarakan oleh museum sampah di Gresik Jawa Timur yang bertujuan kata Charles memberikan edukasai kepada masyarakat luas agar berhenti menggunakan plastic sekali pakai. Saat ini lanjut Charles, penggunaan Teknologi Campuran beraspal menggunakan limbah plastic ( teknologi) merupakan sebuah upaya untuk mengurangi sampah plastik di lautan ( marine debris) di Indonesia, terutama limbah kantong kresek yang cenderung tidak berharga dan tidak laku dipasaran industry daur ulang,ujarnya.
Penyemprotan sanitiser olahan Eco Enzyme ke udara di Kab.Timur Tengah Utara
Keunggulan Teknologi lanjut Charles adalah mengurangi pencemaran limbah plastic,menambah nilai dan pemanfaatan lebih lanjut limbah plastic, meningkatkan kinerja campuran beraspal dalam hal stabilitas , ketahanan terhadap deformasi dan keretakan . Teknologi ini sudah diterapkan sejak tahun 2016 di jalan tol Tangerang – Merak, Provinsi jawa Timur- Bali-Sumut dan beberapa jalan lainnya. Di Indonesia.memperhatikan agenda kegiatan Charles Malela ini beserta komunitasnya , wajarlah disebut : “ Tiada hari tanpa Eco Enzyme ”
( Ring-o)
www.istananews.com
Lainnya,
Eco Enzyme di era pandemi Covid 19 – (2), “ECO ENZYME UNTUK BENCANA” – KORAN JOKOWI
BERSAMA KITA BISA,
BUMI ADALAH TITIPAN ANAK CUCU,
BUKAN TITIPAN NENEK MOYANG KITA,
MARI MERAWAT BUMI UNTUK KESELAMATAN KITA BERSAMA,
Salam Eco Enzyme.