
Kabar Jakarta (61), Romo Ferry
Sutrisna Wijaya; Bagaimana Menjadi Individu Yang Mencintai Tuhan?
(AKSI EDUKATIF, TANTANGAN DAN KESETIAAN DALAM BERPROSES MEMBENTUK
INDIVIDU BERKARAKTER EKOLOGI)
Koran jokowi.com , Jakarta :
Dalam pengantarnya Paula Ruliyanti Puji Lestari, M.Pd sebagai
moderator webinar ini, mengatakan sangatlah mulia mengemban tugas memelihara ciptaan melalui
tindakan kecil. Apa itu individu menjadikannya sebagai suatu gaya hidup ( LS. 211 ), tantangannya
adalah kesetiaan dalam berproses. Sharing jenjang SMP bersama RD. Ferry Sutrisna Wijaya
(Keynote Speaker )
Dalam sambutannya Suster Vincentia, HK
Koordinator Laudato Si sektor Pendidikan,mengatakan bahwa kita bersyukur bahwa webinar ini
berada pada minggu pekan Laudato Si dengan mengambil tema “Aksi edukatif ,tantangan
dan kesetiaan dalam berproses membentuk individu berkarakter ekologi”. sr Vincentia
mengutip ensiklik Bab 6 artikel (202) Pendidikan spiritualitas, banyak hal yang diarahkan
Kembali, tapi terutama kata sr Vincentia manusia harus berubah . yang dibutuhkan adalah kata
dia kesadaran akan hal rasa memiliki, sikap saling mengasihi dan bentuk kehidupan baru.
Selamat berrefleksi dan selamat berwebinar tutup Vincentia,
Keynote speaker (Romo Ferry
Sutrisna Wijaya) merupakan lulusan (S3), Pendidikan Nilai dari Universitas Pendidikan Indonesia(
UPI ) Bandung. Mengawali pengantarnya dengan dua pertanyaan, yaitu (1) Apa sesungguhnya
tujuan pendidikan kita untuk membentuk individu berkarakter Ekologi? (2) Apa sesungguhnya
perjuangan Yayasan, pimpinan sekolah, guru-guru yang mempunyai panggilan Laudato SI ?
pertanyaan berikutnya lanjut Ferry, (1) Apa itu individu berkarakter ekologi ? (2). Apa itu
panggilan Laudato Si ?
Romo Ferry Sutrisna Wijaya menjelaskan secara sederhana, bahwa
individu berkarakter ekologi adalah individu yang mencintai Tuhan karenanya, mencintai dan
bersedia merawat seluruh ciptaan Tuhan.(Kej1:28-29) Sedangkan Panggilan Laudato Si kata
romo Fery adalah panggilan untuk merawat seluruh ciptaan Tuhan ( Kej 2 : 15), Pertanyaan yang
harus dijawab semua peserta Webinar khususnya guru-guru Katolik: “ Apakah kita masih Katolik
?”(1). Bila kita tidak bersedia menjadi individu berkarakter ekologi : individu yang mencintai
Tuhan dan karenanya , mencintai dan bersedia merawat seluruh ciptaannya.(2) Bila tidak
bersedia ,menjawab panggilan Laudato Si : panggilan untuk merawat seluruh ciptaan Tuhan .
Hanya itu yang saya antarkan.
Laudato Si dalam action plan ada 7 platform kata romo Ferri yaitu
(1)Untuk Penghematan energi bumi : penggunaan solar, panel,penghematan air, konsumsi
pertanian, berkelanjutan.(2) Untuk orang miskin : Program layanan sosial untuk anak-anak yang
miskin, lemah dan berkebutuhan khusus.(3) Ekonomi ekologis : konsumsi pertanian berkelanjutan
(4) Gaya hidup: Mengurangi dan mengolah sampah,diet, nabati, meghindari barang sekali
pakai.(5) Pendidikan ekologis: Mendorong kepemimpinan ekologis. ( 6) Spiritualitas ekologis
:Katekes,Liturgi/retret ekologis, (7) Masyarakat berkelanjutan : mendorong rasa memiliki di
komunitas lokal dan eko sistem lingkungan. Saya ingin mendengar sharing teman- teman nara
sumber berbagi kebaikan yang telah dilakukan di sekolahnya masing-masing. Tutup Romo Ferry
Sutrisna Wijaya.
Nara sumber pertama dimulai dari Martha Sawitri Handayani,SMP ST Maria,
Surabaya, alumni Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 1996 mengambil
Jurusan Matematika mengajar di SMP Santa Maria Surabaya, diangkat menjadi Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum ( 2012 – 2018),Kemudian menjadi Kepala Sekolah SMP Santa Maria
Surabaya dari tahun 2020 s.d Sekarang. Yang saya alami di sekolah kami, kata Martha,adalah
kolaborasi antara kekuatan (Yayasan ), pengembang kurikulum diajak berbicara kalo dikemas
dalam kurikulum, yayasan (atas) dan dari bawah guru-guru serta staf sekolah dapat diklik,
sehingga spiritualitas sekolah makin kental.memang kalo dimulai dengan penyadaran bukan
dengan pemaksaan, memang agak lama, untung ada romo Ferry kata Marta sehingga dapat
menguatkan kami melalui segudang pengalaman hidup beliau baik sebagai imam maupun
sebagai motivator dan edukator.
Sr. Vincentine,SPM ,Kasek SMP Mater Dei Pamulang Jakarta
Nara sumber berikutnya adalah Sr Vincentine, SPM, SMP Mater Dei Pamulang, Jakarta
Vincentine, S1.Fisipol Imu Administrasi Universitas Jember,S2, MM Community Entrepreneir
Universitas Trisakti, masuk biara SPM kaul sementara 2005 dan kaul kekal 2012.
Sedangkan pengalaman organisasi suster Vinsentine: jurnalis kongregasi SPM tahun 2005 – 2015,
Penulis majalah rohani, Pengurus Majelis Pendidikan Katolik (MPK) KAJ tahun 2016 s.d
sekarang,Fasilitator KOMKK-KAJ, dan Pembina bank sampah MD Bestari- Tangerang Selatan.
Menurut sr. Vincentine, SPM,di sekolah kami, ada Rool yang mengatur kegiatan-kegiatan yang
bersifat memaksa dalam arti positif ujarnya, kami buat dan di implementasikan terhadap siswa
dan orangtua tutupnya.
Pembicara ke tiga adalah SMPDon Bosco kota Sorong yang di
persentasikan oleh . Irman Liling, S.Pd guru SMP Don Bosco Sorong. Pertama-tama kata
Irman mengawali sharingnya, adanya sosialisasi saat apel pagi , dan sosialisasi program
pemilahan sampah organik dan anorganik . Namun lanjut Irman awalnya ada tantangan yaitu
anak-anak belum sadar Pentingnya kebersihan dan pemilahan sampah yang memilikki nilai
ekonomis, tetapi lama kelamaan lanjut Irman para siswa semakin sadar dan melakukan
pengumpulan sampah dan memilahnya , hingga menyetor ke Bank sampah,dan akhirnya bank
sampah secara periodik datang ke sekolah kami untuk mengambil sampah. Pada tahun 2021 ujar
Irman, pemerintah memberi kelonggaran tatap muka terbatas dan Tetap patuhi 3 M( memakai
masker, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan), Sekolah kami juga mencoba-membuat
Biopori. Irman Liling, S.Pd menutup Sharingnya Mengutip pesan mantan Gubernur Papua Barat
“Kalo bukan sekarang kapan lagi, Kalo bukan kita Siapa lagi ? tutupnya
(Ring-o/Foto.ist)
Lainnya,
Kabar Jakarta (60), PEKAN LAUDATO ‘SI’, SINERJITAS UMAT KATOLIK. – KORAN JOKOWI
Be the first to comment