Agus Subagja, “POTENSI PERTANIAN ORGANIK THN.2025-2029”

Agus Subagja,

“POTENSI PERTANIAN ORGANIK THN.2025-2029”

Koranjokowi.com, OPINi:

Bangga rasanya mendengar  PimRed Koranjokowi.com dapat menemani  Ibu Dr. Dra. R. Ikke Dewi Sartika, M.Pd. – Ketum Yayasan Pamanah Rasa Nusantara  (Yaparanus) dan Wakil Ketua Persatuan Pensiunan Indonesia (PPI) Prov.Jawa barat  beserta rombongan  Ke Dirjenbun Kementan RI yang ditemui oleh Eva mewakili Plt Direktur Jenderal Perkebunan – Heru Tri Widarto (3/11) lalu.  Sayangnya,  hasil pertemuan kata PimRed  tidak dapat dipublish karena ada beberapa hal yang sedang pendalaman dan bersifat internal.

Desa Cibeunying Berkarakter: Mewujudkan Ketahanan Pangan melalui Pertanian Organik

Maka untuk mengisi kekosongan ini ijinkanlah saya , Purnatugas Kementan RI  Thn.2022 lalu menyampaikan beberapa hal dibawah ini yang keterkaitan dengan informasi aktual seputar  info aktual sektor pertanian , khususnya mengenai PERTANIAN ORGANIC (ORGANIC FARMING),  semoga bermanfaat :

1.Kementerian Pertanian Republik Indonesia  telah menyusun standar pertanian organik di Indonesia yang tertuang dalam  SNI 01-6729-2002.  Sistem Pertanian Organik menganut paham organik proses artinya semua proses Sistem Pertanian Organik dimulai dari penyiapan lahan hingga pasca panen memenuhi standar budidaya organik, bukan dilihat dari produk organik yang dihasilkan.  SNI Sistem Pangan Organik ini merupakan dasar bagi lembaga sertifikasi yang terakreditasi oleh Kementerian Pertanian dan Pusat Standardisasi dan Akreditasi (PSA)

2.Pertanian organik tidak hanya melindungi kesehatan manusia,  tanah  namun juga memastikan produk yang aman dan sehat bagi masyarakat. Dengan memperluas pertanian organik, akan mendukung tercapainya KETAHANAN PANGAN / SWASEMBADA PANGAN  karena  sistem pertanian kita akan lebih tangguh dan mandiri, mampu menghadapi tantangan masa depan seperti perubahan iklim dan gangguan rantai pasokan.

8 POINTS TO REMEMBER IN ORGANIC FARMING

3.Semangat ‘back to nature’ pasca Covid19 semakin menguat termasuk  akan bahaya dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan sintesis kimia dalam bidang pertanian. Orang semakin arif memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat “back to natural” semakin menggaung mengurangi dominasi pola hidup lama yang mengandalkan penggunaan bahan kimia non alami, seperti pupuk anorganik, sintesis kimiawi yang sensitif dan pertumbuhan hormon dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi dapat diproduksi dengan cara yang dikenal sebagai pertanian organik.

4.Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang berfokus pada pemanfaatan bahan-bahan alami (lokal) tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintesis seperti pupuk, pestisida (kecuali bahan yang diperkenankan). Teknik budidaya lainnya bertumpu pada peningkatan produksi, pendapatan serta berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

5.Pertanian organik  mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. sehingga  aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan

What Are the Benefits of Organic Farming? | Earth Reminder

6.Komoditas yang layak dikembangkan dengan sistem pertanian organik: Tanaman Pangan Padi. >> Hortikultura Sayuran: brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho putih, kubis tunas, bayam daun, labu siyam, oyong dan baligo. … >> Perkebunan Kelapa, pala, jambu mete, cengkeh, lada, vanili dan kopi

7.Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau,pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).

Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya adalah arang, cacahan pakis, kompos, moss, sabut kelapa, pupuk kan- dang, dan humus.

8.Ketidakpahaman konsumen mengenai pertanian organik juga dapat menimbulkan sikap skeptis ketika membandingkan harga produk pertanian organik dan pertanian konvensional. Saat ini produk-produk pertanian organik (beras, sayuran dan buah) dijual pada harga premium, dan mayoritas dikonsumsi kelompok masyarakat berpenghasilan menengah ke atas di daerah perkotaan

9.Optimalisasi peran pemerintah dalam mendorong dan menggalang generasi muda agar bersedia terjun ke pertanian organik. Dalam hal ini diperlukan kebijakan pemerintah yang pro petani organik melalui program pelatihan dan pendampingan, menyediakan fasilitas dan insentif untuk memulai bisnis start-up di bidang pertanian, agar sektor pertanian menarik bagi generasi muda.

Manfaat Pertanian Organik

10.Seiring dengan meningkatnya kesadaran dan pengetahuan petani dan masyarakat perdesaan untuk menerapkan kegiatan usaha tani yang ramah lingkungan, maka skala usaha dapat ditingkatkan dengan model SRI (system rice intensification) di mana pertanian organik diterapkan secara berkelompok dalam satu hamparan, hingga terbentuk suatu sistem kawasan organik.

11.Pakar Pertanian Organik dunia – Dr. Ravi Prakash Mishra menyebutkan beberapa hal Tantangan yang Perlu Dipertimbangkan

  • Hasil yang Lebih Rendah: Dibandingkan dengan metode konvensional, pertanian organik sering kali menghasilkan hasil panen yang lebih rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti tekanan hama dan penyakit, keterbatasan nutrisi, dan ketergantungan pada metode pengendalian gulma yang kurang ampuh.
  • Biaya Tenaga Kerja yang Lebih Tinggi: Pertanian organik biasanya lebih padat karya daripada pertanian konvensional. Hal ini karena tugas-tugas seperti penyiangan, rotasi tanaman, sisa tanaman , dan pemeliharaan kesehatan tanah memerlukan masukan manusia yang signifikan.
  • Infrastruktur Terbatas: Infrastruktur untuk memproses, menyimpan, dan mendistribusikan produk organik seringkali kurang berkembang dibandingkan dengan produk konvensional. Hal ini dapat menimbulkan tantangan dalam menyediakan makanan organik dari pertanian hingga ke meja makan.
  • Akses Pasar: Meskipun permintaan akan makanan organik terus meningkat, makanan organik masih menjadi pasar khusus di banyak wilayah. Hal ini dapat menyulitkan petani organik untuk menemukan pembeli yang dapat diandalkan dan mendapatkan harga yang wajar untuk produk mereka.

Sebagai penutup , pagi ini (6/11) saya sampaikan ke PimRed bahwa luas daratan Indonesia sekitar 191,1 juta ha, yang terbagi atas 43,6 juta ha lahan basah dan 144,5 juta ha lahan kering. Dari total luasan tersebut, 15,9 juta ha diantaranya berpotensi untuk ;

a.Areal pertanian, yang terdiri atas 3,4 juta ha lahan APL (Areal Penggunaan Lain),

b.3,7 juta ha lahan HP (Hutan Produksi), dan

c.8,9 juta ha lahan HPK (Hutan Produksi dapat Dikonversi).

d.Potensi ketersediaan sumber daya lahan untuk pengembangan padi sawah seluas 7,5 juta ha, tanaman pangan, cabai, bawang merah dan tebu 7,3 juta ha, serta tanaman cabai dan bawang merah dataran tinggi 154,1 ribu ha

‘Demikian. Semoga Yaparanus & PPI sukses selalu dalam setiap program kerjanya, aamiin allahuma amiin.

(Red-01/Foto.ist)

@koranjokowi.com
@koranjokowi
https://www.instagram.com/k0ranj0k0wi/

 

Tentang RedaksiKJ 4090 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan