Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944- 2021 – (8), “HUJAN KRITIK UNTUK PRESIDEN JOKOWI”

Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944- 2021 – (8), “HUJAN KRITIK UNTUK PRESIDEN JOKOWI”

……

Mohammad Guntur Soekarnoputra dilahirkan di Jakarta3 November 1944, putra sulung alm.Ir. Sukarno – alm.Hj.Fatmawati , kepada KoranJokowi.com masih menyempatkan waktu untuk berbagi bagian kecil perjalanan hidupnya. Terimakasih kepada adinda Rudy yang telah memfasilitasinya. Semoga Om Guntur, Om Gun, Mas Tok senantiasa diberikan kesehatan, Aamiin Yarabil’alamin.

Sebelumnya saya mewakili teman teman KoranJokowi.com menghaturkan terima-kasih kepada Om Guntur / Mas Tok atas segala dukungan dan atensinya kepada kami, juga kepada Alm. Ir. H. Sukarno yang telah mewariskan banyak hal positip kepada kami hingga tidak terasa usia bangsa dan negara besar ini telah 76 tahun.Semoga ini semua menjadi amal ibadah Om Guntur dan beliau.Dan hanya Allah SWT Tuhan YME yang mampu membalasnya.

Al-fatihan untuk Beliau, Al fatihah untuk ibunda Hj. Fatmawati, Al fatihah untuk Hj. Rahmawati, Al fatihan untuk para leluhur dan seluruh penjuang NKRI. Semoga alm/mah senantiasa dalam Surga-Nya Allah SWT, Tuhan YME.

Amiin Yarabil’alamiin. Al Fatihah …

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-76 , “NKRI HARGA MATI”

….. .

KoranJokowi.com, Jakarta : Bila kita ikuti dengan seksama berita-berita yang ada ada di Mass Media baik koran, TV dan khususnya di media sosial, benar-benar saat ini Jokowi sedang mengalami “panen” kritikan dari berbagai pihak. termasuk dari kalangan internal partai PDI Perjuangan dimana yang bersangkutan menjadi salah satu kader andalannya.

Terus terang saya heran mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Berikut ini hasil pengamatan saya dengan menggunakan metode analisa Bung Karno sehubungan kritik-kritik tersebut di atas. Bila kita pilah-pilah maka ada beberapa fokus kritikan-kritikan tersebut yaitu: Mengenai cat ulang Pesawat Kepresidenan dari warna biru putih menjadi warna merah putih.

Presiden Jokowi dikritik antara lain pada saat ini tidak tepat mengeluarkan biaya-biaya yang mencapai + 2 milyar di saat kita sedang perang melawan setan siluman Covid-19. Lebih baik dana sebesar itu digunakan untuk kepentingan kepentingan melawan pandemi Covid 19 seperti pengadaan tabung oksigen. Seperti diketahui Pesawat Kepresidenan yang dicat ulang adalah sebuah pesawat angkut dan helikopter.

Marilah kita tidak sekali-kali meninggalkan sejarah di era Orde Lama (menurut Bung Karno adalah Orde Dasar/Ordas) Pesawat Kepresidenan Bung Karno terdiri dari 3 pesawat masing-masing sebuah helikopter Sikorsky SH-3 ex Marine One hadiah dari Presiden Amerika Serikat John F Kennedy yang bersimpati kepada sosok Soekarno.

Kemudian sebuah pesawat Ilyusin-28. Hadiah dari Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Kruschev yang oleh Bung Karno diberi nama Dolok Martimbang dan yang ketiga sebuah pesawat Lockheed C-140 Jetstar, hadiah dari pabriknya.

Jadi ketiga pesawat tersebut diperoleh oleh Bung Karno secara gratis. Pesawat-pesawat ini walaupun diberikan kepada Bung Karno pribadi akan tetapi oleh Bung Karno diserahkan dan masuk ke dalam jajaran armada AURI. Oleh AURI pesawat-pesawat tersebut tidak ada yang dirubah catnya kecuali diberi logo kepresidenan RI saat itu berupa Bintang yang dikelilingi oleh padi dan kapas.

-Dolok Martimbang-

Bung Karno menggunakan hak prerogativenya sebagai Pangti ABRI hanya dalam pemilihan pramugari untuk untuk pesawat Dolok Martimbang. Sudah barang tentu pilihan Bung Karno tidak meleset selain piawai dalam melayani penumpang juga wajahnya harus “aduhai”. Untuk kapten pilot dipilih Sri Mulyono Herlambang yang pangkatnya saja lupa, dikemudian hari Ia menjadi KSAU menggantikan Omar Dani.  Soal cat mengecat tidak ada heboh-heboh, kritik-kritik seperti saat ini pendek kata suka-suka AURI saja.

Bila kita ikuti pendapat Chappy Hakim mantan KSAU periode 2002-2005, Ia berpendapat masalah penggantian cat pesawat Kepresidenan adalah hal yang tidak perlu diperdebatkan karena hal tersebut biasa dilakukan untuk sebuah pesawat terbang. Saya setuju dengan pendapat itu apalagi yang berpendapat adalah seorang yang sudah menulis + 30 buku tentang kedirgantaraan.

-aduhai-

KRITIK MENGENAI PENANGANAN PANDEMI COVID 19

Mengenai masalah penanganan pandemi Covid-19 menurut saya aneh bin ajaib karena kritik justru datang dari sosok internal PDI Perjuangan yang menganggap Jokowi tidak berhasil mengatasi pandemi setan siluman Covid-19 yang saat ini merebak. Dengan pertanyaan mengapa Jokowi sejak mula datangnya “agresi” setan siluman Covid-19 di tahun 2020 yang lalu tidak segera memberlakukan Lockdown di seluruh Indonesia?

Sejauh pengamatan dan pengetahuan saya memberlakukan Lockdown tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Adapun penjelasan yang saya peroleh dari seorang sahabat seorang  ‘dokter spesialis epidemiologi’ juga dari seorang dokter wanita yang banyak menangani pandemi Covid 19 di sebuah Klinik di Jakarta kedua-duanya berpendapat tidak tepat bila melakukan Lockdown di Indonesia saat ini karena masih ada sementara kalangan masyarakat yang tidak percaya adanya virus Covid-19 bahkan amit-amit menolak vaksinasi dengan argumen divaksin atau tidak di vaksin bila sudah takdir akan mati juga ! ya ampun!

Bila demikian jalan pikirannya maka kita makan atau tidak makan bila takdir datang kita akan mati juga. Kalau begitu yang bersangkutan sebaiknya tidak usah makan toh bila sudah takdir pasti mati juga.

APA MAKNA SEBENARNYA SEORANG PETUGAS PARTAI?

Masih berhubungan dengan figur Presiden Jokowi yang adalah kader andalan PDI Perjuangan. Sebagai seorang Presiden Ia tetap menjadi petugas partai yang logikanya dengan posisi tersebut berarti yang bersangkutan harus tunduk  untuk menjalankan perintah perintah dari partai.

Di era Bung Karno sebagai presiden tidak dikenal adanya petugas partai, (Pertama) karena Bung Karno bukan anggota salah satu partai walaupun mempunyai gelar bapak Marhaenisme yang diberikan oleh PNI Front Marhaenis, (Kedua) ketika Bung Karno memimpin Partai Nasional Indonesia di tahun 1927 sampai dengan 1929 kemudian Partai Indonesia (Partindo) sekitar tahun 1930 sampai dengan 1933 apa yang disebut petugas partai tidak ada.

-Terimakasih, nuhun, atas note dari Om Guntur-

Karena Bung Karno berpendapat bahwa seluruh anggota Partai terutama para kader-kadernya yang oleh Bung Karno dikatakan sebagai marhaen-marhaen yang paling sadar politik serta sadar ideologi dan paling berani yang bergabung dalam satu partai Pelopor itulah yang menjadi ujung tombak partai yang dipimpin oleh ketua umum partai dengan cara tangan besi untuk melaksanakan program partai dan demokrasi internal partainya berlaku sistem demokrasi sentralistik atau sentralisme demokrasi hal ini berarti seluruh anggota Partai pelopor tadi adalah otomatis dapat dikategorikan sebagai petugas partai. (Soekarno : Mencapai Indonesia Merdeka).

Kembali mengenai Presiden Jokowi  sebagai petugas partai dan Presiden Republik Indonesia menurut pendapat saya sebagai Presiden Jokowi bukan hanya milik partai (PDI Perjuangan) melainkan Ia adalah milik seluruh bangsa dan Rakyat Indonesia. Jadi bisa saja sebagai Presiden mempunyai kebijakan-kebijakan yang tidak selalu sama dengan kebijakan-kebijakan partai dalam hal ini PDI Perjuangan.

Agar dimengerti bahwa mengelola suatu negara tidak sama dengan mengelola suatu partai oleh karena itu ada ungkapan terutama di negara-negara yang menganut sistem demokrasi liberal maka seorang kepala negara terpilih “kesetiaan kepada partainya berhenti karena kesetiaan kepada bangsa dan Negara dimulai”

Bagaimana di negara-negara yang menganut sistem sosialis bahkan komunis?

Di negara-negara tersebut kesetiaan Sekjen Partai Komunis sebagai organ tertinggi di internal partai tetap harus tunduk kepada kepentingan bangsa dan negara (kepentingan Nasional). Contoh paling ekstrem adalah apa yang dilakukan oleh Deng Xiaoping di RRT. Demi kepentingan bangsa dan negara ia mengambil metode ekonomi kombinasi yaitu ekonomi sektor negara dipadu ekonomi pasar bebas. Dan berhasil sehingga saat ini kita melihat bagaimana RRT menjelma menjadi sebuah negara adidaya yang disegani walaupun kita tahu di dalam ideologi Marxisme Leninisme dan Maoisme Partai Komunis China tidak mengenal ekonomi pasar bebas.

Dari penjelasan diatas maka dalam perang melawan setan siluman Covid-19 Jokowi  sah-sah saja memberlakukan PPKM darurat  atau apapun namanya dan menunjuk seseorang atau beberapa orang untuk menjadi pelaksananya.

SEJAUH MANA ELEKTABILITAS BERLAKU PADA PILPRES 2024

Walaupun Pilpres masih + 2,5 tahun lagi namun saat ini tokoh-tokoh masyarakat tokoh-tokoh partai bahkan pribadi-pribadi sudah mulai ancang-ancang dan pasang kuda-kuda untuk persiapan 2024 walaupun saat ini kita sedang menghadapi pandemi setan Covid-19 yang virus nya bertambah ganas. Seharusnya kalangan tadi sebaiknya memfokuskan dahulu seluruh potensi dan usahanya untuk membantu pemerintah mengatasi pandemi setan siluman Covid-19 yang saat ini melanda seluruh dunia.

Lembaga-lembaga survei pun saat ini sudah mulai mengadakan survei survei untuk menghitung elektabilitas dari tokoh-tokoh tersebut dengan hasil tokoh A urutan elektabilitasnya nomor wahid, tokoh B elektabilitasnya paling rendah dan seterusnya dan seterusnya. Hal ini membuat para tokoh-tokoh tadi di terpacu untuk berusaha agar elektabilitasnya dapat melambung lebih tinggi dengan cara-cara yang aneka warna.

Macam-macam saja ulah mereka.

Ada yang terus-menerus melakukan kritik atas nama kebebasan berpendapat dalam alam demokrasi terhadap kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi  terutama dalam menangani pandemi setan siluman Covid-19 maupun kebijakan-kebijakan ekonominya.

Bahkan bagi kalangan yang tidak suka Jokowi, pendek kata apa yang dikerjakan oleh Presiden pasti salah oleh sebab itu sebaiknya Jokowi mundur saja sebagai Presiden! Masya Allah?!

Ada lagi beberapa kalangan yang menyebarkan baliho-baliho di beberapa sudut di daerah-daerah di Indonesia bahkan iklan-iklan satu halaman yang biayanya pastinya cukup besar di harian terkemuka di Indonesia. Hal tersebut boleh-boleh saja dilakukan asalkan dana yang digunakan adalah dana yang halal dan bukan dana haram.

 Kita-kita yang dalam jiwanya berkobar semangat Patriotisme sikap dan pandangannya sudah jelas yaitu :

-Beri kesempatan kepada Presiden Jokowi untuk mengatasi masalah pandemi setan siluman Covid-19 sampai tuntas dengan segala kekurangan kekurangannya.

-Bantu Presiden  menjalankan 10 tindakan seperti yang sudah saya jelaskan dalam artikel saya yang lalu yaitu :

  • Selalu menggunakan masker ganda
  • Sering-sering mencuci tangan dengan sabun di aliran air.
  • Selalu jaga jarak terhadap siapapun termasuk keluarga/ tetangga.
  • Vaksinasi pada kesempatan pertama
  • Tidak perlu keluar rumah apalagi ketempat-tempat kerumunan manusia seperti pasar, mall dan lain-lain sekiranya tidak penting.
  • Sepulangnya dari kerumunan segera mandi dan ganti pakaian.
  • Secara berkala lakukan swab paling tidak antigen syukur-syukur PCR.
  • Makan secara teratur walaupun dengan menu yang paling sederhana seperti nasi, tahu, ikan asin.
  • Lakukan olah raga ringan dan berjemur pagi setiap hari.
  • Dan terakhir menghadapi masalah apapun jangan panik!

Saat ini seluruh Nasion harus tetap bersatu padu laksana baja dengan semboyan : Dharma Eva Hato Hanti. Kita Kuat Karena Bersatu, Kita Bersatu Karena Kita Kuat.

Indonesia onward no retreat !

Jakarta, Tgl.16 Agustus 2021

GUNTUR SOEKARNO

Pemerhati sosial

-Foto.ist/ill-

Sebelumnya,

Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944 – 2021 – (1)  | KORAN JOKOWI

Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944 – 2021 – (2), “ SAAT INI KITA HARUS DAPAT “AMBEG PARAMA ARTA” | KORAN JOKOWI

Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944 – 2021 – (3), “ MACAM -MACAM VERSI PENYELESAIAN KONFLIK PALESTINA – ISRAEL “ | KORAN JOKOWI

Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944- 2021 – (4), “ KUASANYA KERONGKONGAN MENGIKUTI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI “ | KORAN JOKOWI

Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944- 2021 – (5) : “PERLUNYA PARTAI MEMPUNYAI DAERAH BASIS” | KORAN JOKOWI

Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944- 2021 – (6), “ RIBUT-RIBUT JOKOWI PRESIDEN 3 PERIODE “ | KORAN JOKOWI

Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944- 2021 – (7), “YANG HARUS DIFIKIRKAN SAAT INI OLEH RELAWAN JOKOWI “ | KORAN JOKOWI

Tentang Koran Jokowi 4159 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

2 Trackbacks / Pingbacks

  1. Jokowi3Periode , 4 X Amandemen UUD 1945; "GUNTUR SOEKARNOPUTRA & BAMSOET SETUJU ?" | KORAN JOKOWI
  2. Diary, GUNTUR SUKARNOPUTRA 1944- 2021 – (9),"MENYAKSIKAN ACARA INDONESIA TOWN HALL DI METRO TV" | KORAN JOKOWI

Tinggalkan Balasan