Kajitow Elkayani – (2),  BAHAR DIKULTUSKAN MELEBIHI NABI.

Kajitow Elkayani – (2),  BAHAR DIKULTUSKAN MELEBIHI NABI.

KoranJokowi.com, Si pirang satu ini memang menyebalkan. Demi menguasai panggung, orang ini merangkai banyak kisah machoisme. Supaya dikira dia hebat.
Misalnya sewaktu ceramah ia sok marah, teriak-teriak kayak bocah tantrum. Atau dia membangun narasi tak mau menerima uang dari pejabat yang katanya jumlahnya ratusan miliar. Intinya dia sedang membangun mitos tentang dirinya, biar dianggap wah. Faktanya ya entah.
Herannya, banyak cecunguk “pribumi” yang sampai rela mencium kakinya. Orang-orang itu mungkin tidak pernah mencium kaki ibunya sendiri. Tapi untuk Bahar, mereka mau melakukannya.
Mereka merendahkan diri sebegitu hina. Mirip hewan saja. Itu dilakukan demi memuliakan orang yang katanya cucu Nabi.
Padahal gak logis kalau Bahar itu cucunya Nabi. Sebab dalam tradisi Arab, silsilah mereka disambungkan dari keturunan laki-laki. Dan anak laki-laki Nabi tak sampai usia dewasa.
Tapi okelah, anggap Bahar cucunya Nabi. Biar senang. Apakah pantas ia dicium kakinya?
Kalau Bahar punya malu, mestinya dia melarang itu. Nabi saja melarang orang berdiri ketika dia datang ke majelis. Untuk menghindari pengkultusan. Banyak ulama besar yang tak mau tangannya dicium.
Bahar ini meniru siapa?
Orang ini memalukan keturunan Arab, terutama mereka yang dianggap cucunya Nabi. Gayanya yang seperti preman itu mungkin akan membuat Nabi menangis kalau melihatnya sekarang. Ini kalau kita ikuti logika, Bahar itu cucunya Nabi.
Tapi preklah, mau cucunya Nabi kek, mau enggak kek, kalau bertingkah ya wajib disikat. Ini Indonesia, Bro. Macem-macem di sini ya mending balik kampung ke Yaman sana.
Orang ini jelas-jelas sedang dikultuskan oleh orang-orang yang akalnya mati. Barangkali sedikit lagi Bahar akan dianggap sejajar dengan Tuhan. Pengkultusan terhadap Bahar sudah melebihi Nabi. Hari ini orang-orang mencium kakinya. Besok mungkin akan beribadah kepadanya.
Saking inferior dan terjajahnya, “budak-budaknya” Bahar itu rela melakukan hal-hal gila.
Di sela-sela ceramah Bahar misalnya, mereka teriak-teriak takbir. Ini mungkin ciri khas pengajian sinting. Isinya orang marah. Seolah-olah mereka merasa sedang berada di medan perang.
Ketololan semacam ini memang diwariskan sejak zaman Rijik. Bahar kan muridnya Rijik, wajar jika gayanya mirip.
Pengajian yang waras itu mestinya menyenangkan. Kalau bisa lucu. Isinya orang baca salawat. Jamaah bisa mengambil pelajaran hidup dan nasehat.
Jamaah Bahar lain. Orang-orang sinting itu seperti kesurupan. Sudah tahu habib yang mereka puja itu seorang kriminal. Pakai acara takbir segala. Emang lagi hari raya?
Gaya orang-orang yang mabuk agama itu memang norak. Mereka rela diinjak orang seperti Bahar. Membuatnya kaya raya dan jadi idola. Sementara mereka ya blangsak dan hanya jadi keset saja. Boro-boro masuk sorga.
Keonaran, persekusi, kezaliman yang mereka lakukan akan menyeret mereka ke neraka.
Mungkin mereka beranggapan, dengan memuliakan orang seperti Bahar, mereka juga akan dapat barokahnya. Ini penyakit orang-orang bodoh di negara kita. Gampang dikibuli dan percaya tahayul.
Padahal mereka itu ya hanya dimanfaatkan. Sementara si Bahar enak, modal bacot doang di atas mimbar. Gak perlu kerja lagi. Pundi-pundi kekayaan datang sendiri.
Banyak sampah seperti Bahar di negeri ini. Mereka memanfaatkan agama dan nasab keluarga untuk hidup enak. Sementara pengikutnya harus hidup jumpalitan jadi gedibal di bawah telapak kakinya.
Sebagai orang Islam saya malu. Kok bisa-bisanya otak mereka berhenti berfungsi. Orang-orang seperti inilah yang jadi parasit dan menolak untuk maju.
Ada yang salah dengan pendidikan agama kita, cara penghormatan kita terhadap liyan. Mungkin karena terlalu lama dijajah. Makanya mereka rela jadi keset para pendatang seperti Bahar. Dengan atribut dan identitas impornya itu.
Bangun. Cuci muka. Banggalah menjadi Indonesia.
Tgl.29  November 2021
Kajitow Elkayeni
(Foto.ist/repro)
Lainnya,
Tentang Koran Jokowi 4117 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

1 Trackback / Pingback

  1. Kajitow Elkayani – (3),HABIS RIZIEQ TERBITLAH BAHAR, DUKUNG JENDERAL DUDUNG !  - KORAN JOKOWI

Tinggalkan Balasan