“Jangan Samakan Dusun Legetang itu Pompeii !”

“Jangan Samakan Dusun Legetang itu Pompeii !”

Koranjokowi.com, OPINi:

Di Dukuh (Desa) Legetang, Kec. Batur, Dieng, Jawa timur sejak th.1955 berdiri tegak sebuah tugu dengan tinggi 10 meter  sebagai tanda disana ada 450 orang yang meninggal  karena tertimbun longsoran Gunung Pengamun-amun pada 17 April 1955.

Di tugu tersebut ditulis dengan ejaan lama dan dibentuk diatas plat logam kalimat : “Tugu peringatan atas tewasnja 332 orang penduduk Dukuh Legetang. Serta 19 orang tamu dari lain-lain desa. Sebagai akibat longsornja Gunung Pengamun-amun pada tg. 16/17-4-1955.”, namun katanya plat ini kini sudah tidak ada entah karena rusak/hilang, semoga pemerintah setempat dapat membuat yang baru kembali sebagai penghormatan kita kepada para korban dan keluarga yang ditinggalkannya. 

Keterangan foto tidak tersedia.

Disebagian sumber menceritakan, Dusun Legetang, yang hanya berjarak 3 kilometer dari Kawah Sileri, tertimbun longsoran Gunung Pengamun-amun pada tahun 1955 dan sebanyak 450 orang yang meninggal (332 warga dan 19 penduduk dusun tetangga). Semua tidak dapat dievakuasi karena  segala peralatan masih terbatas, jadi sangat sulit untuk mengevakuasi penduduk yang terkubur.

Benar atau tidaknya namun saya merasa prihatin bahwa musibah ini di-mirip-miripkan dengan musibah  Pompeii, sebuah kota seluas 12 Km di zaman Romawi kuno yang   hancur  dan ditelan bumi karena dahsyatnya letusan gunung Vesuvius pada 24 Agustus 79 Masehi. Debu letusan gunung Vesuvius menewaskan lebih dari 2.000 penduduknya  selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali th.1748 lalu

Kota Pompeii memang dikenal sebagai kota maksiat karena masyarakatnya gemar maksiat, sesama jenis, dsb bahkan mempunyai lebih dari 35 rumah bordil besar dijamannya

Infografis Ratusan Kerangka Manusia Korban Letusan Gunung dari 79 Masehi

Menurut cerita dari mulut ke mulut, Dusun Legetang kaya dan subur tanahnya. Namun, penduduknya mengingkari nikmat dengan tidak menjalankan kehidupan beragama dengan baik. Sebagai bentuk hukuman atas perilaku mereka, alam pun murka.

Dusun Legetang berada di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Sebuah dusun yang memyimpan keelokan dan kekayaan alamnya. Susunan petak-petak sawah nan hijau dan aliran sungai yang membelah desa, sejalan dengan kehidupan masyarakatnya yang makmur. Penduduk dusun Legetang umumnya bercocok tanam sebagai petani. Karena hasil panennya yang selalu berlimpah ruah, kehidupan mereka sangat jauh dari kata kekurangan.

Namun, bukannya banyak bersyukur, penduduk Dusun Legetang justru berperangai buruk. Mereka lebih banyak bersenang-seneng seperti mabuk, berjudi, pesta hingga berujung pada perzinaan secara berlebihan. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi kebiasaan dan hobi penduduk dusun.

Bagaimana kisah dusun legetang?

Musibah Legetang

Hari itu, tgl. 16 April tahun 1955,  penduduk Dusun Legetang sedang melakukan pesta tiba-tiba turun hujan yang sangat deras bersamaan dengan bumi yang bergoncang. Ketakutan menyelimuti penduduk, hujan dan petir semakin dahsyat mereka berlarian masuk rumah , menjelang dini hari dan masih hujan besar semua penduduk mendengar seperti ada benda besar jatuh di desa itu.

Apa yang terjadi disaat menjelang pagi, desa Legetang telah rata tertimbun longsoran dari Gunung Pangamun-amun bahkan menjadi bukit baru , ya benar , satu dusun telah raib bersama penduduknya.

Musibah ini menimbulkan banyak versi dan banyak tanya diantaranya , jika itu memang longsoran bagaimana bisa longsor itu tidak melewati perkebunan yang berada sebelum desa itu, longsoran tersebut seakan-akan dipindahkan dan dijatuhkan dari atas Dusun Legetang

‘Wallahualam bishowab…

(Al fatihah dan doa terbaik untuk ke-450 korban semoga Allah

menerima amal ibadah dan memaafkan segala khilafnya, aamiin yra)

(Red-01/Foto.ist)

Letjen TNI Purn Ibrahim Adjie

Pangdam VI/Siliwangi Thn.1960-1966

@koranjokowi.com
@koranjokowi
https://www.instagram.com/k0ranj0k0wi/
https://koranjokowi.com/2024/10/08/childfree-budaya-atau-isme-baru/

 

Tentang Koran Jokowi 4117 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan