
DISAAT MEREKA BERTANYA MENGAPA IBU KOTA HARUS PINDAH KE KALIMANTAN, APA YANG HARUS KAU JAWAB ?
Koranjokowi.com, Bandung :
Jika mantan anggota TGUPP – Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) atau Tim Sinkronisasi Program Anies Baswedan-Sandiaga Uno lalu ini, Marco Kusumawijaya ini beredar luas di sosmed (19/3), seharusnya dia malu karena mempertanyakan keberadaan IKN mendatang yang akan / bisa mangkrak dan disamakan dengan Kasus Hambalang.
Apapun, maka kami,
Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013)
cukup menjawab,
“IKN ITU BEDA DENGAN HAMBALANG KARENA DI HAMBALANG ADA NIAT & KORUPSI BERJAMAAH, BAMBANG..”
Ahahaha…
Marco lupa, bahwa Rencana pembangunan IKN itu lebih proporsional dan profesional , melalui tahapan – tahapan semua pihak / instansi, kalau proyek Hambalang itu ‘hanya keinginan’ partai tertentu, ambisi mengeruk keuntungan, titik.
Ahahaha.
Jadi bagaimana bisa eks TGUPP itu ber-statemen seperti itu ?
Jika Marco pun mengomentarai anggaran IKN > Rp. 466 trilyun yang dianggap aneh, mengapa dia sendiri menjawab jika anggaran IKN akan ditopang APBN sebesar 53,5 persen dan 46,5 persen sisanya menggunakan dana lain-lain yang bersumber dari kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), BUMN, serta swasta.
Dia juga mengatakan bahwa Jakarta sudah tepat menjadi ibu kota Indonesia. Sebab, kota inilah yang paling kosmopolitan, dalam artian terbuka dan bhineka. Walau tuan rumah Jakarta adalah orang Betawi, tapi mereka sangat terbuka dan tak mendominasi kebudayaan. Terlalu sederhana ah, Marco.
Narasi ini lebih tepat jika dikatakan diantara thn.1960-1970
Ahahahah…
Agar lengkap, berikut mengapa Ibu Kota dipindahan ke IKN :
1.Penduduk di Jawa terlalu padat, juga di ibu kota Jakarta yang kini berpenduduk sekitar 11.063.324 jiwa yang hidup diatas lahan 662,33 km², maka kepadatan di Jakarta mencapai 16.704 jiwa per km².
2.Kontribusi ekonomi pulau Jawa terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia atau Produk Domestik Bruto (PDB), sangat mendominasi > 59%. Sementara pulau lainnya jauh tertinggal. Jokowi ingin menghapuskan istilah “Jawasentris” sehingga kontribusi ekonomi di pulau lain juga harus digenjot.
3. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2016, Jawa dan Bali mengalami krisis air yang cukup parah. Kondisi paling buruk berada di daerah Jabodetabek dan Jawa Timur. Hanya sebagian kecil di pulau Jawa yang memiliki indikator hijau atau ketersediaan airnya masih sehat, yakni di wilayah Gunung Salak hingga Ujung Kulon.
4. Pulau Jawa mengalami konversi lahan terbesar di antara gugus pulau lainnya di Indonesia. Tren tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depannya. Proporsi konsumsi lahan terbangun di pulau Jawa mendominasi, bahkan mencapai lima kali lipat dari Kalimantan. Diprediksi, lahan terbangun di Jawa pada 2030 sebesar 42,79 persen. Di Kalimantan, keterbangunan lahannya sebesar 9,29 persen pada 2010. Proporsi lahan terbangun di Kalimantan diprediksi meningkat pada 2030 menjadi 11,08 persen.
5. Pertumbuhan urbanisasi yang sangat tinggi, dengan konsentrasi penduduk terbesar di Jakarta dan Jabodetabekpunjur. Pada tahun 2013, Jakarta menempati peringkat ke-10 kota terpadat di dunia (UN, 2013). Lalu pada tahun 2017 masuk peringkat ke-9 kota terpadat di dunia.
6. Ancaman bahaya banjir, gempa bumi, dan tanah turun di Jakarta. Ini karena beban Jakarta terus meningkat sehingga terjadi penurunan daya dukung lingkungan dan besarnya kerugian ekonomi. Hal itu seperti rawan banjir, tanah turun dan muka air laut naik, kualitas air sungai tercemar berat. Sekitar 50 persen wilayah Jakarta memiliki tingkat keamanan banjir di bawah 10 tahunan (ideal kota besar minimum 50 tahunan).
Wilayah Jakarta terancam oleh aktivitas Gunung Api (Krakatau, Gunung Gede) dan potensi gempa bumi-tsunami, Megathrust Selatan, Jawa Barat dan Selat Sunda dan gempa darat Sesar Baribis, Sesar Lembang, dan Sesar Cimandiri. Selain itu, tanah turun mencapai 35-50 cm selama kurun waktu tahun 2007-2017
..
Semoga ini juga menjawab pertanyaan dari siapapun, bukan hanya Marco.
‘Bambang….!
‘Cuuss.
(Red-01/Foto.ist)
Monas pun pindah ke Kalimantan
Lainnya,
CAPRES PILIHAN JOKOWI, “MOELDOKO, AIRLANGGA, ERICK ATAU PRABOWO !?” – KORAN JOKOWI
Dr. (HC.) Ir. H. Suharso Monoarfa, “SETIA KEPADA PRESIDEN JOKOWI & IBU KOTA NUSANTARA” | ISTANA NEWS
Be the first to comment