Diary, Guntur Sukarnoputra 1944 – 2022 (22),  “PERLUNYA JOKOWI POTONG KOMPAS”

Diary, Guntur Sukarnoputra 1944 – 2022 (22), 

“PERLUNYA JOKOWI POTONG KOMPAS”

Koranjokowi.com, Jakarta:

Beberapa waktu yang lalu tepatnya hari Rabu tanggal 15 Juni 2022 Presiden melakukan reshuffle kabinet Indonesia maju dengan mengganti beberapa pembantunya antara lain di bidang perdagangan yang tugasnya mengatasi kelangkaan minyak goreng yang sampai dengan saat ini belum beres tuntas.

See the source image

Di samping itu ada beberapa Menteri lagi yang diganti termasuk diangkatnya beberapa Menteri muda. Untuk beberapa kalangan timbul keterkejutan mengenai langkah-langkah yang diambil oleh Presiden karena tiba-tiba dan tanpa ada “bocoran-bocoran” seperti biasanya terjadi. Sebenarnya sejak lama kalangan-kalangan para politisi, pengamat-pengamat sosial politik sudah menunggu-nunggu akan adanya reshuffle tadi laksana mereka menghitung suara Tokek; reshuffle ……. tidak; reshuffle …… tidak dan seterusnya.

See the source image

Belum lagi berseliweran nya informasi-informasi yang datang entah dari mana mengenai masalah reshuffle tadi. Bagi kita-kita kaum Patriotik secara jujur akan adanya reshuffle kabinet bukanlah sesuatu hal yang mengagetkan karena sudah maklum arah kebijaksanaan Presiden akan ke arah itu masalahnya hanya kapan harinya. Secara historis memang Presiden memilih hari Rabu tepatnya lagi hari Rabu Pon menurut hitungan Jawa reshuffle biasanya dilaksanakan.

See the source image

Mengapa tidak Rabu Pon atau Jumat legi pelaksanaannya itu adalah haknya Presiden sepenuhnya. Terlepas dari hal tersebut di atas menurut kita-kita kaum Patriotik memang secepatnya reshuffle harus diadakan untuk mengantisipasi kondisi sosial politik yang berkembang saat ini baik domestik maupun mancanegara. Apalagi menghadapi Pilpres dan Cawapres tahun 2024 yang akan datang yang menurut Presiden kita-kita jangan kesusu (terburu-buru) menentukan siapa calon yang akan didukung. Namun demikian ternyata Partai Nasdem melalui Rakernas nya sudah menetapkan tiga calon Presiden 2024 yaitu Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo. Oleh sebab itu tegasnya Presiden harus segera potong kompas untuk merombak Kabinetnya bila perlu secara totalitas terutama menteri-menteri yang secara terbuka menyatakan dirinya turut dalam Pilpres yang akan datang.

See the source image

Agar tidak terjadi dualisme konsentrasi pemikiran dan tindakan maka mereka sebaiknya diganti agar dapat konsentrasi pada Pilpres yang akan datang yang faktanya memerlukan logistik yang tidak sedikit jumlahnya. Disamping itu diharapkan Presiden Jokowi bersedia mengganti mereka dengan figur-figur/tokoh-tokoh yang secara politis adalah Die Hard nya Jokowi dan bukan dengan pertimbangan-pertimbangan pragmatis seperti bagi-bagi kue kekuasaan untuk mengatasi masalah sesaat. Pandangan jauh kedepan sangat dibutuhkan terutama bila figur Jokowi tidak lagi  menjabat sebagai RI-1. Siapa dapat menjamin akan diteruskannya program-program yang saat ini sudah dirintis oleh Presiden dan adakah jaminan yang bersangkutan tidak akan dihujat habis-habisan oleh kalangan-kalangan ideologi Trans Nasional yang sekarang tampaknya seolah-olah pro/mendukung garis politik Presiden? Disinilah arti pentingnya Presiden Jokowi harus melakukan jurus potong kompas menentukan siapa Capres/Cawapresnya dan jajaran pembantu-pembantunya agar suksesi berjalan mulus.

See the source image

Mengatasi Masalah Utama

Agar masalahnya menjadi jelas maka perlu kita renungkan dalam-dalam dengan hati sejuk dan kepala dingin apa sebenarnya masalah utama yang dihadapi oleh bangsa ini?

Jelas bukan minyak goreng yang adalah akibat dan dari sesuatu konstelasi atau kondisi yang tidak seharusnya terjadi. Dengan adanya amandemen undang-undang dasar sebanyak 4 kali nyatanya kita terjerumus kedalam sistem Demokrasi Liberal Kapitalistik 50% + 1 suara. Sebenarnya masyarakat bangsa Indonesia saat ini dalam keadaan “demam”dalam suatu masa transisi dimana kepribadian bangsa ini dipaksa melaksanakan sesuatu yang justru bertentangan dengan roh dan jiwa bangsa ini yang telah sejak berabad-abad menjadi kepribadiannya.

See the source image

Roh bangsa ini adalah musyawarah dalam mufakat di bawah kepemimpinan seorang tokoh yang dituakan. Hal ini sudah berabad-abad dilaksanakan di rembuk-rembuk desa, di komunitas ninik mamak bahkan di pesantren-pesantren di seantero Nusantara. Kini kita harus menerima apapun yang dihasilkan oleh suara 50% + 1 termasuk pemilihan Presiden, Wakil Presiden seterusnya hingga eselon-eselon bawahnya. Tidak heran bila karena kebutuhan logistik mereka dalam pemilihan tersebut maka korupsi saat ini menjadi marak, koncoisme menjadi-jadi, oligarki menjadi hal yang lumrah dan seterusnya dan seterusnya.

See the source image

Akan tetapi ada suatu fakta yang tidak dapat dibantah oleh dewa-dewa dari Kahyangan sekalipun yaitu adanya setan siluman Covid-19 yang menyerang seantero jagat di seluruh negara dengan sistem sosial politik model apapun tidak ada yang terbebas 100% dari serangan siluman Covid-19 ini. Jadi masalah utama yang kita hadapi masih tetap setan siluman Covid-19 yang memporak-porandakan ekonomi dunia termasuk Indonesia. Lihat saja berapa tingkat inflasi saat ini di negara-negara adikuasa seperti Amerika Serikat saat ini? Masih beruntung tingkat inflasi kita walaupun ada masalah minyak goreng masih dapat dipertahankan relatif stabil walaupun ada kenaikan masih dapat sedemikian rupa dikendalikan.

 Oleh sebab itu adanya perang Rusia versus Ukraina bukanlah sebab utama “demam” bangsa ini sebab utamanya adalah tetap karena adanya intervensi dan provokasi kekuatan-kekuatan neokolonialisme dunia yang saat ini masih tetap eksis walaupun dalam keadaan sekarat (Soekarno; Wejangan Revolusi). Seperti yang kita ketahui secara historis, intervensi dan provokasi yang mereka lakukan dengan berkonspirasi dengan kalangan-kalangan di dalam negeri baik kalangan tokoh-tokoh politik, intelektual maupun tokoh-tokoh keagamaan yang bersikap apriori anti pemerintah yang sah masih tetap berjalan.

See the source image

Disinilah arti penting perlunya Presiden melakukan potong kompas bila perlu dengan mengadakan lagi perombakan kabinet untuk memasukkan tokoh-tokoh/figur-figur Die Hard nya ke dalam jajaran pembantu-pembantunya. Tindakan ini memang kurang populer dan akan menimbulkan kontroversi bahkan pro dan kontra namun yang pasti memberikan kepastian terjadinya suksesi yang mulus di tahun 2024.

Beberapa Pelajaran Dan Kesimpulan

Dari uraian diatas kesimpulan yang dapat ditarik adalah tindakan potong kompas adalah perlu walaupun akan menimbulkan pro dan kontra yang sifatnya sementara waktu paling tidak sampai dengan Pilpres 2024 yang akan datang. Bila kita simak sejarah berdirinya NKRI presiden pertama RI pernah beberapa kali melakukan tindakan potong kompas yang tidak populer dan menimbulkan pro dan kontra namun berhasil menyelamatkan eksistensi NKRI. Sebagai contoh pada sebelum proklamasi Bung Karno membantu pihak penjajah Jepang memobilisasi Romusha sehingga berjumlah ribuan yang sebagiannya gugur karena berbagai sebab antara lain penyakit, kurang gizi dan lain sebagainya termasuk mengatur taktik dan strategi pemberontakan PETA Blitar yang dipimpin oleh Supriyadi yang ternyata membawa korban puluhan anggota PETA termasuk Supriyadi sendiri. Pemberontakan tersebut benar-benar sudah dipertimbangkan risiko terburuk yang akan terjadi (calculated risk) (Soekarno; Penyambung Lidah Rakyat, Cindy Adam).

See the source image

Kejadian yang lain misalnya perintah penahanan tokoh-tokoh partai Masyumi dan PSI karena menolak memecat anggota-anggotanya yang terlibat gerakan separatisme PRRI dan Permesta. Demikian pula dengan melakukan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 untuk kembali berlakunya undang-undang Dasar Revolusi 1945 dan melaksanakan sistem demokrasi terpimpin untuk mengatasi kondisi yang tidak menentu akibat gagalnya konstituante membuat Undang-Undang Dasar. Dengan jalan potong kompas tersebut Bung Karno menyelamatkan eksistensi NKRI dari perpecahan yang fatal. Dari pengalaman-pengalaman tersebut diatas mudah-mudahan dapat memberikan inspirasi dan dorongan bagi Presiden Joko Widodo untuk melakukan tindakan potong kompas seperti yang telah diuraikan di atas, dengan begitu diharapkan suksesi di tahun 2024 dapat berjalan mulus tanpa goncangan-goncangan sosial politik bahkan ekonomi yang berarti. Hal inilah yang diharapkan oleh seluruh kekuatan-kekuatan Patriotik dalam mengatasi “demam” yang saat ini sedang melanda sekujur tubuh bangsa ini.

Semoga Allah subhanahu wa taala memberkati! 

Jakarta, 7 Juli 2022

Guntur Soekarno

Pemerhati Sosial

See the source image

Lainnya,

Diary, Guntur Sukarnoputra 1944 – 2022 (21), “APAKAH JOKOWI MAMPU MENDAMAIKAN RUSIA DENGAN UKRAINA?” – KORAN JOKOWI

Tentang Koran Jokowi 4104 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan