Hasdan Nover Zandi (4),
“GANJAR DAN POLITIK NASIONAL
BUTUH PEREMPUAN INDONESIA TANGGUH !”
Koranjokowi.com, OPIni:
Teman teman Relawan Ganjar dimana saja berada,
Apapun perempuan begitu sulit masuk dalam dunia perpolitikan, terbenturkan budaya patriarkhi, suatu sistem yang ‘yang dijaga, yang dirawat, yang dipelihara’ hingga saat ini. Stigma ‘derajat perempuan dibawah laki-laki, perempuan sebagai mahluk lemah yang menuruti apapun kemauan laki-laki. Ini menyedihkan untuk kita semua.
Saya tertarik tulisan Mariani Febriana – Aktifis perempuan , dimana disampaikan bahwa pada tahun 1922, Arthur Schlesinger, Sr. menyerukan sejarahwan untuk membuang segala sikap apriori tentang perbedaan gender dan mengambil peran perempuan dalam sejarah secara serius.
Disampaikan pula, Pada era para rasul, ada banyak perempuan yang dicatat dalam pelayanan menemani para rasul, khususnya Rasul Paulus. Diantara mereka adalah Lydia, Damaris, Priskila, Febe, Claudia dan masih banyak lagi sebagaimana diakui dan dicatat oleh sejarah, khususnya oleh bapak-bapak gereja seperti Ambrosius, Agustinus, Tertulianus, Crysostom dan Gregorius
Seiring waktu, menyusul kemudian bermunculan pengkhotbah-pengkhotbah perempuan yang luar biasa pada era itu, khususnya di Amerika, di antaranya Clarissa Danforth, Jerena Lee, Mary Cole, dan perempuan pertama yang ditahbiskan sebagai pendeta adalah Antoinette L. Brown. Sungguh era ini adalah era kebangunan bagi para perempuan dalam sejarah Kristen, khususnya di Barat.
Teman teman, jumlah penduduk dunia saat ini telah mencapai 7,9 milyar orang, dan sekitar 3,90 miliar atau 49,58% – nya adalah perempuan. Saat ini jumlah penduduk Nasional sekitar 270 juta orang, dan usia 20 – 24 tahun mempunyai jumlah populasi yang paling tinggi yaitu sebanyak 22,6 juta jiwa (8,39%) yang 60%-nya didominasi perempuan. Kedepan akan lahir perempuan-perempuan Indonesia yang tampil ketingkat nasional termasuk dalam dunia politik. Tinggal tanggung-jawab kita sebagai orang tua bagaimana menjadikan mereka sebagai perempuan Indonesia hebat yang berkarakter timur dan ideologi Pancasila.
Perempuan Indonesia apapun banyak melahirkan pejuang dan tokoh-tokoh bangsa , di dunia politik – ekonomi – pariwisata – hukum – seni budaya – eksekutif – legislatif – yudikatif – kepala daerah – Bumn dsb . Dan Islam demikian menjunjung tinggi keberadaan perempuan sebagaimana banyak disampaikan al-quran.
Bahkan alm.Gus Dur pernah mengatakan bahwa para wanita atau istri yang melakukan perannya dalam mengurus keperluan rumah, pahalanya seperti ‘jihad fisabilillah’ , berjuang di jalan Allah SWT. Ini juga ditegaskan Ulama Senior Mesir, Syekh Mahmoud Muhanna yang mengatakan agama Islam memerintahkan setiap Muslim untuk bertanggung jawab dengan perannya. Laki-laki berkewajiban untuk memelihara dirinya, istri dan anak-anaknya, dan memberikan nafkah, perawatan, hingga pendidikan kepada keluarga. Dan perempuan boleh aktif diluar rumah tanpa harus melupakan kodrat dan tanggung-jawabnya sebagaimana diamanahkan semua agama.
Teman teman Relawan Ganjar dimana saja berada,
Dalam dunia politik, atensi perempuan Indonesia terus meningkat khususnya dalam Pemilu Legislatif 2019 bahkan, Pemilu tahun 2019 lalu telah menghasilkan keterwakilan perempuan terbanyak sepanjang sejarah. “Iya tahun 2019 lalu dari jumlah kursi DPRRI sekitar 575 terdapat 118 atau 20,5 persen diduduki oleh perempuan . Ini menarik karena di Pemilu 2014 hanya ada 97 anggota DPR perempuan. dan tahun 2019-2024 ini PDI-P berhasil menempatkan anggota DPR perempuannya paling banyak dibandingkan dengan delapan partai politik yang lolos ke parlemen”, demikian Hasdan Nover Zandi (bang Zandi) aktifis dan relawan senior saat diminta tanggapan atas hal ini.Tahun 2019 lalu jumlah caleg DPRRI asal PDIP berjumlah 573 orang dengan jumlah caleg perempuannya sekitar 215 orang (37,5%) berarti telah melebihi aturan 30%. Yang diamanahkan UU No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu mengatur agar komposisi penyelenggara Pemilu memperhatikan keterwakilan perempuan minimal 30%.
Jumlah kursi PDIP di DPRRI mencapai 128 kursi maka disebut pemilik ‘golden-ticket untuk mencapreskan Ganjar Pranowo, tanpa harus berkoalisi dengan parpol mana pun. Ehehehe.
Satu hal lagi,di tahun 2019 lalu dari 342 Pilkada nasional , 31 perempuan lolos menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah atau menaik menjadi 9,06 persen dibandingkan dengan pilkada-pilkada sebelumnya. Di Pilkada 2015. hanya ada 8.7 persen perempuan yang menang. Sementara di 2017, hanya 5.90 persen perempuan yang menang.
Just reminder,
1.Indonesia banyak kehilangan perempuan – perempuan tangguhnya baik saat sebelum dan sesudah revolusi 1945, kebiadaban Mei 1998, dsb.
2.Perempuan dan ibu Indonesia juga banyak kehilangan anak-anaknya yang berjuang demi kemerdekaan 1945 , korban kebiadaban Mei 1998 dsb
3.Di edisi sebelumnya kita telah membahas tentang Prajurit Sparta era Yunani Kuno yang sangat kuat dan berkuasa karena ‘totalitas & loyalitas kalau pun hanya dengan perlengkapan perang yang minim. Dan banyak yang lupa jika para prajurit Sparta itu dilahirkan dari rahim-rahim Perempuan Sparta baik perempuan berasal dari golongan perioeci (tukang dan pedagang) dan helot (budak-budak).
Perempuan Sparta dikhususkan untuk menghasilkan dan membesarkan anak-anak, menjalankan rumah tangga dan siap maju kemedan perang jika dibutuhkan maka perempuan – perempuan Sparta pun unggul dalam ilmu berperang.
NOW,
RAFFLES HILL MAMPU MELAHIRKAN SPARTA-WOMAN ,
SEBAGAI PEREMPUAN INDONESIA TANGGUH.
HARUS BERANI BERSUARA AGAR GANJAR PRANOWO MENANG.
TANPA MELUPAKAN KODRAT SEBAGAI ISTRI DAN IBU DARI ANAK-ANAKNYA.
RAFFLES HILL MAMPU MELAHIRKAN SPARTA-WOMAN ,
SEBAGAI PEREMPUAN INDONESIA TANGGUH.
MULAI SAJA DARI GANJAR RAFFLES CIBUBUR
‘Gaskeun !
(REd-01/Rahma-Foto.ist)
Lainnya,
Hasdan Nover Zandi (3), ” IBU MEGA DIBOHONGI SBY, LALU MENGAPA ADA PERTEMUAN PUAN – AHY ?”
Putri Simorangkir, “ 77 TAHUN PEREMPUAN INDONESIA BISA APA ? “
Hasdan Nover Zandi (3), ” IBU MEGA DIBOHONGI SBY, LALU MENGAPA ADA PERTEMUAN PUAN – AHY ?”
Be the first to comment