Kabar Simalungun (19), “MUCHTAR PAKPAHAN PEJUANG BURUH ASAL SIMALUNGUN”

Kabar Simalungun (19),

“MUCHTAR PAKPAHAN PEJUANG BURUH ASAL SIMALUNGUN”

Koranjokowi.com, OPINi:

Kami baru tahu jika Pimred kami, Bung Arief P.Suwendi itu sangat dekat perkawanannya dengan aktifis senior , almarhum Prof. Dr. Muchtar Pakpahan, S.H.M.A. putra daerah kelahiran  Bah Jambi 2 Tanah Jawa, Simalungun, Sumatera Utara, tgl. 21 Desember 1953 lalu. Pimred mengawali pertemanannya sejak era relawan Jokowi-Ahok tahun 2012 lalu di Jakarta. Juga kemudian mengikat kekuatan dengan nama FORUM RELAWAN JOKOWI (FOR WE) bersama belasan organ relawan lainnya, bapak MP – panggilan akrabnya sebagai Ketua Umum dan Pimred sebagai Sekjen. Bahkan sekretariatnya menggunakan gedung SBSI – Serikat Buruh Sejahtera Indonesia yang beralamat di  Tanah Tinggi , Johar Baru-Jakarta Pusat.

“Saya menamakannya Gedung Biru, karena gedung itu bercat dominan warna biru”, kata Pimred . Hampir 4-5 tahun disana , keluar masuk organ relawan dengan segala masalah dan dinamikanya, kata Pimred. Apalagi amunisi kami sangat terbatas sehingga untuk konsolidasi , sosialisasi dsb banyak diberi secara pribadi

Berkas:(Peta Wilayah) Kabupaten Simalungun.svg

Kata Pimred, pak MP yang  pendiri sekaligus Ketua Umum DPP-SBSI ( Serikat Buruh Sejahtera Indonesia) thn.1992–2003), organisasi buruh independen pertama di Indonesia ini banyak mengajarkan pimred apa yang disebut dengan ‘ke-sukarelaan, dia akan muncul dengan sendirinya dan memimpin semua panca-indera. Termasuk dalam mendukung Jokowi menuju Kursi Gub.DKI Jakarta thn.2012, kursi Presiden Tahun 2014 – 2019 dan 2019-2024. 

“Ya, pak MP atau biasa saya memanggilnya Suhu MP kerap mengatakan relawan itu ikhlas, sukarela. Sebagaimana Alkitab menganjurkan siapapun  untuk memberi dengan sukarela dan dengan alasan yang benar. Karena dengan memberi, yang mendapat manfaat bukan hanya yang menerima, tapi juga yang memberi. Itu katanya dikutip dari Amsal 11;25, dan pastinya semua agama mengajarkan tentang itu”, tambah Pimred

Maka kesukarelaan suhu MP dalam hal aktifitas buruhnya dia banyak  memperoleh berbagai penghargaan hak asasi manusia internasional kalau pun waktunya demikian ketat karena dia pun  pengacara di firma hukumnya, Muchtar Pakpahan Associates, dan mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Kami, demikian kagum atas sosok putra Simalungun ini kalau pun hanya melalui ceritera Pimred kami, disebutkan pula jika suhu MP mempunyai ceritera ‘seru dalam kehidupannya,  dia menghabiskan masa kecilnya di daerah Tanah Jawa, Sumatera Utara dan ia pindah ke Medan untuk menempuh sekolah menengah atas dan memperoleh gelar sarjana hukumnya di Universitas Sumatera Utara (USU). Sementara itu, untuk Program Pascasarjananya, S2 politik, ia menempuh pendidikannya di Universitas Indonesia (UI) (1989). Gelar doktor hukum diraih Muchtar di Universitas Indonesia tahun 1993 dengan disertasinya yang diterbitkan menjadi buku berjudul DPR Semasa Orde Baru.

“Sekitar bulan Juni 2014 saya dan suhu MP berencana untuk hearing dengan Jusup Kala, Jenderal Wiranto, Jenderal Hendropriyono dan beberapa tokoh besar lain berkaitan dengan Pilpres 2014 lalu. Jika kita bertemu pak Wiranto apa yang kamu sampaikan?”, seperti itulah yang ditirukan Pimred dari pertanyaan Suhu MP. Dan Pimred menjawab, “Berani tidak pak WIranto bicara tentang Pak Prabowo dan kasus Mei 1998”, kata Pimred mata Suhu MP terbelalak kemudian menepuk bahunya. “Keren ini”, dan memang benar saat mereka bertemu tgl. 17 Juni 2014 lalu dengan Jenderal Wiranto hal ini disampaikan dan sejak itu Wiranto kerap bicara ini kepada media.

Suhu MP pernah ditahan beberapa kali di penjara. (1).Pada Januari 1994, ia ditahan di Semarang (2). Pada Agustus 1994—Mei 1995, ia ditahan di Medan karena kasus demonstrasi buruh pertama di Indonesia (3). Pada Juli 1996–1997, ia ditahan di LP Cipinang karena isi disertasinya yaitu menulis buku Potret Negara Indonesia yang berisi tentang perlunya reformasi sebagai alternatif revolusi. Dia pun diancam pidana mati karena dianggap melakukan tindakan subversif.

IN MEMORIUM PROF. DR. MUCHTAR PAKPAHAN | Gramediapost

Sejak duduk di bangku SMA hingga di bangku kuliah, dirinya harus mencari pekerjaan sampingan, seperti menarik becak untuk membiayai sekolah dan kuliahnya. Kepada Pimred, dia juga pernah mengatakan bahwa karena tidak mempunyai uang untuk merayakan kelulusan SMA-nya , dia  berdoa kepada Tuhan dan bernazar bahwa seluruh hidupnya akan diabdikan kepada orang miskin. Itulah awal mula dimana Suhu MP mengabdikan hidupnya untuk orang miskin, terutama buruh.

“Selesai Pilpres 2019 saya dan Suhu MP  berpisah , saya kembali ke Bandung dan beliau masih di gedung biru. Saya dapat kabar beliau meninggal dunia pada 21 Maret 2021 sekitar pukul 23.00 WIB di Rumah Sakit Siloam Semanggi akibat kanker. Satu atau dua minggu sebelum beliau meninggal saya pernah berteleponan dimana beliau masih mengajarakan tentang ‘kesukarelaan dalam segala hal. Rest in peace, suhu,amin” tutup Pimred

(Vien Siregar/Julwed Manulang/Foto.Ist)

Lainnya,

@koranjokowi.com
@koranjokowi
https://www.instagram.com/k0ranj0k0wi/

JEKA SARAGIH PUNYA CARA SENDIRI MENGHARUMKAN KAB. SIMALUNGUN SUMUT

Tentang Koran Jokowi 4117 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan