Budi D.Ginting, “SOAL AHOK. KATA JK, MULUTMU HARIMAUMU ?”

Budi D.Ginting,

“SOAL AHOK. KATA JK, MULUTMU HARIMAUMU ?”

Koranjokowi.com, OPINi:

Bagi dunia kerelawanan nama Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) tinggal kenangan setelah era Pilpres 2024 lalu gemar ‘memberondong’ Presiden Jokowi, kartu Ahok tertutup untuk mendapatkan atensi dalam hal apapun, itu pun hak para Relawan Jokowi termasuk saya selaku Kord.Koranjokowi.com Prov. Sumut-I. Namun terserah Ahok jika kemudian dia akan muncul di Pilkada DKI Jakarta atau Sumatera utara mendatang. Yang jelas untuk Pilkada Sumut, saya dan teman-teman mendukung Bobby Nasution.

Juga pagi ini saya lihat di televisi  ada jumpa pers yang dilakukan oleh Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan (Capim) dan Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Muhammad Yusuf Ateh , yang mengatakan ada 236 capim KPK dan 146 calon anggota Dewas KPK yang lolos seleksi administrasi.  jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2019 lalu.  Dan, dari 236 capim KPK terdiri dari 221 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Sementara itu, 140 calon anggota Dewas KPK ; 16 orang perempuan dan 130 orang laki-laki..

Dan mengapa , tidak ada nama Ahok diantara para Capim KPK maupun Dewas KPK

Apakah Ahok telah tumpul?

Dari video diatas yang sampai saat ini sulit kita lupakan adalah disaat Ahok mengatakan “Emang pak Jokowi bisa kerja?”, ini benar benar penghinaan dari seorang yang mengaku teman Jokowi,  kalau pun kemudian Ahok dan para Loversnya mengoreksi namun luka ini telah membuah pedih kita selaku Relawan Jokowi, sebagaimana waktu lalu Kasus Al Maidah dimana kita sama sama menghadang derasnya perlawanan Ahok Hatters.

AHOK LUPA DIRI !?

Hal ini saya coba minta tanggapan dari PimRed – Arief P.Suwendi melalui seluler (26/7) lalu,

PimRed hanya menjawab, “Hak politik seseorang dilindungi UUD 1945 pasal 28 dan UU tentang HAM. Soal Ahok , itu hak parpolnya jika memang tidak mendaftarkannya  ke KPK.  Juga hak Ahok bicara apapun tentang Presiden Jokowi.  Ahok harus terima resikonya termasuk dijauhi relawan Jokowi seperti kita ini. Namun mari kita bicara internal saja Bud, kita fokus saja untuk  Pilkada serentak November 2024 mendatang, khususnya  tentang keinginan teman teman di Sumut yang menjagokan Bobby”, kemudian tentang Ahok Pimred menyapaikan beberapa catatan dan  statemen mantan Wapres – HM. Jusup Kalla yang terdiri atas 5 (lima) hal, untuk saya cemati & renungkan, yaitu:

1. Tenang-tenanglah Pak Ahok

Selasa, 12 Februari 2019, saat JK menjadi Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, menyarankan agar Ahok menikmati masa kebebasaannya dari penjara sebelum mulai kembali berpolitik praktis. “Ya lebih baik  tenang-tenanglah Pak Ahok. Jadi ya jalan-jalan dulu atau apa. Karena dia, Ahok kan sudah empat kali pindah partai. Juga semoga  TKN tidak menyarankan Ahok untuk masuk ke dalam tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf. Itu bisa berimbas menurunnya elektabilitas Jokowi sebagai capres petahana”

2. Ahok Diminta Legawa Kalah dari Anies

JK berharap pasangan Ahok-Djarot bisa menerima hasil Pilkada DKI Jakarta 2017, tatkala  Ahok-Djarot kalah dari Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Hl ini disampaikan JK , Rabu, 19 April 2017.

3. Kalla Mengomentari Banyak Pemilih Ahok di Petamburan

Sewaktu Pilkada 2017, Kalla pernah mengomentari perolehan suara. Dia mencontohkan, di Jakarta Utara suara Ahok unggul. Adapun di Jakarta Selatan, suara Anies lebih unggul. Kalla mengatakan ini terkait suara pasangan Ahok-Djarot yang unggul di TPS tempat Rizieq Shihab tinggal, di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat.

Pemungutan suara pemilih Ahok di TPS 17 Petamburan mencapai 278 suara. Anies mendapat 212 suara. Dan, Agus mendapat 38 suara. Kalla mengatakan pemilih tidak menjadikan kasus dugaan penistaan agama yang mendera Ahok sebagai satu-satunya faktor. “Kalau pemilih, berbagai faktor, tidak satu faktor,” kata JK  Rabu, 15 Februari 2017.

4. Ahok Sering Minta Maaf

JK  pernah menyindir Ahok yang terpaksa meminta maaf kepada Ma’ruf Amin, waktu itu sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nadlhatul Ulama. Kalla mengatakan, pemimpin yang berkali-kali meminta maaf menjadi indikasi, dia sering melakukan kesalahan berulang. “Ahok  sudah beberapa kali  minta maaf? Berarti dia tidak hati-hati sehingga bisa buat kesalahan,” kata sindir JK , Jumat, 3 Februari 2017.

5. Mulutmu Harimaumu

Pada Rabu, 26 Oktober 2016 lalu juga saat bertemu AHok, JK mengatakan lagi agar AHok menjaga mulutnya, bahkan JK mengumpamakan Ahok dengan calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang suka menuduh kiri-kanan dan berbicara kasar. “Jadi, ya, mulutmu harimaumu, itu saja masalahnya, masalah Jakarta itu,” kata Kalla.

(Red-01/Foto.ist)

 

 

@koranjokowi.com
@koranjokowi
https://www.instagram.com/k0ranj0k0wi/

 

# Melawan Lupa – (6), “SURAT TERBUKA UNTUK PRESIDEN IR. H. JOKO WIDODO & EURICO GUTERES” 

Tentang RedaksiKJ 3922 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan