PDI PERJUANGAN TOLAK JOKOWI, PAN MEMBELA JOKOWI. SO WHAT ?
Koranjokowi.com, OPINi:
Kita sebenarnya malas untuk mengomentari namun sepertinya kita juga harus bicara kalau pun melalui media ini sebagaimana pribahasa, ‘sampaikan kebenaran kalau pun itu pahit untuk orang lain’. Belum saja kita tertegun dengan statemen bahkan mengarah ‘hardikan-hardikan’ kepada seorang Presiden Jokowi dari seorang dr. Ribka Tjiptaning A.Ak, dokter dan kader PDIP mantan Ketua Komisi IX DPR RI pada periode 2009-2014 lalu. Yang kemudian kalimat “Jokowi An*** Kapitalis” menjadi viral dan disertai pro-kontra ditengah publik.
Hardikan Ribka ini wajar jika dianggap publik karena stress takut tidak lolos ke Senayan thn.2024-2029, bahkan ini membuat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto akan pasang badan menjaga suara2 ‘vokalis’ kadernya termasuk Ribka ini.
Idealnya jika pun ada ‘kebencian’ seperti itu kepada Presiden Jokowi, kembali saja kepada ajaran saat kita dibangku SD tentang pelajaran budi-pekerti , sehingga kita mampu membedakan mana bahasa yang pantas untuk disampaikan dimuka umum ada juga yang tidak.
Anggap saja memang Presiden Jokowi seperti itu, tidak berbudi-pekerti, namun haruskah dibalas dengan prilaku seperti itu?, Apalagi ini menghadapi Pilkada serentak November 2024 jangan sampai hal ini menjadi ‘bumerang’ sehingga menenggelamkan suara PDIP dan kader2 terbaiknya mendatang.
Belum juga suasana tenang, muncul lagi masalah baru.
Kemarin (1/8) secara terbuka Presiden Jokowi ditemani Wapres – KH. Maruf Amin dalam sambutan acara Zikir dan Doa Kebangsaan menjelang HUT ke-79 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat menyampaikan Permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia di akhir masa jabatannya , sebagaimana kutipan dibawah ini:
“Di hari pertama bulan kemerdekaan, bulan Agustus. Dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Kiai Haji Ma’ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini. Khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Kami sangat menyadari bahwa sebagai manusia, kami tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak. Kami juga tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak. Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT,” ujar Presiden Jokowi.
Dalam hitungan menit, PDI Perjuangan pun bereaksi. Melalui Juru bicara PDIP Chico Hakim , permintaan maaf itu disebut terlambat. Bagi PDIP , Presiden Jokowi dianggap telah membuat kerusakan dari sisi demokrasi. “Apa lagi kerusakan yang telah diakibatkan oleh cara kepemimpinan dan manuver-manuver yang dilakukan oleh kekuasaan, khususnya yang kami maksud adalah kekuasaan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Itu kerusakan-kerusakan di bidang demokrasi dan juga hubungan baik silaturahmi sosial di antara masyarakat yang kita rasakan ada keterpecahan, ada pecah belah di situ, polarisasi, politisasi agama, dan juga berbagai macam hal lain,” jelasnya.
PAN MEMBELA JOKOWI ?
Beda dengan sikap PDIP, kemarin juga, Waketum PAN – Viva Yoga Mauladi menilai sikap Jokowi sudah sangat bijaksana. “Sikap Presiden Jokowi sangat bijaksana. Sebagai manusia, tentu bukanlah Maha Sempurna, karena kesempurnaan hakiki hanyalah milik Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Jika masih ada program yang belum sempurna, ya nanti akan diselesaikan, diperbaiki serta disempurnakan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran,” kata Viva.
Viva meminta PDIP menerima kekalahan dengan jiwa ksatria. Dia mengatakan semestinya, PDIP tidak usah lagi mengorek masa lalu dengan narasi negatif yang akan menebar energi buruk dan mengajak untuk menatap masa depan dengan optimis.
“Jika sudah kalah, ya sebaiknya menerima dengan jiwa ksatria. Tidak usah lagi mengorek-ngorek masa lalu dengan memakai bahasa negatif, destruktif, dan toxic. Tidak enak dibaca dan dirasa karena menebar energi buruk, he-he-he,” ujarnya.
” … SEMAKIN PRESIDEN JOKOWI DIPERLAKUKAN SEPERTI ITU JANGAN HERAN JIKA KEKUATAN SUARA PRO-JOKOWI AKAN TERUS MENGUATKAN SUARA KEPADA PRABOWO – GIBRAN JUGA DI PILKADA SERENTAK 2024…”
Mungkin kalimat ini sangat tepat saya kutipkan, sebagai penutup tulisan bebas ini. Dimana ini saya dengar ada percakapan antara dua pria seusia saya saat hendak bersiap-siap ber-wudhu shalat Jumat kemarin (2/8). Padahal yang saya tahu selama ini, komunitas di masjid ini didominasi oleh Anies Lover’s.
‘Ehehehe.
(Red-01/Foto.ist)
Lainnya,
@koranjokowi.com
@koranjokowi https://www.instagram.com/k0ranj0k0wi/
- Arief P.Suwendi & Jonny Sirait, JARO ADE : BOGOR KAPAYOEN 2024-2029. “Jaro, Pageuh, Kades, FKUB, Dana Desa & Mahasiswi Pariwisata?”
- Kabar Simalungun (19), “MUCHTAR PAKPAHAN PEJUANG BURUH ASAL SIMALUNGUN”
- Jaro Ade : Bogor Kapayoen 2024-2029. ” JARO, GOLKAR & POTENSI PERTANIAN”
- Arief P.Suwendi & Jonny Sirait, “JARO ADE : BOGOR KAPAYOEN 2024-2029”
- Ronni B.Baron, Sumsel. “Mengapa Pagar Alam tidak menarik dalam hal investasi ?”
- Budi D.Ginting, “KAMU HARUS BERANI BICARA DENGAN BOBBY NASUTION !”
- Agus Subagya, “Kita Dukung Bapanas Tentang Pompanisasi Pertanian 2024-2029”
- PRASASTI JOKOWI DI BKT JAKARTA TIMUR & VANDALISME !?
- Rigel Belatrix, “PRABOWO-GIBRAN WAJIB MENCONTOH JOKOWI MELAWAN KORUPTOR !”
- Budi D.Ginting, “SOAL AHOK. KATA JK, MULUTMU HARIMAUMU ?”
Jaro Ade : Bogor Kapayoen 2024-2029. ” JARO, GOLKAR & POTENSI PERTANIAN”
Arief P.Suwendi & Jonny Sirait, “JARO ADE : BOGOR KAPAYOEN 2024-2029”
Be the first to comment