
PRESIDEN JOKOWI, NATALIUS PIGAI, KONTROVERSI DAN RASISME !?
KoranJokowi.com, Bali : Natalius Pigai saat ini sedang diatas angin setelah Abroncius Nababan ditahan polisi sebagai tersangka kasus rasisme kepada dirinya, saya dan jutaan Relawan Jokowi dimana pun berada termasuk di KoranJokowi.com pun juga sangat tidak setuju dgn ucapan rasis, termasuk kerapnya N. Pigai mengkritik pemerintah khususnya kepada Pak Jokowi. Narasinya tidak layak dan selalu membuat publik geram dan kami yakin Abroncius punya pikiran kegeraman seperti itu.
Sayangnya Abroncius terpancing sehingga Out of The Box, Rasis radikalisme dan teror ini pun telah terjadi sejak Pre-Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu. Dimana Presiden Jokowi di fitnah PKI, Anak Aseng, ‘Body-shamming, dsb. Termasuk kepada BTP atau Ahok dengan ucapan Cina, Kafir, babi, dsb namun ke-2 nya tetap ‘memaafkan.
Sebelumnya dalam dalam mencari keadilan atas itu N.Pigai mengadu ke Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin. Melalui cuitannya pada Minggu (24/1/2021), dan dalam cuitannya itu, ia menyertakan pula empat tangkapan layar media sosial, yang semuanya memuat foto Natalius Pigai disandingkan dengan foto gorila. Aktifis Medsos sekaliber Denny Siregar pun sontak mengomentari, “Dulu @basuki_btp diserang rasisme dahsyat dgn sebutan china, babi, sipit, kafir. Tapi dia hadapi sendiri dengan tidak bawa2 suku dan ras, apalagi daerah kelahiran.. @NataliusPigai2 itu cengeng ya? Kocak juga dia ngadu2 ke Menhan AS. Mungkin dia merasa dirinya Snoop Dogg..” tulis dia.
Belum sepekan kasus Abronc ius VS N.Pigai, kini sedang viral atas statemen N.Pigai yang mengatakan, “Sekarang presiden satu daerah, satu pulau (Jawa). Wakil presiden satu pulau. Terus sekarang yang berasal dari luar pulau, apa babu gitu? Sampai kapan mau jadi babu,” begitu kata Natalius Pigai dalam video berdurasi 33 detik tersebut.
Pastinya ini menuai perlawanan publik, namun kembali N.Pigai membantah. “Saya kritik kegagalan sistem politik dan dampaknya dan perubahan UU Pemilu yang Pancasila dan Bhineka. Yang like video 590 orang dan dislike cuma 28 orang. Kok saya dibilang hina Jawa? Itu kritik, bukan hina. Misal by design hanya 1 suku pimpin 74 tahun. Saya dengn tanya apa orang luar Jawa itu babu? Mana hinanya?” kata Natalius Pigas dalam akun Instagramnya, @NataliusPigai2, Kamis (28/1/2021) lalu.
Namun Abu Janda, militan Relawan Jokowi, tidak diam dia akan melaporkan N. Pigai ke polisi. “Maen isu Rasisme, yang dibelain @NataliusPigai2 rasis menghasut permusuhan SARA: “kalo presiden wapres dari pulau jawa, maka suku di luar jawa = BABU” istilah anti kemanusiaan. Pigai juga RASIS KEJI ke etnis jawa, cek video,” komentar Abu Janda soal video tersebut. “Mau maen lapora2an ke polisi isu rasisme, bang @harisknpi, pace @NataliusPigai2 ? yuk maen kita. kita lihat laporan siapa yang diproses,” tambah Abu Janda.
Seharusnya semua orang ‘menahan diri’ , khususnya dalam keprihatinan pandemi Covid 19 untuk tidak melakukan rasis, sekecil apapun. Apakah kemudian kasus ‘Jawa Babu’ ini akan berlanjut keranah hukum, saya tidak ingin mengomentarinya. Silahkan pembaca yang menilai.
Yang jelas, selama ini, Relawan Jokowi sudah terbiasa sikap para Jokowi-Hatters , termasuk N. Pigai yang terus mengkritik Jokowi dengan kritikan ‘un-profesional Alasannya karena Jokowi lebih buruk dari SBY dalam memperlakukan Papua, ukurannya karena zaman SBY menurut N. Pigai banyak orang Papua dilingkaran istana, dan didengar masukannya. Dia tidak bisa membedakan realita sekarang di papua.
Kecintaan Presiden Jokowi kepada masyarakat Papua yang selama ini merasa ‘di-dholimi’ Orde Baru dalam berbagai hal telah dibuktikan dengan kongkrit sejak menjabat sebagai Presiden tahun 2014 lalu , berikut adalah beberapa kecintaan beliau kepada masyarakat Papua, yaitu;
1.Jalan Trans Papua
Jalan Trans-Papua adalah jalan nasional yang menghubungkan Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua, membentang dari Kota Sorong di Provinsi Papua Barat hingga Merauke di Provinsi Papua dengan total panjang mencapai 4.330,07 kilometer (km). Dari total panjang tersebut, terbagi atas 3.259,45 km di Provinsi Papua dan 1.070,62 km di Provinsi Papua Barat. Hingga akhir 2014 jalan Trans Papua di Provinsi Papua baru tembus sepanjang 2.343 km dengan sisa jalan yang belum terhubung sepanjang 865 km. Sedangkan untuk Trans Papua di Papua Barat baru tembus sepanjang 920 km dengan sisa jalan yang belum terhubung sepanjang 151 km sampai 2014
Dan pada rentang 2015-2019, Presiden Jokowi menargetkan sekitar 1.987 Km dan telah tercapai 150 km untuk Jalan Trans Papua Barat dan 865 Km untuk Trans Papua masih kurang 1.066 Km lagi termasuk 1.678 km jalan yang belum beraspal sisa pemerintahan sebelumnya (?)
2.Harga BBM yang disamakan.
Presiden mengetahi bahwa harga bensin dan solar saat itu di Papua 10 kali lipat dari harga umum, yaitu sekitar Rp. 60 ribu. Dan akan menaik saat dimusim hujan karena bisa menembus harga Rp.100.000/liter. Juga harga semen sebelumnya sekitar Rp. 400 – 500 ribu/kantong. Bagaimana sekarang?, saya yakin ke-2 nya tidak lagi demikian, dan ini terjadi di periode Presiden Jokowi.
3 .Pembangunan stadion
Presiden Jokowi menyetujui anggaran KemenPUPR dan Pemerintah Provinsi Papua untuk pembangunan 9 (sembilan) arena PON Papua 2021 lebih dari Rp 2,37 triliun itu dan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Papua. Dan kini semua pembangunan itu telah selesai > 80% alias siap digunakan.
4. Saham Freeport 51% sudah milik NKRI
Teman teman KoranJokowi.com, Presiden Jokowi bisa saja mengambil alih saham PT Freeport Indonesia lebih dari 51 persen. Namun, hal itu tak dilakukan karena berbagai pertimbangan. (Pertama), soal teknologi. karena Indonesia tetap masih membutuhkan Freeport karena perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) itu dinilai menguasai teknologi pertambangan. (Kedua), selain teknologi, Freeport juga dinilai masih memiliki kemampuan di berbagai hal. Misalnya, pemasaran hasil tambang dan kemampuan manajemen proyek. (Ketiga), persoalan dana karena Indonesia hanya memiliki Rp 50 triliun sedangkan kalau full dibeli dananya lebih dari Rp.100 trilyun.
Akan ada waktunya nanti kita full 100%, yang jelas setelah Indonesia menjadi pemegang saham mayoritas Freeport, pendapatan negara akan meningkat. Lapangan kerja di Papua diyakini akan lebih banyak.
Namun langkah Presiden Jokowi ini diluar perkiraan Amerika dan sekutunya, termasuk para mafia ESDM lokal kita. Hanya sekarang masalahnya kita semua harus mengawalnya agar keadilan untuk masyarakat Papua tercipta tidak seperti jaman Orba lalu.
Sebagian kecintaan Presiden Jokowi diatas, harus terus ditindak-lanjuti oleh masyarakat Papua juga para Relawan Jokowi, karena itu semua adalah anugrah Tuhan YME. Ada pun mengenai prilaku N. Pigai itu, para Relawan Jokowi meyakini hanya mewakili pribadi bukan masyarakat Papua kebanyakan.
Kebencian dan kritis beda tipis, silahkan pembaca menyimpulkan sendiri dimana kelas N. Pigai ini.’Mohon maaf jika ada hal kurang berkenan, Rahayu ! (IG.Suparta/Foto.ist)
Check di 3.37 detik,
Be the first to comment