
PRESIDEN JOKOWI DIANTARA BABI PANGGANG, MARUS, KENCING UNTA & VAKSIN C-19 !?
KoranJokowi.com, Bandung : Pidato Presiden Joko Widodo lalu terkait ajakan mencintai produk khas nusantara heboh dan viral di media sosial. Bahkan ada upaya sistematis kemudian untuk ‘meulucuti beliau karena hal ini. Bagi saya, pidato beliau tidak lebih dari ikutnya mempromosikan Bipang (Babi Panggang) Ambawang , jika ada hal lain yang dianggap salah itu adalah hak orang tersebut,
Dan, Saya tidak mau masuk ranah itu, namun sebagai penggemar kuliner nusantara , saya baru tahu jika itu adalah makanan khas dari Kalimantan Barat yang kerap menjadi oleh-oleh dan tujuan wisata kuliner, karena memiliki rasa dan ciri khas yang unik,
Dia terbuat dari daging babi kampung muda. Tektsurnya yang lembut membuat daging babi panggang ini sangat diminati. Diolah dengan bumbu rempah khas Dayak, membuat sajian ini berbeda dari olahan daging babi lainnya.Tak hanya itu, Bipang Ambawang ini memiliki lemak yang tipis dan kulit krispi. Paduan tepat untuk sajian pecinta daging babi. Bagi yang tidak suka atau mengatakan ‘haram’ ya jangan dimakan, sederhana saja.
Ogh ya, babi kampung muda yang ideal itu dalam beberapa sumber disebut yang berusia 3-5 bulan dengan berat 10-20 kilogram. Setelah dipanggang beratnya sekitar 3-7 kg untuk 1 ekornya. Berbeda dengan babi yang dijual di pasar yang 1 ekornya bisa mencapai 100kg dan dapat diambil bagian daging/samcan saja (tanpa tulang).
Bipang Ambawang disajikan dengan cocolan sambal yang khas. Salah satu cocolan khas dari Bipang Ambawang adalah sambal antuha, yaitu sambal terasi yang dipadukan dengan perasan jeruk sehingga memberi sensasi pedas-asam yang menyegarkan. Itulah BIPANG AMBAWANG dari Prov. Kalbar.
Tahun 1970-an pernah muncul pro-kontra serupa yaitu tentang kasus makanan ‘Marus’ yaitu makanan yang berasal dari darah binatang yang disembelih kemudian dibekukan dengan cara pengukusan. Marus /saren biasanya dijadikan bahan makanan untuk sate, opor, dan berbagai jenis masakan lain. Menurut agama Islam, saren merupakan makanan haram karena berasal dari darah. Pemerintah Indonesia juga menyatakan pelarangan terhadap penjualan saren karena tidak memenuhi syarat kesehatan. Makanan yang diharamkan karena dzatnya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah asal makanan tersebut memanglah sudah haram seperti daging babi, daging binatang buas seperti anjing, darah, dan sebagainya. Seseorang yang beriman tentunya tidak akan pernah mencoba untuk mengkonsumi makanan tersebut karena tahu bahwa makanan tersebut haram dzatnya. Tanpa juga harus diprovokasi dalam satu tujuan politik, Haram ya haram, halal ya halal, enough.
Haram atau tidaknya atas sesuatu hal kembali kepada diri sendiri, memang dari milyaran manusia di dunia ini sejak jaman Nabi Adam AS hingga saat ini tahukah kita berapa persen manusia YANG TIDAK melakukan perbuatan ‘haram sebagaimana dalam agama masing-masing?
Waktu lalu kita pun dihebohkan dengan viralnya minum air kencing Unta, pro-kontra disana sini, pertentangan dan keyakinan atas mazhab yang diyakini yang pro-kontra kemudian bergulir menembus ruang waktu. Mereka yang meyakini dan mempercayai Madzhab Maliki dan Hanbali, menetapkan jika status air kencing dan kotoran hewan adalah ‘tidak najis, dsb. Namun kemudian isu itupun tertelan waktu.
Waktu lalu pun terjadi pro-kontra atas vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca, LPPOM MUI menyatakan bahwa dalam proses produksinya vaksin ini menggunakan unsur tak suci dan haram lantaran mengandung tripsin yang berasal dari pankreas babi. Dalam perkembangannya Komisi Fatwa pun memutuskan vaksin tersebut haram, kendati demikian, vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca itu tetap boleh digunakan karena adanya unsur darurat dan mendesak demi mengatasi pandemi COVID-19.
Kembali tentang BIPANG AMBAWANG, apakah kita juga harus ikut sibuk mengklarifikasi pidato itu?, bagi saya pribadi , semua kembali kepada kitanya masing-masing, salahnya ini karena disampaikan oleh seorang PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, IR. H. JOKO WIDODO.’ Itu saja. Yang mana kami yakini tidak demikian ‘artinya’ sebagaimana yang ‘ditudingkan’ Jokowi-hatters saat ini. Bagi kami saat ini, Diam dan biarkan nanti pun berlalu.
Mohon maaf lahir bathin, ‘Aye !
(Red-01/Foto.ist)
Be the first to comment