Marsantabi, Santabi Da Oppung – (7)  : Pray4Parapat: “INIKAH BUKTI JIKA BUMI & ALAM PARAPAT SIMALUNGUN MENGGUGAT !?”

Marsantabi, Santabi Da Oppung – (7)  : Pray4Parapat: “INIKAH BUKTI JIKA BUMI & ALAM PARAPAT SIMALUNGUN MENGGUGAT !?”

Assalamualaikum wrwb,

Salam sejahtera, damai untuk kita semua.

Njuah njuah, Horas.

Marsantabi, Santabi Da Oppung.

Marsantabi, Santabi Da Oppung.

Kalau pun saya etnis Sunda, saya suka akan umpama, pribahasa atau pantun Batak juga Batak Toba. Mohon maaf jika salah dalam arti dan penulisannya.

MOLO LITOK AEK DI TORUAN, TINGKIRON MA TU JULU. Bila ingin menyelesaikan suatu permasalahan, carilah dahulu apa penyebabnya; HATA MAMUNJUNG HATA LALAEN, HATA TOROP SABUNGAN NI HATA.Pendapat sendiri adalah pendapat yang tidak wajar, pendapat orang banyaklah yang jadi pedoman, dan jadi keputusan

Teman- teman KoranJokowi.com dimana saja anda berada,

Presiden Joko Widodo sejak tahun 2014 lalu  menekankan percepatan pembangunan yang terintegrasi guna mengembangkan Kawasan Danau Toba sehingga menjadikannya pariwisata kelas dunia. Ini mungkin terkait dalam arti ‘mencari penyebab untuk segera diselesaikan. Ini juga pastinya ‘ditunjukan kepada Pemda sekitar Kawasan Danau Toba, diantaranya; Kab. Simalungun, Kab. Toba Samosir, Kab. Tapanuli Utara, Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Dairi, Kab. Karo, dan Kab. Samosir.

Dan Presiden Jokowi telah mempersiapkan APBN senilai Rp.3,5 trilyun untuk pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, dengan pesan agar anggaran ini ditujukan untuk kesejahteraan dan keadilan pembangunan disekitar Kawasan Danau Toba. Salah satunya, Pembangunan yang terintegrasi di semua lini, mulai dari / untuk sektor pariwisata, infrastruktur, sumber daya manusia (SDM), branding, hingga lingkungan hidup.

Ini pun sepertinya tepat dikiaskan pada umpama yang ke-2 diatas, sebelum dianggarkan dalam APBN pastinya beliau telah berdiskusi dengan para kepala daerah di kawasan Danau Toba, lintas kementerian dsb. Sehingga menjadi pedoman terdasar sebelum membuat keputusan. Dan Rp.2,5 trilyun itu telah mengalir  demi pengembangan  Kawasan Danau Toba yang berpihak kepada rakyat, titik.

Bagi kami, KoranJokowi.com, (maaf) … Banjir bandang, longsor dan lumpur coklat pekat dan berbau  yang menerjang kota wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (13/5/2021) sore lalu adalah bentuk koreksi Bumi & Alam atas semua hal diatas, kita tidak bisa lagi menyalahkan karena intensitas hujan yang tinggi sehingga terjadinya luapan di Sungai Batu Gaga dan sungai – sungai kecil di wilayah sekitar hingga hancurnya drainase pusat kota, pasar-pasar, sekolah, Jalan Sisingamaraja,  Jalan Anggarajim, Kelurahan Parapat, Jalan Kol TPR Sinaga) dan menghancurkan ladang ladang petani. ini semua karena lalai atau sengaja lalai ?, itu yang kini dipertanyakan.

JIka sungai sungai dan drainase penuh sendimen lumpur, adakah atau pernahkan ada upaya untuk memperbaiki mengeruk dan merevitalisasi hingga sepadan sungai-sungainya?, Musibah Parapat ini seharusnya akhir dari bukti musibah sejenis lainnya yang selama ini terjadi di wilayah Kawasan Danau Toba, di Sumatera Utara khususnya. MENGAPA HARUS MALU MENGAKUI ?

Banjir bandang,  longsor dan lumpur coklat pekat dan berbau  yang menghancur luluh-lantakan. Merusak segala harapan dan semangat warga disana  untuk mendapat berkat adanya Kawasan Danau Toba, Semua menjadi apatis dan kecewa. Dan ini pula bukti dari apa yang dikhawatirkan Presiden Jokowi sejak lama, semua berjalan masing-masing tanpa terkordinasi, sedangkan semua ini adalah jawaban beliau untuk  solusi masalah yang selama ini tersumbat, beliau  mendiskusikan, dan kemudian menyelesaikannya demi warga di daerah sekitar Kawasan Danau Toba.

Banjir bandang,  longsor dan lumpur coklat pekat dan berbau  yang menyapu Kota Parapat dan sekitarnya seharusnya itu tidak perlu terjadi, semua karena ‘salah dan lalai’ mengantisipasinya. Namun semua telah berlalu haruskah PRESIDEN JOKOWI kembali menyelesaikannya?. Dan, wajar  jika kemudian kami para Relawan JOkowi mempertanyakan

1.Kemana anggaran APBN Rp,2,5 trilyun dari Rp.3,5 trilyun itu mengalir?

2.Apa tindak-lanjut dan manfaat atas anggaran program2 reboisasi kawasan bukit sekitar danau toba yang terbagi di 7 kabupaten sejak tahun 2014 lalu?

3.Pengembangan ekonomi atas sektor wisata Danau Toba (menjadi, seolah) bukan hal prioritas jika daerah2 penyangganya lalai melibatkan masyarakat di 7 kabupaten terkait baik dalam hal padat karya dan kebersamaan sikap mewujudkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba sebagaimana harapan Presiden Jokowi

4.Kota Parapat merupakan  salah satu akses utama menuju Danau Toba atau Pulau Samosir yang berada sekitar 48 km dari Kota Pemantangsiantar. Karena menjadi penghubung menuju Pulau Samosir, kota Parapat menjadi salah satu kota yang ramai dikunjungi oleh para turis baik lokal ataupun asing.

5.Kalaupun Pandemi Covid 19 demikian dahsyat terhadap sector wisata nasional, Presiden Joko Widodo tetap memberikan prioritas anggaran infrastruktur bahkan 5 kali lebih besar dari tahun 2019 yaitu menjadi Rp. 10,1 trilyun melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp 7,6 triliun dan Kementerian Perhubungan senilai Rp 2,5 triliun. Dan tentunya Rp.3,5 trilyun itu untuk mewujudkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba

Bagaimana bisa semua terjadi bukankah saat Pilpres 2014 dan 2019 lalu 45 – 55% masyarakat Sumatera utara telah memilih Presiden Jokowi untuk menjadi berkat dan pembawa terang dari keruwetan sebelumnya, mengapa kita lalai?

Marsantabi, Santabi Da Oppung !

Marsantabi, Santabi Da Oppung !

Semoga saudara saudara kita di Parapat dapat cepat pulih dalam segalanya, sambil kita kembali ingatkan siapapun atas hal dibawah ini

1.Presiden Jokowi kerap berpesan agar penyelesaian urusan tanah – tanah adat yang  digunakan untuk akses jalan menuju KSPN Danau Toba segera diselesaikan dengan cara yang baik. Sudahkah ini dilakukan !?

2.Presiden Jokowi kerap berpesan agar penyelesaian urusan lahan eks.HGU PTPN 2 hendaknya diselesaikan segera, khususnya  yang berlokasi di 7 kabupaten itu agar  dilaksanakan secara jujur dan diberikan kepada yang berhak tanpa harus berhamburan umpatan, caci-maki dan kekerasan karena bertentangan dengan ajaran para leluhur ‘Tano Batak’. Sudahkah ini dilakukan ?

3.Presiden Jokowi kerap berpesan dan menegaskan bahwa dalam wacana pengembangan Danau Toba, bukan melulu tentang infrastruktur. Namun ada yang terlupakan, yaitu isu lingkungan sengaja ‘dilupakan. Diantaranya, izin perusahaan yang merusak lingkungan mengapa belum juga ‘dicabut dan diberangus?

Teman – teman KoranJokowi.com dimana saja kalian berada ,

Apapun, KoranJokowi.com menyampaikan duka-cita dan keprihatinan terdalam atas musibah di Parapat, Kab. Simalungun. Semoga semua segera pulih seperti semula. Amin

Sebelum  menutup ijinkanlah saya mengutip sebuah Umpama (Peribahasa/ Ungkapan) Batak lainnya, yaitu :  “Pantun do hangouan, tois hamagoan. Dang adong naso tarpatupa ni Debata “, Sikap santun membawa kehidupan, sombong mendatangkan malapetaka. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Amin.

Marsantabi, Santabi Da Oppung.

Marsantabi, Santabi Da Oppung.

Mejuah-juah kita kerina, Horas !

Wassalamualaikum wrwb,

Mohon maaf lahir bathin.

Salam Relawan Jokowi !

(Red-01/Foto.ist)

-BERSAMBUNG-

Please klik link ini,

MARSANTABI, SANTABI DA OPPUNG:  KORANJOKOWI.COM MULAI BERAKSI DI PROV.SUMUT. DESA HELVETIA, TUNGGORONO, LAU CIH, SAMPALI, PERCUT SEI TUAN, SIMPANG AMPAT ASAHAN & MANY MORE – (1) | KORAN JOKOWI | Media Independen Relawan

MARSANTABI, SANTABI DA OPPUNG:  KORANJOKOWI.COM MULAI BERAKSI DI PROV.SUMUT. DESA HELVETIA, TUNGGORONO, LAU CIH, SAMPALI, PERCUT SEI TUAN, SIMPANG AMPAT ASAHAN & MANY MORE – (2), Selamat Datang ,”KAMPOENG MANASIK” KOTA BINJAI SUMATERA UTARA. | KORAN JOKOWI | Media Independen Relawan

MARSANTABI, SANTABI DA OPPUNG:  KORANJOKOWI.COM MULAI BERAKSI DI PROV.SUMUT. DESA HELVETIA, TUNGGORONO, LAU CIH, SAMPALI, PERCUT SEI TUAN, SIMPANG AMPAT ASAHAN & MANY MORE – (3) : “KAMI SIAP MENERIMA AMANAH DEMI SUMATERA UTARA” | KORAN JOKOWI | Media Independen Relawan

Marsantabi, Santabi Da Oppung – (4)  : “PRESIDEN JOKOWI, WARGA DESA HELVETIA SUMUT MEMPERTANYAKAN MASIH ADAKAH MERAH PUTIH DISANA ?”   | KORAN JOKOWI | Media Independen Relawan

Marsantabi, Santabi Da Oppung – (5)  : “DIATAS LAHAN 100 HEKTAR DI DESA TUNGGORONO ITU BUKAN HANYA MILIK MAKHLUK HIDUP SAAT INI,TETAPI JUGA MILIK LELUHUR KAMI. JANGAN SAMPAI MEREKA MARAH !” | KORAN JOKOWI | Media Independen Relawan

Marsantabi, Santabi Da Oppung – (6)  : “PAK PRESIDEN JOKOWI, WARGA DESA LAU CIH KAB. DELI SERDANG TIDAK AKAN PERNAH TAKUT KEPADA IBLIS, NAMUN MEREKA TAKUT  DIPAKSA MENGAKUI JIKA MEREKA PKI SEPERTI DI TAHUN 1967 LALU !?” | KORAN JOKOWI | Media Independen Relawan

 

Tentang Koran Jokowi 4107 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.