
RELAWAN JOKOWI ‘MENYESAL’ MEMILIH EMIL SEBAGAI GUBERNUR JABAR ?
KoranJokowi.com, Bandung : Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil melalui media pernah menyampaikan harapannya agar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat level 4 Jawa-Bali Tgl.15-25 Juli 2021 tidak berlangsung lama karena puncak kedaruratan Covid-19 di Jabar sudah lewat.
Kang Emil pasti lupa, per tgl.14/7 itu Prov. Jabar memiliki 10.444 kasus, nomer 2 tertinggi sesudah DKI jakarta > 12.667 kasus, disusul Jawa Timur: 7.088 kasus dan Jawa Tengah: 5.110 kasus.
Padahal tgl. 1/7 kasus di Jawa Barat sekitar 387.634, dan di tgl.25/7 di link Peta Sebaran | Covid19.go.id tercatat jumlah kasus Prov. Jabar > 569,070 (Laki laki 272.155, Perempuan 286.859) , Kelompok Usia : 0-5 thn : 18,280, 6-18 thn : 63,093, 19-30 thn : 139,112, 31-45 thn : 157,992, 46-59 thn : 121,594 dan ≥ 60 thn : 56,095
Bagaimana lewat atuh kang, bukannya itu malah naik?
Kemarin (25/7) sedang viral pernyataan Kang Emil lagi yang berjanji akan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar lebih proporsional dalam evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3-4 yang akan berakhir Minggu besok. Ini sepertinya bernada ‘pesimis atas apa yang telah dilakukan Pemerintahan Presiden Jokowi, Test the watter. PPKM DARURAT adalah kebijakan pahit , yang juga tidak perlu di didiskusikan. ‘Ironis
Idealnya Pemprov Jabar yang dibantu TNI-POLRI & Relawan hanya fokus khususnya akan penyaluran Bansos C19 segera dan tepat , itu yang lebih benar bin mujarab.
Dalam edisi lalu saya mengutip tulisan ‘pakar netizen yang juga RELAWAN JOKOWI, Eko Kuntadi. Dalam tulisan/link ini
Eko Kuntadi, JOKOWI DI KELILINGI RAJA-RAJA KECIL. ” ASEM ! ” | KORAN JOKOWI
Disitu jelas Eko menyebut Para Raja-Raja kecil penguasa daerah leletnya minta ampun. Bahkan malah ada yang nyari kesempatan dalam kesempitan. Saat ekonomi perlu putaran, eh, di rekening-rekening Pemda masih ada Rp.198 triliun yang mengendap. Bukannya dicairkan agar masyarakat bisa menikmati tetesannya, malah dipendem di bank.
Ada juga yang perencanaan APBD-nya sok optimis. Misalnya Jabar. Dalam APBD 2021, mereka gak memasukan fariabel kemungkinan gelombang kedua. Sok yakin. Makanya Kang Emil akhirnya mengeluh, duit mereka gak cukup buat mengantisipasi kondisi.
Ahahahah..
Bahkan wajar saja disaat angka kasus Covid 19 di kota Bandung dan Jawa Barat menaik, adanya demo PPKM di Bandung (21/7) lalu telah ‘beririsan’ lagi jumlah positip Covid 19 di kota Bandung > 500 kasus. Ini juga hasil ‘compare dari laman Pusicov Kota Bandung, Covid19.bandung.go.id, penambahan kasus harian Covid-19 di Kota Bandung pada 24 Juli 2021 mencapai 525 kasus.
Masih rilis Pusicov, terdata ada 10 kecamatan tertinggi dengan kasus Covid-19 tertinggi di kota Bandung
1. Kiaracondong 563 kasus
2. Bojongloa Kaler 491 kasus
3. Rancasari 424 kasus
4. Antapani 424 kasus
5. Sukasari 408 kasus
6. Batununggal 370 kasus
7. Coblong 356 kasus
8. Lengkong 283 kasus
9. Regol 274 kasus
10. Mandalajati 262 kasus
Demo boleh saja, itu dilindungi hukum, namun bagaimana bisa lolos diantara mereka kemasukan perusuh dengan membawa bom molotov?, dan bentrok dengan Polisi. Bahkan Polda Jabar melalui Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan dengan adanya temuan bom molotov, berarti aksi ini sudah direncanakan agar ricuh antara pengunjuk rasa dengan aparat keamanan
(TribunJabar)
Jauh hari sebelum demo PPKM DARURAT menasional, Menkopolhukam – Mahfud MD sudah mengatakan, “Covid itu adalah politik yang dihadapi dalam kesatuan politik. Kalau dianggap itu musuh seperti politik, yang akan menghancurkannya itu, semua kekuatan di dalam negeri bersatu beda partai, beda aliran, bega agama, beda suku bersatu hadapi Covid karena itu membahayakan kita bersama”
Maka mari para Kepala Daerah khususnya Gubernur Jawa Barat lebih fokus urus Covd 19
Jadi Kang Emil diharap lebih bijak , dan lebih sabar , jangan buru buru ngurus Pilpres 2024, Belanda masih jauh. ! Akang masih ingat dong channel YouTube Helmy Yahya Bicara, Senin (26/7/2021), disitu RELAWAN JOKOWI mencatat;
1.Akang blak-blakan terkait modal yang dimilikinya pada Pilpres 2024 yang mengaku hanya punya satu modal untuk maju pada Pilpres 2024. Padahal untuk urusan 2024 itu rumit, ada tiga syarat, kan. Satu elektabilitas, dua logistik, tiga keterusungan partai. —- (Seharusnya menurut RELAWAN JOKOWI ditambah, ke-empat, mampu segera menurunkan kasus C19 dan ke-5, Cepat menyerap anggaran, bukan ‘dipendem di bank)
2.Akang mengakui jika soal urusan logistik dirinya tidak sekaya capres-capres yang lain. — (Padahal saat PIlgub Jabar 2018 tercatat kekayaannya > Rp 13.548.369.232. menaik dibandingkan pada tahun 2013 saat masih awal Wali Kota Bandung yakni sebesar Rp 5,08 miliar. bukankah itu sudah modal, Ahahaha)
3.Akang juga bilang belum memiliki partai pengusung, tetapi dia sedang ber-istiqarah untuk berlabuh ke partai mana. — (Padahal kalau saya jadi akang, saya akan lebih sering meminta para ulama Jawa barat untuk terus ‘istiqarah . ‘meminta penjelasan’ atau ‘panduan’ Allah SWT disertai solat sunat memohon petunjuk Allah SWT dalam memilih atau melakukan sesuatu perkara atau urusan, khususnya menaiknya kasus Covid 19 di Prov Jawa Barat.)
Dari sebagian diatas, demikian teganya Kang Emil, disaat yang lain sedang sibuk urus COVID 19, akang lebih sibuk urus ‘Cupras capres, .. Capede.
Sumpah saya dan RELAWAN JOKOWI lainnya ‘menyesal pilih Akang saat Pilgub Jabar 2018 lalu.
Tapi , kalau mau jujur mengapa saya dan RELAWAN JOKOWI memilih akang, karena ada Wagub yang bernama Kang Uu – H.Uu Ruzhanul Ulum, idola kami, Panglima Santri Jawa Barat, idolanya RELAWAN JOKOWI
Satu lagi yang agak sulit dilupakan RELAWAN JOKOWI, saat Presiden Jokowi dan Kastaf Presiden – Jenderal LBP ‘survey persiapan KAA (Kamis, 16 April 2015) , ‘ujug-ujug muncul hastag “PRESIDEN YANG TERTUKAR, gegara ..(katanya) … Jumat, 17 April 2015 dan muncul hastag Presiden Ridwan Kamil. Kemunculan kata kunci tersebut lantaran kabarnya ada seorang wisatawan Jerman yang memuji presiden Indonesia, namun bukan Jokowi yang disebut melainkan Akang
Pemilik akun Path Achmad Iman menyebutkan, “Kata turis Jerman di Bandung: Your President is very handsome, cool and looks clever, wearing black tradition hat (kopeah) and eye glasses.. he look young.. how old is he?.. Aing teu bisa jawab.. ngadon seuseurian olangan..” (Presiden Anda sangat tampan, keren, dan terlihat pintar, memakai topi tradisi berwarna hitam (kopeah) dan kaca mata, dia terlihat muda, berapa usianya?)
Saya dan RELAWAN JOKOWI lainnya menilai ada ‘grand-design dibelakang ‘cuitan itu, syah saja, namun terlalu ‘barbar dan munafik, nggak gentle, ahahaha…jadi tidak sibuk untuk cari tau siapa penulis path itu dan turis yang mana?
Karena bisa kemudian ada hastag susulan ala RELAWAN JOKOWI saat itu , misalnya #GUBERNUR NAFSU JADI PRESIDEN, ‘Ahahaha… ,maaf lho kang.
Warga Jabar yang selalu menolak kehadiran Presiden Jokowi di PIlpres 2014 dan 2019 termasuk kota Bandung itu adalah hak politik , namun jangan lupa Presiden Jokowi meraih suara dominan sehingga menjadi Presiden ke-7 dan ke-8, bahkan bisa jadi ke-9 di tahun 2024-2029 nanti, …. karena memang akan ada skenario besar kesana. ‘Terus Akang kemana?
Siap siap ‘gigit jari aja kang
Ogh ya ada hal lainnya nih, ini Rilis KPK tahun 2004 – 2019 lalu bahwa Jumlah kasus korupsi yang ditangani KPK dari pemrintah pusat sebanyak 359 kasus, dan … posisi kedua dipegang oleh Provinsi Jawa Barat dengan 101 kasus, Jawa Timur 85 kasus , Sumatera Utara 64 kasus, DKI Jakarta 61 kasus. Lalu, di posisi keenam ada Provinsi Riau dan Kepulauan Riau dengan 51 kasus korupsi. Bagaimana tahun 2019-2021?, nanti kita tunggu rilis KPK lagi, Ahahah..
…..
Agh saya mah gitu orangnya !
Mohon maaf lahir bathin kang
(Red-01/Foto.ist)
Lainnya,
Ridwan Kamil, Gubernur Populis yang Malu-Malu Mau Jadi Capres 2024 – Terminal Mojok
Ridwan Kamil Diminta Berkaca dan Introspeksi Diri (ngelmu.co)
Be the first to comment