
Cinta Polri (11),
“KASUS BRIPTU HASBUDI MENGINGATKAN
KITA REKENING GENDUT THN.2010 LALU !?”
Koranjokowi.com, Bandung :
Saya ingat bagaimana dulu saya dan teman – teman media lain ‘morat-marit’ harus ke jalan Proklamasi Jakarta Pusat karena ada kabar kantor redaksi majalah Tempo dilempar bom molotov. Kalau tidak salah sekitar awal Juli 2010, dan benar saja disana sudah berkerumun polisi , karyawan dan masyarakat.
Kemudian menjadi viral dugaannya merupakan buntut dari terbitnya Laporan Utama “Rekening Gendut Perwira Polisi” di majalah Tempo edisi 28 Juni-4 Juli 2010.
Tempo waktu itu menyajikan ulasan detail isi rekening sejumlah jenderal Kepolisian. Di antaranya Badrodin Haiti, yang saat itu menjabat Kepala Polri, tercatat menerima Rp 1,1 miliar di rekeningnya. Ada juga rekening Budi Gunawan, Wakil Kepala Polri saat itu, juga tercatat menerima Rp 54 miliar. Selain itu, laporan tersebut juga mengungkap isi rekening tujuh jenderal dan komisaris besar lain, berkisar Rp 1,5 miliar sampai Rp11 miliar.
Konon saat itu Tempo sempat cetak ulang lantaran majalan mereka dipasaran ‘ujug-ujug ada yang borong’, bahkan ada dari mereka yang menggunakan mobil operasional polisi. Dan menysul kemudian bom molotov pun terjadi seminggu kemudian dini hari, 6 Juli 2010.
Enam tahun kemudian,
Kapolri – Jenderal Tito Karnavian – saat itu, meminta semua pejabat polisi melaporkan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) sebagai bagian ‘commander wish bulan Juli 2016. Hal ini menurut Tito guna mencegah budaya korupsi di institusi Korps Bhayangkara.
Kamis, 7 Januari 2021 lalu, atau 5 tahun kemudian,
Laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) di tubuh Polri mulai viral namun itu saat akan dilaksanakan pemilihan Kapolri baru, Yakni Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono, Komjen Listyo Sigit Prabowo, Komjen Arief Sulistyanto, Komjen Agus Andrianto, dan Komjen Boy Rafli Amar. Untuk mempersiapkannya, dan yang terpilih Pres Jokowi adalah Komjen Listyo Sigit Prabowo selaku Kapolri baru sejak 21 Januari 2021 dengan pangkat jenderal Polisi. dengan harta kekayaan >Rp.8,3 milyar
Adapun yang lainnya; dimana juga disebut al; Arief Sulistyanto,Rp.14,431 miliar. Gatot Eddy Pramono, Rp 10,78 miliar. Boy Rafli Amar, Rp 6,451 miliar dan Agus Andrianto, Rp 1,73 miliar.
LALU SIAPA BRIPTU HASBUDI ?
Dia adalah personil di Polda Kalimantan Utara, kini ditahan di Polres Bulungan yang diduga terlibat illegal mining atau tambang emas ilegal di Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan. Ditangkap oleh ‘rekannya’ sendiri. Ia berhasil diringkus oleh kepolisian setempat saat sedang menunggu penerbangan di Bandara Juwara Tarakan, Kamis (5/5/2022) sekitar pukul 12.15 WITA.
Briptu Hasbudi dikenal sebagai seorang yang kaya raya. Selain menjadi seorang aparat kepolisian, Briptu Hasbudi menyambi sebagai seorang pebisnis yang mengelola berbagai usaha. Tak hanya tambang ilegal, Briptu Hasbudi juga menghimpun kekayaan dari usaha pengiriman baju bekas dari Malaysia ke dalam negeri yang beroperasi secara ilegal.
-Foto.Tribun-
Dia disebut juga sebagai ‘Sultan Polisi’ karena kekayaannya melebihi polisi normal karena dia pemilik sebuah tambang emas ilegal, rumah mewah yang juga menyimpan dua unit mobil kelas atas yakni Alphard dan Honda Civic yang diduga dibeli dari uang hasil tambang emas ilegal yang ia miliki.
Juga ada 800 karung pakaian bekas yang dikirimkan dari Tawau, Malaysia. Pakaian bekas tersebut juga diduga merupakan hasil dari usaha pengiriman baju bekas ilegal yang ia kelola. Termasuk beberapa barang bukti berupa dokumen berupa rekening yang menunjukkan aliran dana yang diduga lari ke sejumlah pejabat.dimana menunjukkan proyek pembangunan rumah untuk beberapa pejabat yang diduga sebagai tindakan pencucian uang. Dia juga memiliki 3 unit ekskavator yang per unitnya kira-kira seharga Rp.2,5 Miliar.
JADI KEKAYAANNYA HASBUDI INI MELEBIHI KAPOLRI SIGIT ?
Kapolri ke-5, Jenderal Polisi Hoegeng memang terkenal akan kejujurannya. Saat masih berpangkat Kompol, Hoegeng mengobrak-abrik bandar judi di Medan. Hingga ia menelusuri dan berani membongkar suap menyuap pada para polisi, hingga jaksa di Medan yang terlibat antek bandar judi.
Kompol Hoegeng tak mempan disuap. Sampai ia pernah melempar keluar jendela, barang-barang mewah pemberian bandar judi. Hoegeng mengaku lebih baik hidup melarat daripada menerima suap atau korupsi
(Red-01/Foto.ist)
Lainnya,
Cinta Polri (10), “HITAM PUTIH KOMJEN. POL.BUWAS, GORIES, SUSNO & SOMPIE” – KORAN JOKOWI
2 Trackbacks / Pingbacks