
Melawan Lupa (32),
“GEDUNG JUANG 45, MAHAKARYA PEMUDA NASIONAL”
Koranjokowi.com, Kota Bekasi :
Sepulang dari kantor lawyer ternama Jahmada Girsang SH MH di area Jakarta pusat, saya dan Marihot Doloksaribu mampir ke Gedung Juang 1945 di kawasan Menteng Jakarta Pusat (18/5), sejak tukang parkir dan beberapa petugas disana demikian ramah menyambut kami. Mungkin mereka melihat Idcard yang kami pakai dari Koranjokowi.com atau memang sudah seperti itu kewajibannya menerima tamu ya?, hahaha…
Gedung yang kini akrab disebut dengan ‘Musium Gedung Juang 45’ ini dibangun tahun 1920-an berawal dari sebuah hotel yang dikelola oleh keluarga “L.C. Schomper”, seorang berkebangsaan Belanda yang sudah lama tinggal di Batavia. Hotel ini diberi nama Hotel Schomper sesuai nama pemiliknya. Hotel tersebut saat itu termasuk yang cukup baik dan terkenal di kawasan pinggiran Selatan Batavia, dengan bangunan utama yang berdiri megah di tengah dan diapit deretan bangunan kamar-kamar penginapan di sisi kiri dan kanannya untuk menginap para tamu.
Bangunan kamar penginapan yang tersisa saat ini tinggal beberapa yang ada di sisi utara gedung utama, saat ini dipergunakan sebagai ruang perpustakaan, ruang kreativitas anak (children room) dan kantor Wirawati Catur Panca.
Ketika Jepang masuk ke Indonesia (1942–1945) dan menguasai Batavia, hotel tersebut diambil alih oleh para pemuda Indonesia dan beralih fungsi sebagai kantor yang dikelola Ganseikanbu Sendenbu (Jawatan Propaganda Jepang) yang dikepalai oleh seorang Jepang, “Simizu”.
Pada era pemerintahan Jepang, aset-aset orang Belanda disita. Tidak terkecuali, aset Schomper di Jalan Menteng Nomor 31, Jakarta Pusat termasuk salah satunya,. Ia dan keluarganya juga harus masuk kamp interniran. Sementara Hotel Schomper yang telah disita tentara Jepang beralih fungsi menjadi Asrama pemuda Indonesia. Asrama tersebut dinamai Asrama Angkatan Baru Indonesia.
Militer Jepang mengizinkan AM Hanafi dan rekan-rekannya menggunakan Hotel Schomper sebagai asrama pada Juli 1942. Kala itu, Sukarni ditunjuk menjadi pimpinan asrama, Chaerul Saleh menjadi wakilnya, dan AM Hanafi sebagai sekretaris umum
Di kantor inilah kemudian diadakan program pendidikan politik yang dimulai pada tahun 1942 untuk mendidik pemuda-pemuda Indonesia dan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Jepang.
Sejak 1972, Gedung Menteng 31 ditetapkan sebagai bangunan bersejarah oleh Gubernur DKI Jakarta. Setahun kemudian bangunan bersejarah tersebut dipugar agar layak dikunjungi. Selesai pemugaran, Presiden RI meresmikan bangunan sebagai museum. Gedungnya pun dinamai Gedung Joang 45.
Saat akan mendaftarkan diri sebagai Capres dan Cawapres tahun 2019-2024, Presiden Jokowi – KH.Maruf Amin (10/8/2019) sengaja mengambil tempat disini sebelum berangkat ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat dan melakukan orasi singkat mengapa ia memilih Gedung Joang 45 sebagai titik berkumpul sebelum menuju ke KPU.
“Gedung ini adalah tempat para pejuang politik kita Bung Karno, Hatta digembleng dari sisi politiknya, Disini juga kita mewakili perjuangan para pemuda yang “menyala” untuk merebut kemerdekaan. Maka kita teruskan perjjuangan itu menuju Indonesia Maju”, kata Jokowi saat itu
(Aruan-Marihot/Foto.ist)
Lainnya,
(95) koran jokowi Official – YouTube
(95) Visual Istana News – YouTube
Kabar Jabar 4 (49), Kapolri Ke Kota Bekasi, Ada Apa ? – KORAN JOKOWI
Be the first to comment