Kabar Jakarta (85), BEDAH BUKU ARAH PASTORAL UNTUK PENGUNGSI KORBAN PERUBAHAN IKLIM

Kabar Jakarta (85),

BEDAH BUKU ARAH PASTORAL UNTUK PENGUNGSI KORBAN PERUBAHAN IKLIM
Koran Jokowi.com, Jakarta :

Groundswell Report menulis, di tahun 2050 diperkirakan 216 orang mengungsi karena Climate
Change (perubahan iklim). Dampak perubahan iklim akan semakin terasa di dasawarsa 2030-2050. Di
tahun 2050 perubahan iklim akan mendorong 86 juta orang di Sub Sahara Afrika mengungsi, Asia Timur
dan Pasifik 49 Juta orang, 40 juta dari Asia Selatan, 19 juta dari Afrika Utara, 17 Juta Amerika Latin, dan
Eropa Timur & Asia Tengah sekitar 5 juta orang. Bagaimana tanggapan Gereja menghadapi hal ini ? Pada
30 Maret 2021, Paus Fransiskus melalui Migrant and Refugee Section dari Dicastery for Promoting
integral Human Development meluncurkan Arah Pastoral Tentang Pengungsi Korban Perubahan Iklim.

Berikut kutipan dari acara ‘ Bedah Dokumen Arah Pastoral Tentang Pengungsi Korban Perubahan Iklim’ dengan
Pembicara : 1. Rm Eko Aldi, O. Carm (sekretaris eksekutif KKP PMP KWI) sebagai keynot speaker., 2. Rm Ignatius Ismartono, SJ (penerjemah), 3. Anis Hidayah (Board Migrant Care) dan 4. Daniel Murdiyarso P.hD( Guru besar, Pakar Perubahan Iklim dan lingkungan Hidup IPB)


Arah Pastoral tentang pengungsi korban perubahan Iklim, sebuah buku kecil berisi sebuah
fakta,tafsiran, kebijakan dan usulan yang relevan… tetapi, sebagai langkah awal , agar kita mengangkat
perkataan hamlet yang terkenal, menjadi atau tidak menjadi,dan menegaskan melihat atau tidak
melihat , dari mana itu dimulai, adalah dari penglihatan kita masing-masing,penglihatan saya dan
penglihatan anda kata Rm Ignatius Ismartono, SJ (penerjemah)buku tesebut.kita tertimbun dalam berita
dan gambar tentang semua orang tercerabut karena perubahan besar-besaran perubahan iklim kita.
dipaksa bermigrasi.Tapi apa pengaruh ceritera-ceritera itu pada diri kita dan bagaimana kita
menangapinya ? apakah itu mnyebabkan tanggapan sekilas atau memicu sesuatu yang lebih dalam
dalam diri kita,tergantung dari upaya kta melihat penderitaan yang ditimbulkan setiap cerita untuk
menjadi sangat sadar, berani mengubah apa yang terjadi menjadi penderitaan kita pribadi sendiri dan
akhirnya dapat menemukan apa yang dapat kita lakukan tentang itu ( Laudato Si’19)

Disisi lain, Rm Eko Aldi, O. Carm (sekretaris eksekutif KKP PMP KWI )
1. Masyarakat sebagai subjek.
2. Penghoratan pada HAM
3. Kerjasama antar lintas eselon I
4. Kerjasama lintas kementerian
5. Penghormatan nilai budaya dan adat
6. Kepemimpinan multilevel
7. Pengambil eputusan berbasis sains
8. Pengelolaan berbasis resort
9. Penghargaan dan pendampingan
10.Organisasi pembelajar.

Disisi lain, Rm Eko Aldi, O. Carm (sekretaris eksekutif Komisi keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan
Perantau( PMP)KWI mengatakan Magisterium gereja Katolik telah meninjau penderitaan para

pengungsi dalam negeri bersama dengan kategori migran lainnya.dan telah menghasilkan
refleksi dan instruksi mengenai reksa pastoral mereka dan tercermin khususnya dalam surat
Ensiklik Laudato Si. Arah Pastoral Bagi Pengungsi Korban Perubahan Iklim ( APBPKPI)
memusatkan perhatian secara eksklusif pada.Pengungsi Korban Perubahan Iklim( PKPI).
Menyoroti tantangan baru yang ditimbulkan rancangan global. APBKKPI, Arah Pastoral
Bagi Pengungsi Korban Perubahan Iklim ( APBPKPI)
menyoroti sepuluh tantangan yang berkaitan dengan pengungsi akibat
perubahan Iklim.tantangan-tantangan ini bersama dengan tanggapan gereja katolik
yang disarankan sebagai penanda peta jalan dalam perencanaan pastoral untuk PKPI
dan dengan dokumen ini,mereka memperluas perhatian pastoral Paus terhadap
PKPI.Adapun kesepuluh tantangan yang berkaitan dengan pengungsi akibat
perubahan Iklim.tantangan-tantangan ini bersama dengan tanggapan gereja katolik
yang disarankan sebagai penanda peta jalan dalam perencanaan pastoral untuk PKPI
dan dengan dokumen ini,mereka memperluas perhatian pastoral Paus terhadap
merupakan kunci penyampaian pelayanan yang efektif dan efisien untuk PKPI yaitu

1. Mengakui adanya krisis iklim dengan pengungsian.
2. Mempromosikan kesadaran dan jangkauan keluar
3. Menyediakan kemungkinan-kemungkinan lain untuk pengungsi.
4. Mempersiapkan orang untuk pengungsian.
5. Menganjurkan keterbukaan dan integrasi
6. Berusaha unmtuk mempengaruhi secara positif pembuatan
7. kebijakan .
8. Memperluas perawatan pastoral.
9. Kerjasama dalam perencanaan dan Tindakan srategis.
10. Mempromosikan pelatihan profesional dalam ekologi integral menganjurkan penelitian Akademis

Penanggab lainnya ialah Anis Hidayah (46) S2,  hukum internasional , Universitas
Gadjah Mada. Anis Hidayah merupakan Boar Migrant Catre mengatakan bahwa buku
ini( Arah Pastoral untuk pengungsi korban perubahan Iklim dari Sri Paus) memanggil
dan mengajak kita peduli dan berbuat terkait dengan perubahan iklim terlebih korban
perubahan iklim tersebut, korban sudah mengungsi, ditimpa tangga lagi seperti yang
dikatakan oleh Pak Daniel Murdyarso P.hD. Sudah jatuh ditimpa tangga lagi.Artinya
sudah miskin jadi korban pengungsi. Mereka kata Anis yang menjadi Ketua Pusat Studi
Migrasi Migrant CARE (2017-sekarang) ini, korban ketidak adilan dan korban
pelanggaran Hak asasi manusia (tidak mendapatkan hak-hak mereka sebagai warga
dunia.selain mereka sudah miskin, ,akses nya sangat terbatas dan belum ada
pengungsi secara sukarela, harus dibantu Pemerintah melalui migitasi dan adaptasi.
Karena itu, disinilah peran gereja kata dia, untuk melakukan Mitigasi dan adaptasi.
Untuk melakukan pelatihan-pelatihan bagaimana cara untuk menghadapi kebencanaan
termasuk perubahan iklim dan pemnasan global, banjir bencana-bencna lainnya dan
Menurut Anis Hidayah yang pernah mendapat penghargaan Yap Thian Hien Award,
2014ini, mengatakan buku ini mengajak kita untuk bertobat ekologi.

Demikian penganggab dari Ilmuan lainnya: Daniel Murdiyarso P.hD(67) Guru besar, Pakar
Perubahan Iklim dan lingkungan Hidup IPB). Beliau berasal dari Cepu. Di tempat saya, kata dia
suasananya keras, disitu kehadiran gereja betul -betul mendampingi umat dan warga setempat yang
mengalami korban perubahan iklim.yang ingin saya katakan kata Daniel Murdiyarso, P.hD yang pernah
peraih hadiah Nobel (2007) di Balai kota Oslo Norwegia ini,perlu ada kolaborasi dari semua Lembaga
atau institusi baik dalam maupun luar negeri,untuk bekerjasama guna menghadapi korban perubahan
iklim dan pemanasan global. Daniel Murdiyarso P.hD yang pernah menjadi deputi kementerian
lingkungan hidup pada masa menteri Sony Keraf,meminta para pakar ,ilmuan serta para aktivis
Lingkungan hidup , melakukan dialog guna meminimalisir korban pengungsi sebagai dampak dari
perubhan iklim dan pemanasan global ini tutupnya.

(Ring-o)

Lainnya,

Kabar Jakarta (84) ” APAKAH GUBERNUR ANIES TAHU ADA 2 ANAK MISKIN TIDAK SEKOLAH ? ” – KORAN JOKOWI

Tentang Koran Jokowi 4106 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan