
“Selamat Jalan Mang Ihin, Tugasmu sebagai Prajurit Telah Selesai !”
Inalillahiwainailaihirajiun, telah berpulang keharibaan Allah SWT – Tuhan YME – seorang tokoh sunda yang dedikasinya untuk bangsa dan negara besar ini tidak perlu lagi diragukan. Beliaulah, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Solihin Gautama Purwanegara (Solihin GP/Mang Ihin), hari ini jam 02.45 tgl. 5 Maret 2024 (97 thn) di RS Advent Bandung.
Mang Ihin adalah mantan perwira Tentara Nasional Indonesia yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat thn.1970 – 1975. Ia mengawali karier militer ketika masa revolusi sebagai Komandan Tentara Keamanan Rakyat Kabupaten Bogor, kemudian bergabung dengan Divisi Siliwangi. Mang Ihin juga dikenal dengan gagasannya dalam mengatasi krisis pangan di Indramayu dengan memasyarakatkan padi yang disebut sebagai gogo rancah.
Ada ceritera yang pernah disampaikan ayah saya, alm.HMU.Suwendi, yang saat itu menjadi salah satu aktifis ITB Thn.1960-1973 bersama Guntur Sukarnoputra cs memang benar para aktifis pun mendukung Mang Ihin yang baru saja dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat Februari 1970 untuk ‘sowan’ menemui Gubernur DKI Jakarta – Letjen KKO Ali Sadikin (Bang Ali), berkonsultasi dengan Bang Ali tentang bagaimana membangun wilayah Jabar apalagi Bang Ali sudah 4 tahun menjabat sebagai Gub.DKI Jakarta.
Pada saat berbincang-bincang itu konon Mang Ihin tersinggung karena Bang Ali ‘meledeknya’ akan ‘mengambil’ wilayah perbatasan Jabar – Jakarta (Bekasi, Tangerang & Kab.Bogor) yang dianggap pembangunannya ‘belum maksimal’ sehingga baiknya ke-3 wilayah itu diurus oleh Gubernur Jakarta saja.
‘Ehehe.
Pastinya ini tidak menjadi dendam Mang Ihin, bahkan para aktfis pun bergurau jika Bang Ali-Mang Ihin cocok disandingkan sebagai Capres/wapres Pemilu thn.1977. Kombinasi TNI AL & AD, Sunda – Sunda. Ahahaha, dasar aktifis.
Juga almarhum ayah pernah berceritera sebetulnya Presiden Suharto kurang baik berkomunikasi dengan Mang Ihin, hingga suatu waktu ada kunjungan ke Baduy, Mang Ihin (mengerjainya) dengan mengajak mandi di sungai layaknya anak – anak sebagian orang menganggap telah ada rekonsiliasi diantara ke-2nya. Bagi sebagian orang ‘spritualism’, berenang melawan arus sungai Cisimeut (10/3/1971) adalah ‘ritual tingkat dewa’ karena sungai itu cukup deras apalagi melawan arus dan penuh mistis. Namun acara itu berjalan baik ,selain Suharto, Mang Ihin ada satu lainnya yang ada disana, (kalo nggak salah) adalah Pangdam Siliwangi – Mayor Jenderal Witono
Kalau tidak salah juga sekitar April 1970, Mang Ihin mendapat bocoran dari Jakarta jika Presiden Suharto akan ‘sidak’ kebeberapa wilayah di Jawa barat. Tak banyak orang tahu soal rencana perjalanan itu. Semua senyap, namun Mang Ihin terus mencari tahu salah satu info lainnya, Suharto akan mengedarai mobil ‘swasta’ yaitu mobil Toyota Hi-Ace.
Diwaktunya, Mang Ihin bersama beberapa stafnya sudah bersiap di pinggir jalur pantai utara Jawa Barat untuk menunggu lewatnya rombongan Presiden. Begitu melihat mobil yang ditumpangi Presiden hendak melintas, Mang Ihin menghadang. “Lho, kok kamu tahu?”, tanya Presiden Soeharto terheran-heran.
Mang Ihin hanya tersenyum, 1-nol mungkin seperti itu dalam hatinya. “Ya sudah, kamu ikut saja sekalian,” kata Presiden kepada Mang Ihin selanjutnya.
Namun hubungan baik itu berbagi jarak lagi saat pemerintahannya mulai berlimpah uang karena impor minyak dan kemudian Mang Ihin menyebut Suharto sebagai ‘The worst president in the world,”
Ada ceritera lainnya lagi, suatu hari di tahun 1965 Panglima Kodam XVI Hasanuddin – Kolonel M Jusuf datang ke Makassar. Dia mengajak Mang Ihin ke Jakarta untuk ikut dalam suatu acara syukuran penunjukan dirinya sebagai Menteri Perindustrian Ringan
Mang Ihin bagi bagi Jusuf, bukan orang asing. Guru SSKAD pada kurun 1954-1956 di Bandung itu merupakan perwira tempur yang turut terlibat dalam operasi penumpasan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan.
“Ah, tidak usah saja Pak. Itu kan acara untuk Bapak,” jawab Mang Ihin. Namun kemudian Mang Ihin pun ikut ke Jakarta tanpa tahu ada apa sebenarnya.
Tiba di Jakarta, Mang Ihin didera ngantuk maka saat acara itu dia tidak sadar tertidur pulas disebelah Jusup yang sedang memimpin acara. Rupanya itu acara selamatan M.Jusup bahwa tugasnya sebagai Pangdam Hasanuddin telah berakhir. Selanjutnya dia akan bertugas penuh di Jakarta sebagai menteri Bung Karno. Disaat hadirin bertanya siapa yang akan menggantikannya, M.Jusup Putra Bugis itu berkata.
“Yang akan menggantikan saya sebagai Panglima Kodam XIV Hasanuddin ini adalah perwira yang sedang ngorok di sebelah saya ini,” kata Jusuf, ya dialah Kang Ihin.
‘Ahahaha…
Selamat jalan Mang Ihin, Surgalah tempatmu, Aamiin YRA.
(Red-01/Foto.ist)
Lainnya,
- Pilpres 2024 (216), “GUS YAQUT, AHOK & KUA”
- Pilpres 2024 (215). “SURAT MEGAWATI DAHSYAT !”
- RELAWAN MILITAN JOKOWI LARI KE .02 ATAU GOLPUT?
- KABAR SHIO JOKOWI, PRABOWO, GANJAR & ANIES
- PIlpres 2024 (215). ” PRO KONTRA CAWE- CAWE JOKOWI JILID-2 “
- Pilpres 2024 (214), ” ANIES KENA JEWER MABES TNI ?”
- Pilpres 2024 (213), “MEGA – JOKOWI, BAIK BAIK SAJA !”
- KORAN JOKOWI, GANJAR PRANOWO CENTER & TAHUN NAGA KAYU 2024
- “OEI, TERLIHAT DI WADUK RAWABADAK JAKARTA UTARA?”
Be the first to comment