“Kami Bangga Keturunan Panjalu”
Koranjokowi.com, Opini :
Panjalu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Pusat pemerintahan kecamatan terletak di Desa Panjalu. Kecamatan ini terdiri dari 8 desa. Jika dari Bandung akan memakan waktu sekitar 2,5 jam karena berjarak sekitar 101 kilometer. Namun jangan ragu kita akan banyak menemui pusat pusat kuliner sepanjang jalannya.
.
Panjalu,berasal dari kata jalu (bhs. Sunda) yang berarti jantan, jago, maskulin, jawara, pendekar atau warrior. Kata orang, keturunan raja sunda atau Panjalu dikenal lebih keras, militan juga disegani karena konon memiliki banyak ilmu kanuragan warisan dari nenek moyang mereka, oleh karena itu arti kata Panjalu yang pertama sepertinya lebih mendekati kesesuaian.
.
Sebagian sumber mengatakan jika Kerajaan Panjalu Ciamis (Jawa Barat) adalah penerus Kerajaan Panjalu Kediri (Jawa Timur) karena setelah Maharaja Kertajaya Raja Panjalu Kediri terakhir tewas di tangan Ken Agrok pada tahun 1222, sisa-sisa keluarga dan pengikut Maharaja Kertajaya itu melarikan diri diantaranya ke Ciamis dan mendirikan kawasan baru disana yang kemudian bernama ‘Panjalu’
.
Disatu sisi, Panjalu dikenal ketika wilayah itu berada dibawah pemerintahan Prabu Sanghyang Rangga Gumilang; 1344 dan 1344 sebelumnya kawasan Panjalu lebih dikenal dengan sebutan Kabuyutan Sawal atau Kabuyutan Gunung Sawal. Istilah Kabuyutan identik dengan daerah Kabataraan yaitu daerah yang memiliki kewenangan keagamaan (Hindu) seperti Kabuyutan Galunggung atau Kabataraan Galunggung.
Dalam sumber lain kita tahu dari daftar raja – raja sunda yang pernah ada, di era raja sunda ke-13 dimasa pimpinan Kerajaan Tarumanagara – Raja Tarusbawa (669 – 723 M) yang ditahun 670 -an ia mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Kemudian dia memecah kawasan Tarumanagara menjadi dua kerajaan, yaitu: Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Citarum sebagai batas. Sampai sini saya belum paham dimana kaitannya dengan Kerajaan Panjalu Kediri itu.
Berdasarkan peninggalan sejarah seperti prasasti dan naskah kuno, ibu kota Kerajaan Sunda berada di daerah yang sekarang menjadi kota Bogor yaitu Pakwan Pajajaran, sedangkan ibu kota Kerajaan Galuh adalah yang sekarang menjadi kota Ciamis, tepatnya di Kawali
‘Agh sudahlah.
Yang sejak lama dikenal dengan satu kawasan sakral bernama Situ Lengkong Panjalu yang berada di Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Disebut sakral dan agung karena disana terdapat makam kuno Prabu Hariang Kancana, putra Sanghyang Borosngora di Nusa Larang dan museum Bumi Alit, satu tempat disimpannya benda-benda purbakala seperti menhir, batu penyucian, batu penobatan serta naskah-naskah dan perkakas peninggalan milik raja-raja Panjalu pada tempo dulu, berupa pedang, cis dan genta (lonceng kecil) peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora
Panjalu adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu-Budha yang terletak di ketinggian 731 m dpl dan berada kaki Gunung Sawal Jawa Barat. Yang dalam sejarahnya telah ada jauh sebelum tahun 1500 dan bagian dari Kerajaan Sunda,yang pernah dipimpin 7 raja sebelumnya.
Adapun Prabu Sanghyang Borosngora (PSB) adalah anak ke-2 dari 6 bersaudara pasangan dari Raja Panjalu ke-6 (Sanghyang Cakradewa & Ratu Sari Kidang Pananjung) yang dikenal maha sakti yang juga menular kepada anaknya (PSB) yang mampu (konon) berjalan diatas dan didalam air
Saat muda ,PSB adalah gemar mencari ilmu kanuragan sehingga akhirnya dia ingin menyempurnakan sebagai ‘orang sakti’, dia pun diminta ayahnya menemui seseorang di Mekkah, dalam sekejap mata ayahnya pun mmampu mengantar PSB menemui orang itu, yang kemudian diketahui sebagai Sayidina Ali bin Abi Thalib R.A (SAAT) sepupu sekaligus menantu dari Rasulullah SAW yang pernah hidup diantara tahun 600 – 661
Awalnya PSB memandang sebelah mata SAAT, maklum dia merasa adalah bang jago, sampai suatu waktu ia diminta mencabut pena yang terjatuh ditanah. Hingga beberapa malam pena itu tak mampu juga PSB cabut/ambil dari tanah, dia pun meminta maaf dan bertaubat atas prilakunya.
Singkat ceritera PSB pun diajari membaca kalimat syahadat, dan sungguh ajaib, pena yang menancap di tanah itu bisa dicabut dengan mudah olehnya. PSB pun akhirnya menetap lama disana untuk mempelajari ilmu sakti yang kemudian disebut sebagai Dien Al Islam (Agama Islam) dan PSB pun diganti namanya menjadi Syeikh Haji Abdul Iman.
Sebagai oleh-oleh SAAT juga memberikan PSB cenderamata berupa Pedang, Cis (tombak bermata dua atau dwisula), dan pakaian kebesaran juga air zam-zam dengan gayung batok kelapa berlubang (Gayung Bungbes). Dalam pesannya SAAT meminta PSB menyebarkan agama Islam dan menjaga agar air zam za yang digayung itu tidak tumpah selama dia kembali ke Panjalu.
Sebagian ceritera menyebutkan tetesan air itu kemudian menjadi cikal bakal air Situ Lengkong, dan nama Pasir jambu pun berganti Nusa Larang tempat makam-makam leluhur itu (yang dilarang/disucikan) dan gayungnya disimpan di Gunung Sawal dan kemudian menjadi sejenis tanaman paku yang bentuknya seperti gayung. PSB bersama pengikutnya mulai menyebarkan agama Islam sejak Tasikmalaya, Garut, Bandung, Cianjur , Sukabumi dsb.
Nusa Larang serupa ibukota Kerajaan Panjalu era PSB yang tidak sembarang orang bisa masuk sesuka-hatinya sejak dulu hingga saat ini, ada tata cara dsb jika ingin kesana.
Pedang pusaka dari Sayidina Ali ini sampai sekarang masih terpelihara, disimpan di Pasucian Bumi Alit dan disucikan atau dijamas pada setiap bulan Mulud (Rabiul Awal)dalam serangkaian upacara adat ‘Nyangku. Menurut Babad Panjalu, tokoh yang dimakamkan di Nusa Larang, Situ Lengkong, adalah Prabu Rahyang Kancana, putera Prabu Sanghyang Borosngora, sedangkan menurut catatan Sejarah Sunda lainnya, tokoh yang dimakamkan di Nusa Larang adalah Niskala Wastu Kancana (1371-1475), keponakan sekaligus menantu Prabu Hyang Bunisora Mangkubumi Suradipati (1357-1371).
PSB setelahnya menjadi penyebar agama Islam / mubaligh, namun sampai saat ini (maaf) belum ada yang tahu dimana beliau wafat dan dimakamkan. Sumber lain menyebut jika PSB ‘Ngahyang’ (menghilang)
PANJALU DAN PRABU SILIWANGI
Di Era pemerintahan Prabu Siliwangi, Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521) Kerajaan Sunda (Pakwan Bogor) dan Galuh (Ciamis) disatukan oleh beliau sebagai raja sunda ke-34 dengan nama KERAJAAN PADJADJARAN dan ber- ibukota di Pakwan Pajajaran Bogor
Saat beliau muda bernama Pamanah Rasa , di usia 21 tahun ia menikah dengan Nyi Subang Larang putri dari Syekh Quro, seorang ulama dari Campa (Kamboja) yang membangung pesantren di Tanjung Puro, Karawang. Dan saat itulah beliau masuk Islam karena syarat menikah harus mengucap syahadat
Yang kemudian melahirkan Walangsungsang, Rara Santang dan Raja Sangara
Demikian, kalau pun tidak sempurna semoga tulisan ini bermanfaat, dan saya bangga menjadi bagian terkecil sebagai pewaris orang tua dan dari para leluhur yang berasal dari Panjalu. ‘Al fatihah dan doa terbaik untuk mereka, aamiin allahuma aamiin.
Kajitow Elkayeni (6), “JAKARTA BAGIAN KERAJAAN PAJAJARAN, ANIES SENGAJA JUNGKIR BALIKAN SEJARAH ?” -Buta Sejarah , Anies Menggila & Mengacak-acak Jakarta- Koranjokowi.com, Jakarta : (Sebelumnya saya mohon maaf kepada Mas Kajitow jika ada beberapa editing, […]
HUBUNGAN PRESIDEN JOKOWI & KERAJAAN PAJAJARAN !? – (2) KoranJokowi..com, Bandung : Melanjutkan artikel diedisi sebelumnya (lihat link paling bawah). Apapun yang jelas Kerajaan Sunda Galuh dan Kerajaan Majapahit tidak pernah ‘bertikai’ mereka hidup damai […]
HUBUNGAN PRESIDEN SUKARNO – JOKOWI DIANTARA KERAJAAN PAJAJARAN, MATARAM & MAJAPAHIT !? – (1) KoranJokowi.com, Bandung : Wilujeng Enjing, sebelumnya saya mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan dalam ‘tulisan-bebas’ saya ini. Dahulu berdirilah […]
IBU BANDUNG INI BERNAMA INGGIT GARNASIH Koranjokowi.com, OPINi: Inggit Garnasih memang tidak sepopuler istri Soekarno lainnya, namun Perempuan Sunda inilah yang punya jasa besar sehingga Bung Karno meraih gelar Insinyurnya dari ITB. Inggit , yang […]
“DIANTARA WANGI PANDAN, PRABU SILIWANGI & KAPAN JOKOWI KE TANGKUBAN PERAHU?” Koranjokowi.com, OPINi : Saat di Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Perahu, Lembang Jawa Barat (17/8). Ada yang menarik saat disana yaitu ‘tercium wangi daun pandan’, […]
PADJADJARAN ‘S COME BACK ! Koranjokowi.com, OPINi: Kerajaan Pajajaran merupakan salah satu kerajaan Hindu yang pernah berdiri di wilayah barat Pulau Jawa, Indonesia. Kerajaan ini memiliki peran penting dalam perkembangan budaya dan sejarah Nusantara. Kerajaan […]
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.
Be the first to comment