Denny Q.Miing, “YOGJA, MAKAM IMOGIRI & EVENT INTERNASIONAL”

Denny Q.Miing,

“YOGJA, MAKAM IMOGIRI & EVENT INTERNASIONAL”

Koranjokowi.com, OPINi:

Waktu saya diajak Pimred kerja di event-event Kraton Yogja hampir 2 tahun disana sekitar thn.2002-2005  kami sering main ke Alun-alun, Parang tritis, Parang Kusumo,  Merapi  khususnya ke Makam Raja Pajimatan Imogiri  yang terletak di Dusun Pajimatan, Girirejo, Imogiri, Bantul. Posisi makam ini terletak sekitar 17 kilometer sebelah selatan pusat kota Yogyakarta. Letak kompleks makam ini berada di puncak Bukit Merak dengan ketinggian 85 meter di atas permukaan air laut. Kalau sore hingga subuh dingin  maka jangan lupa bawa sarung atau kaos kaki dan kopi panas, gaes. Wkwkw. Adapun  letak makam yang berada di puncak bukit menjadikan tempat ini memiliki pemandangan yang indah. Kompleks Makam Pajimatan Imogiri ini merupakan makam-makam dari raja keturunan Mataram mulai dari masa Mataram Islam hingga masa kerajaan terbagi menjadi dua Yogyakarta dan Surakarta. Selain terkenal dengan gaya arsitektur makamnya, terdapat pula sekitar 300 anak tangga yang harus dilalui pengunjung untuk mencapai area makam. Namun anehnya jika kesana kami tidak pernah merasakan angka 300 tangga karena satu sama lainnya pasti berbeda ada yang 400, 250 bahkan pernah ada teman mahasiswa disana yang direkrut Pimred sebagai staff hingga angka ke 700 tangga.

Wallahualam bishowab.

denah makam imogiri

Sultan Agung & Tumenggung versi Film

Pembangunan kompleks pemakaman raja di Bukit Merak ini dimulai pada tahun 1554 Saka atau 1632 Masehi. Sultan Agung membangun kompleks makam di Imogiri dengan maksud untuk digunakan sebagai pemakaman keluarga dan keturunan raja-raja Kesultanan Mataram Islam dan menjelang puncak menuju makam terdapat undakan batu tidak rata yang mesti diinjak pengunjung. Di bawah batu itulah, konon ditanam si sosok penuh  teka-teki.

Sosok yang dimakamkan di deretan anak-anak tangga tadi adalah Tumenggung Endranata. Ia adalah sosok pengkhianat saat Sultan Agung, Raja Mataram mengadakan penyerangan ke Jayakarta yang berada dalam kekuasaan Belanda, sekitar 1628 – 1629.

Tumenggung inilah si pembisik kaum Kumpeni (Vereenigde Oostindische Compagnie) soal lumbung pangan tentara Mataram dan rencana penyerbuan Sultan Agung. Hukuman bagi Tumenggung Endranata adalah tubuh dipancung tiga: yang ditanam di beberapa bagian di anak tangga yang menuju makam para raja Imogiri. Yaitu mengarah ke Gapura Supit Urang, di bagian gapura itu sendiri, serta kolam di sisi kanan

Percaya tidak percaya disetiap kami kesana tidak pernah diangka 300 tangga , konon jika tepat 300 maka  maka akan terkabul segala permohonannya. Simaklah permukaan batu yang tidak rata. Di situlah dikebumikan sosok pengkhianat Tumenggung Endranata. Para pengunjung yang menuju makam disilakan menginjak batu  – batu itu sebagai peringatan akan kesetiaan, serta menjauhlah dari tindak pengkhianatan.

Tapi ada versi yang menyebutkan jika disana juga ada kepala  Kumpeni … Jan Pieterszoon Coen! Atau oleh kaum Betawi dikenal sebagai Mur Jangkung. Selama ini, sejarah menuliskan ia wafat di Batavia karena terserang kolera sekitar 1629. Plakat peringatannya terdapat di lingkungan gereja dalam kawasan Kota Tua Jakarta yang kini menjadi Museum Wayang. Begitulah konon hikayatnya. Jasad Gubernur Coen ada di bawah anak-anak tangga yang tengah kita injak itu. Adapun postingan tubuh Tumenggung dibuan kelaut jawa secara terpisah tiga. Jadi versi itu beralasan pakai nama Tumenggung disana adalah alasan Sultan Agung semata agar pihak Belanda tidak memburu-buru jasadnya sampai ke sini.

Misteri Kematian Pemimpin Belanda 21 September: Benarkah Dibunuh ...

Jan Pieterszoon Coen

Dan terlepas dari benar tidaknya, misteri : sosok terpancung tiga di tangga Makam Imogiri, kita tidak usah komentari, hanya Allah yang tahu kebenarannya semua itu. . Oh ya selama 3 tahun di Yogja kami melaksanakan event besar  nasional & internasional yang disponsori Kraton, Pemprov Yogja dan Kemenko Perekomian yang saat itu dijabat oleh Prof. (Em) Drs. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, M.A., Ph.D. Thn.2001-2004 dan Presiden Megawati. Sebut saja event CGI Exhibition di JEC, Sarasehan Wayang sedunia di Kraton Yogja, Dekranas RI, Kementerian perempuan, Festival Jazz, Festival VW, dsb. Pameran dan konferensi Maklum saat itu heboh Bom Bali maka event yang hrusnya di Bali semua dipindahkan ke Yogja dan PimRed sebagai Director Event dan saya di Kasekretariatan.

Hal lain karena kami sering makan lesehan gudeg di alun alun maka dulu kami punya semacam ibu angkat bernama ibu Sulaswi yang kemudian dipanggil Pimred dengan ‘Mbo Ageng, karena badannya gemuk. Gudegnya tiada tandingan maka sering kita pakai untuk acara formal dan entertainmen.

‘Ah,  jadi kangen lagi ke Yogja

(Red-01/Foto.ist)

 

@koranjokowi.com
@koranjokowi
https://www.instagram.com/k0ranj0k0wi/

FB KORANPRABOWO : https://www.facebook.com/share/15Vf3QRqxB/

 

“PRABOWO YANG MINTA GIBRAN JADI WAPRES”

Kabinet Merah Putih (7) “LAPOR MAS WAPRES , JUAL  JANJI !?”

“PRABOWO YANG MINTA GIBRAN JADI WAPRES”

Tentang Koran Jokowi 4106 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan