
SELAMAT, JENDERAL IDHAM AZIS KAPOLRI 2 PERIODE . “ADA MASALAH !?”, AHAHAHA.
KoranJokowi.com, Bandung : “Saat itu saya ditemani Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Nico Afinta sedang dalam perjalanan menuju Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk bertemu dengan Ketua KPK Agus Rahadjo. Sekitar pukul 11.20 WIB telepon selulernya berdering. Di layar tertulis nama Ajudan Pribadi Jokowi, Kombes Adi Vivid Agustiadi Bachtiar. Saya bilang, ada apa Dek, dia (Ade Vivid) bilang, Bapak nanti jam 13.15 WIB ditunggu di Istana,” kata Idham Azis, beliau pun ijin dan telepon Ketua KPK batal hadir, menemui Kapolri Tito Karnavian dan bergegas kerumah menemui keluarga.
Singkat ceritera, Idham yang menjabat Kabareskrim saat itu menuju Istana dan masuk ke Istana melalui jalur yang tidak banyak wartawannya. “Saya 11 bulan jadi Kapolda Metro tahu seluk-beluk pintu Istana yang tidak diketahui wartawan,” kata Idham saat itu. Ahahahah…..
Saat bertemu Presiden Jokowi, Idham ditanya “Pak Idham pensiun kapan ?”, “Siap, 1 Februari 2021, Pak”, “Baik Pak Idham, saya sudah putuskan nanti ganti Pak Tito. Bapak kerjakan ini,, itu”, “Siap !”. Dan sejak tanggal 1 November 2019 pun Idham menggantikan Jenderal Pol. Tito Karnavian sebagai Kapolri, karena Tito menjabat Mendagri.
Hampir 3 bulan belakangan ini, para ‘pakar’ dadakan kemudian mencari-cari figur pengganti Idham Aziz, semua merasa paling punya jago dan terawang. Mereka lupa, Presiden Jokowi mempunyai hak preogratif termasuk jika Idham Aziz dijadikan kembali sebagai Kapolri sambil menunggu ‘suasana dingin. Ahahaha.
(Ahahaha, hajar pak Jenderal. Jangan kasih kendor !)
Sederhana saja, saya merujuk kepada UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia pasal 30 (2) hal itu bisa saja terjadi, dengan catatan anggota Polri tersebut mmiliki keahlian khusus dan sangat dibutuhkan dalam tugas kepolisian. Jika memenuhi dua klasifikasi dibatas, mereka dapat dipertahankan sampai dengan 60 tahun.
Dan kita tahu bagaimana Idham demikian tegar saat badai Pandemi Covid 19 dan gemuruhnya konflik – konflik sosial, dan bagaimana dia cermat dalam memenej jajarannya dalam menghadapi Pilkada serentak 2020, konflik Polisi-FPI, dsb. Dan Presiden Jokowi ‘enjoy dengan figur Idham sebagaimana saat Tito lalu. ‘Muahh, ahahaha….
Pastinya, Relawan Jokowi mendukung Jenderal polisi kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara, 30 Januari 1963 ini sebagai KAPOLRI 2 PERIODE.’Titik !
TAPAK KARIR IDHAM AZIS
Perwira Samapta Kepolisian Resor Bandung (02—12—1988)
Kepala Urusan Bina Operasi Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung (15—01—1989)
Kepala Kepolisian Sektor Dayeuhkolot (28—04—1991)
Kepala Kepolisian Majalaya Kepolisian Wilayah Priangan (05—04—1993)
Kepala Unit VC Satuan Serse UM Direktorat Serse Polda Metro Jaya (01—07—1999)
Wakil Kepala Satuan Serse UM Direktorat Serse Polda Metro Jaya (27—08—2001)
Perwira Menengah Sekolah Staf dan Pimpinan Deputi Pendidikan dan Pelatihan Polri (08—05—2002)
Kepala Satuan I Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya (14—12—2002)
Kepala Satuan III/UM Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (25—02—2003)
Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat (10—09—2004)
Inspektur Bidang Operasi Inspektorat Wilayah Daerah Polda Sulteng (14—10—2004)
Kepala Unit Pemeriksaan Sub Detasemen Investigasi Densus/Anti-Teror (03—06—2005)
Kepala Unit IV Direktorat I/Keamanan dan Transnasional Badan Reserse Kriminal Polri (17—01—2006)
Kepala Sub Detasemen Investigasi Densus 88/Anti-Teror Badan Reserse Kriminal Polri (09—06—2008)
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat (19—12—2008)
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (17—10—2009)
Wakil Kepala Densus 88/Anti-Teror Polri (29—09—2010)
Direktur Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri (25—03—2013)
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (03—10—2014)
Inspektur Wilayah II Inspektorat Wilayah Umum Polri (28—02—2016)
Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (23—09—2016)
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya (20—07—2017)
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (22—01—2019)
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (01—11—2019)
Kita lihat saja, Cuss.
(Red-01/Foto.ist)
Goyang Pak Jenderal, Jangan kasih kendor. ‘Cuss.
Be the first to comment