Diary, Guntur Sukarnoputra 1944 – 2022 (17), TRAGEDI KEDELAI DAN MINYAK GORENG

Diary, Guntur Sukarnoputra 1944 – 2022 (17),

TRAGEDI KEDELAI DAN MINYAK GORENG

See the source image

Koranjokowi.com, Bandung : Pada hari Kamis tanggal 24 Februari 2022 Russia menginvasi Ukraina dan membuat jatuh korban ratusan warga. Berbagai pendapat mengemuka mengenai apa sebab Russia melakukan invasi ke Ukraina. Dari pendapat-pendapat tersebut pendapat dari Menteri Luar Negeri Iran – Hossein Amir-Abdollahian sangat mengejutkan penulis karena ia berpendapat bahwa invasi terjadi karena ulah NATO yang memprovokasi Ukraina sehingga berseberangan dengan Russia. Pendapat yang berbau anti-Barat itu ternyata identik dengan pendapat mantan Presiden Iran – Hassan Rouhani yang menyatakan bahwa Demokrasi Barat saat ini sudah bangkrut.

Dalam hiruk-pikuknya dunia internasional akibat adanya invasi Russia tadi di Indonesia juga terjadi hiruk-pikuk mengenai urusan hilangnya suplai Kedelai dan langkanya Minyak Goreng yang membuat produsen-produsen Tahu dan Tempe mogok kerja. Bukan main!.

See the source image

Penulis terus terang juga tidak habis pikir mengapa dapat terjadi Kedelai hilang dari pasaran dan Minyak Goreng menjadi sangat langka, kalaupun ada harganya cukup tinggi. Mogoknya Para produsen Tahu dan Tempe menjadi sah-sah saja. Apa yang akan diproduksi bila bahan bakunya tidak ada. Penulis dan keluarga yang sehari-harinya menyantap Tahu Goreng dan Tempe Bacem ikut-ikutan terkena imbasnya. Tapi apa mau dikata produsen punya mau!

Keheranan penulis juga oleh karena penulis tahu bahwa menanam Kedelai adalah suatu pekerjaan yang amat mudah bahkan lebih mudah bila dibandingkan dengan menanam Cabe Merah misalnya. Di tanah yang kurang subur pun Kedelai dapat tumbuh hal ini sesuai dengan pengalaman penulis beserta istri yang sampai dengan saat ini masih mengelola Pondok Tanaman “Palasari”. Di halaman kediaman penulis di Kemang terdapat macam-macam tumbuhan seperti Kedelai, Cabai Merah, Bawang-Bawangan, Paria  bahkan Kurma tumbuh dengan subur dengan perawatan ala kadarnya.

See the source image

Itu soal Kedelai, soal Minyak Goreng juga aneh menurut penulis. Bagaimana Indonesia yang perkebunan Kelapa Sawit nya paling luas di dunia dapat langka Minyak Goreng. Serakus-rakusnya penimbun Minyak Goreng seharusnya tidak membuat separah keadaan saat ini. Masakan Presiden Joko Widodo yang memegang Presidensi G-20 yang sangat bergengsi itu harus juga mengurusi urusan Minyak Goreng?! Kemana para pembantunya yang seharusnya bertanggung jawab mengenai hal tersebut diatas?

Belajar Dari Masa Lalu

Di era “Orde Lama”, Orde Dasar menurut Bung Karno pernah Indonesia kekurangan Beras karena pemasukan dana dari ekspor Beras ke luar negeri sebagian besarnya digunakan untuk membeli Alutsista dalam rangka pembebasan Irian Barat sehingga Bung Karno memerintahkan agar seluruh bangsa saat itu harus mengganti menu sehari-harinya dari Nasi Beras ke Nasi Jagung.

Bangsa Indonesia yang saat itu kesadaran politiknya tinggi dapat memaklumi keputusan Bung Karno yang sebenarnya tidak populer itu. Disamping itu untuk meningkatkan produksi Beras Bung Karno memerintahkan juga agar para petani menanam padi jenis unggul karya petani Jagus dan Martief Djemain yang dapat panen 3 kali dalam setahun. Namun padi Jagus ditolak oleh sebagian besar petani karena keanggotaannya Jagus di BTI (Barisan Tani Indonesia) yang berafiliasi dengan PKI.

See the source image

Sedangkan Padi karya Martief Djemain dapat diterima mengingat yang bersangkutan adalah anggota dari ormas Petani (Persatuan Tani Nasionalis Indonesia) yang berafiliasi ke PNI Front Marhaenis. Bahkan Padi Martief Djemain diberi nama oleh Bung Karno Padi Marhaen.

Dengan menanam Padi Marhaen produksi Beras kita dapat menjadi normal kembali. Saat ini dapatkah urusan hilangnya Kedelai diatasi dengan memerintahkan agar seluruh Petani selain menanam Padi juga menanam Kedelai sebagai tanaman sela nya. Menurut hemat penulis bila seluruh Petani dapat dimobilisasi agar tanam Kedelai dalam waktu singkat masalah Kedelai dapat diatasi sehingga Tahu dan Tempe beredar lagi di pasaran dan tidak ada mogok-m0gokan yang membuat repot saja.

Mengenai masalah Minyak Goreng selain para penimbun ditindak tegas tanpa pandang bulu ketergantungan pada Minyak Sawit dapat diatasi dengan memproduksi besar-besaran produksi Minyak Kelapa seperti saat perkebunan Kelapa Sawit belum ada di Indonesia beberapa dekade yang lalu. Bukankah dahulu ibu-ibu kita hanya mengenal Minyak Kelapa seperti halnya dengan Mentega merk Palm Boom yang dibuat dari Minyak Kelapa. Jadi masalahnya yang mendasar adalah sejauh mana pemerintah mampu memobilisasi massa petani agar melaksanakan hal-hal tersebut diatas.

Contoh ekstrimnya adalah ketika kaum penjajah Fasis Militer Jepang memobilisasi seluruh bangsa Indonesia agar menanam pohon Jarak untuk bahan bakar pesawat terbangnya dan berhasil. Masakan di era digital ini pemerintah tidak mampu memobilisasi seluruh massa petani kita untuk menanam Kedelai di samping Padi.

See the source image

Apalagi saat ini atas kerja keras Presiden Joko Widodo Indonesia saat ini sudah mempunyai Food Estate atau Lumbung pangan yang mampu menghasilkan ribuan ton Beras. Jadi tidak ada alasan untuk Indonesia menjadi negara yang kekurangan Kedelai dan langka Minyak Goreng. Hal diatas merupakan tantangan untuk para pembantu Presiden agar dapat bekerja lebih keras dan terorganisasi lebih baik lagi dengan jalan introspeksi dan retrospeksi apa kekurangan-kekurangan yang ada pada saat ini.

Akibat adanya kondisi tersebut di atas ada beberapa kalangan yang secara sinis menyatakan bahwa Keledai tidak pernah jatuh untuk kedua kalinya hal ini memang benar akan tetapi itu Keledai ideologi Trans Nasional, sedangkan untuk Keledai Ideologi Pancasila tidak akan pernah jatuh satu kali pun karena selalu mengadakan Think and Rethink, pikir dan pikir kembali serta selalu selalu makan Indoktrinasi Nation and Character Building; Pembangunan Watak dan Jiwa Bangsa

See the source image

Keledai yang demikian adalah Keledai yang cerdik, terampil dan berani. Hilangnya Kedelai dan Minyak Goreng untuk sementara waktu tidak akan membuat kekuatan-kekuatan Patriotik merasa gentar atau menggerutu melainkan meningkatkan elan perjuangannya untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas tanpa membuat repot Presiden Joko Widodo. Kalau dunia internasional sedang hiruk-pikuk dan demam akibat invasi Russia ke Ukraina dan  Korea sudah meluncurkan Stasiun Angkasa Luar nya serta menembakkan Rudal Hipersonik antar benuanya dari Kereta Api, belum lagi China yang kini sudah dapat menepuk dadanya sebagai sebuah negara adidaya, mengapa Indonesia masih saja ribut urusan Kedelai dan Minyak Goreng.

Hanya satu kata yang kaum Patriotik dapat katakan,

Masya Allah !!

Jakarta, 26 Februari 2022

See the source image

Guntur Soekarno

Pemerhati Sosial

Lainnya,

Diary, Guntur Sukarnoputra 1944 – 2022 (16), MENGAPA SUKU DAYAK KALIMANTAN DI HUJAT !? – KORAN JOKOWI

Tentang Koran Jokowi 4104 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

1 Trackback / Pingback

  1. Diary, Guntur Sukarnoputra 1944 – 2022 (18),   "TNI & POLRI TABU IKUT DEMOKRASI " - KORAN JOKOWI

Tinggalkan Balasan