
Melawan Lupa (116),
“G30S/PKI SARAT TIPU – TIPU, MANA MATA DICUNGKIL?,
MANA ALAT VITAL DIPOTONG ?”
Koranjokowi.com, OPini :
Hari ini, Jumat, tg;.30 September 2022, tepat 57 tahun lalu, tragedi berdarah G30S/PKI terjadi di Lubang buaya, Kec. Cipayung, Jakarta Timur. Banyak versi, pro kontra, hitam dan putih mengiringinya. Hanya Allah SWT – Tuhan YME Yang Maha Benar.
Nama daerah ini dari dulu memang Lubang Buaya. Jadi, tidak ada sangkut pautnya nama ‘Lubang Buaya’ dengan tragedi tersebut. Menurut warga sekitar, bahwa tempat tersebut lebih banyak didiami oleh masyarakat asal Cirebon. Konon, menurut cerita masyarakat setempat, nama ‘Lubang Buaya’ dikarenakan kejadian setelah banjir. Sebelum terjadinya banjir, banyak warga yang tinggal di situ. Dan saat banjir melanda, banyak warga yang tinggal dan menggunakan getek (rakit) di atas air banjir. Ketika mereka mendayung getek, tiba-tiba dayung tidak bisa bergerak. Lalu dayung tersebut ditinggal, akhirnya mereka menjalankan getek dengan tangan mereka.
Setelah air banjir surut, ternyata diketahui ada buaya yang sedang memakan dayung tersebut karena saking laparnya. Sehingga, banyak yang mengatakan, “Jangan ke tempat itu, ada buaya, ada lubang buaya.” Sehingga lama-kelamaan masyarakat setempat menamakan daerah tersebut daerah ‘Lubang Buaya’.
Namun, legenda Lubang Buaya telah ternoda oleh tragedi G 30 S-PKI, pada tanggal 30 September 1965. Pada masa penjajahan, daerah Lubang Buaya ini merupakan daerah sentral pelatihan Sejarah PKI (Partai Komunis Indonesia). Lubang Buaya merupakan daerah yang menjadi tempat sejarahnya para PKI mengumbar dosa. Dalam buku ‘Bahaya Laten Komunisme di Indonesia’ terbitan Pusat Sejarah dan Tradisi Markas Besar ABRI, juga pernah difilmkan oleh TVRI dengan durasi 4 jam yang diputar setiap malam 30 September ini telah menunjukkan dengan jelas dosa-dosa para PKI pada tahun 1965.
TRAGEDI G 30 S-PKI
Salah satu kesatuan dalam Gerakan 30 September ini telah bergerak mulai dari Lubang Buaya. Mereka dibagi menjadi tujuh kelompok yang mana tiap kelompoknya bertugas untuk menculik tujuh jenderal yang (menurut versi ereka) … masuk dalam bagian anggota Dewan Jenderal. Yang konotasinya anti NKRI ?, entahlah hingga sekarang pun tiada bukti mengarah kesana.
Dalam versi itu disebut pula pembantaian G 30 S-PKI, para jenderal itu sebelum dibunuh dikelilingi orang banyak yang menari, dan bernyanyi-nyanyi. Tak hanya itu, para perempuan gerakan tersebut tidak kalah sadis, mereka… (konon) ,, menusuk-nusuki para korban dengan pisau ke tubuh para korban. Bahkan sampai menyilet-nyileti alat vital para korban. Para pelaku Gerakan G 30 S-PKI ini diberi nama dengan sebutan ‘Gerwani – Gerakan Wanita Indonesia yang identik dengan tarian ritual Harum Bunga , tanpa pakaian alias telanjang dan melakukan pesta seks.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa pada waktu itu tidak ada tarian telanjang di Lubang Buaya. Itu hanya tambahan-tambahan belaka saja oleh orang yang tak bertanggung jawab. Kalau orang-orang menari-nari sambil memukuli para korban memang ada, namun menari-nari sambil telanjang tidak benar adanya. Mereka menari sambil bernyanyi lagu ‘Genjer-Genjer’ yang merupakan lagu daerah Banyuwangi yang digubah oleh PKI.
Menurut penelitian para pakar sejarawan, beberapa anggota Gerwani tersebut berada di Lubang Buaya untuk melakukan latihan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang merupakan kebijakan Konfrontasi Malaysia oleh pemerintah Sukarno. Memang saat itu sedang ada Pelatihan untuk Dwikora. Hal itu terbukti pada buku “Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia’ yang ditulis oleh Saskia Eleonora Wieringa. Dalam buku tersebut telah mengatakan bahwa Lubang Buaya memang sejak Juli 1965 telah dijadikan lokasi latihan Ganyang Malaysia untuk para sukarelawan Dwikora.
Nah, dalam pelatihan tersebut, telah diikuti oleh kader Gerwani, anggota PKI, Pemuda Rakyat, Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia, dan Buruh Tani Indonesia. Bahkan jika G30S/PKI ini pecah, rencananya para pemuda Nahdlatul Ulama juga diundang untuk mengikuti latihan di Lubang Buaya pada bulan Oktober 1965.
HASIL VISUM PARA JENDERAL
Inilah Hasil Otopsi 7 Perwira TNI AD Korban G30S Berdasarkan Visum et Repertum https://t.co/zSulH8fadd
Tepatnya setelah para korban G30S ditemukan di dalam sumur di Lubang Buaya, Jakarta Timur, 4 Okotober 1965.
Tujuh mayat jenderal itu lantas dibawa ke RSPAD guna diotopsi oleh dua dokter RSPAD (dr Brigjen. Roebiono Kartopati dan dr. Kolonel. Frans Pattiasina) dan 3 ahli Ilmu Kedokteran Kehakiman UI (Prof. dr. Sutomi Tjokronegoro, dr. Liau Yan Siang, dan dr. Lim Joe Thay).
Jenderal TNI Ahmad Yani
♥Luka Tembak masuk: 2 di dada kiri, 1 di dada kanan bawah, 1 di lengan kanan atas, 1 di garis pertengahan perut, 1 di perut bagian kiri bawah, 1 perut kanan bawah, 1 di paha kiri depan, 1 di punggung kiri, 1 di pinggul garis pertengahan..♥ Luka tembak keluar: 1 di dada kanan bawah, 1 di lengan kanan atas, 1 di punggung kiri sebelah dalam.. ♥Kondisi lain: sebelah kanan bawah garis pertengahan perut ditemukan kancing dan peluru sepanjang 13 mm, pada punggung kanan iga kedelapan teraba anak peluru di bawah kulit.
Letnan Jenderal Anumerta Suprapto
♥Luka tembak masuk: 1 di punggung pada ruas tulang punggung keempat, 3 di pinggul kanan (bokong), 1 di pinggang kiri belakang, 1 di pantat sebelah kanan, 1 di pinggang kiri belakang, 1 di pantat sebelah kanan, 1 di pertengahan paha kanan.♥ Luka tembak luar: 1 di pantat kanan, 1 di paha kanan belakang.. Luka tidak teratur: 1 di kepala kanan di atas telinga, 1 di pelipis kanan, 1 di dahi kiri, 1 di bawah cuping kiri..♥ Kondisi lain: tulang hidung patah, tulang pipi kiri lecet.
Letnan Jenderal M.T. Haryono
♥Luka tidak teratur: 1 tusukan di perut, 1 di punggung tangan kiri, 1 di pergelangan tangan kiri, 1 di punggung kiri (tembus dari depan).
Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
♥Luka tembak masuk: 2 di tungkai kanan bawah, 1 di atas telinga kanan..♥ Luka tembak keluar: 2 di betis kanan, 1 di atas telinga kanan..♥ Luka tidak teratur: 1 di dahi kiri, 1 di pelipis kiri, 1 di tulang ubun-ubun kiri, di dahi kiri tengkorak remuk. ♥ Penganiayaan benda tumpul: empat jari kanan.
Letnan Jenderal S Parman
♥Luka tembak masuk: 1 di dahi kanan, 1 di tepi lekuk mata kanan, 1 di kelopak atas mata kiri, 1 di pantat kiri, 1 paha kanan depan.♥ Luka tembak keluar: 1 di tulang ubun-ubun kiri, 1 di perut kiri, 1 di paha kanan belakang .♥ Luka tidak teratur: 2 di belakang daun telinga kiri, 1 di kepala belakang, 1 di tungkai kiri bawah bagian luar, 1 di tulang kering kiri. ♥Kekerasan tumpul: tulang rahang atas&bawah.
Mayor Jenderal D.I. Panjaitan
♥Luka tembak masuk: 1 di alis kanan, 1 di kepala atas kanan, 1 di kepala kanan belakang, 1 di kepala belakang kiri. Luka tembak keluar: 1 di pangkal telinga kiri..♥ Kondisi lain: punggung tangan kiri terdapat luka iris.
Kapten Pierre Tendean
♥Luka tembak masuk: 1 di leher belakang sebelah kiri, 2 di punggung kanan, 1 di pinggul kanan. Luka tembak keluar: 2 di dada kanan.♥ Luka tidak teratur: 1 di kepala kanan, 1 di tulang ubun-ubun kiri, 1 di puncak kepala. ♥Kondisi lain: lecet di dahi dan pangkal dua jari tangan kiri.
HARI KESAKTIAN PANCASILA 1965 – 2022
Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat tanggal 17 September 1966 (Kep 977/9/1966). Menurut surat tersebut, Hari Kesaktian Pancasila awalnya harus diperingati oleh TNI Angkatan Darat. Hari Kesaktian Pancasila diperingati untuk mengenang para pahlawan yang gugur dalam aksi G30S PKI pada 30 September 1965 oleh PKI. Korban G30S PKI tersebut terdiri dari 6 perwira tinggi dan 1 perwira menengah TNI AD
Kemudian, pada tanggal 24 September 1966, Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian mengusulkan agar Hari Kesaktian Pancasila diperingati oleh seluruh jajaran Angkatan Bersenjata. Selanjutnya, Keputusan Nomor (Kep/B/134/1966) tanggal 29 September 1966, Jenderal Soeharto sebagai Menteri menerbitkan Keputusan Menteri Utama Bidang Pertahanan dan Keamanan yang berisi bahwa Hari Kesaktian Pancasila diperingati oleh seluruh slag orde Angkatan Bersenjata. Dengan demikian, upacara peringatan 1 Oktober diperingati oleh seluruh komponen pemerintahan.
TEMAN TEMAN RELAWAN JOKOWI DIMANA SAJA BERADA, JELAS HASIL VISUM DIATAS TIDAK ADA YANG MENGATAKAN BAHWA ADA PENCUNGKILAN MATA, PEMOTONGAN ALAT VITAL , IRISAN SILET, DSB. LALU MENGAPA DI FILM G30S/PKI ITU SEMUA ADA?, TEGANYA !
-Check it dot :2.31;01/4.33.56 – 2.36.00/4.33.56-
Innalillahiwainailahirajiun
RIP untuk ke-7 Pahlawan Revolusi, tenanglah dalam Surganya Allah
Aamiin Yra
(Red-01/Foto.ist)
Lainnya,
Melawan Lupa (115), “HANYA SABRILLA YANG BERANI NGOMEL KE PRESIDEN JOKOWI, EHEHEH..” – KORAN JOKOWI
#Melawan Lupa – (1); The Smiling General, “DARAH ITU MERAH JENDERAL !” – KORAN JOKOWI
DEMI ALLAH, PARA PENUDUH PKI ITULAH YANG SEBENARNYA PKI !!! – KORAN JOKOWI
Pilpres 2024 (19): “JOKOWI BEBAS PKI, BAGAIMANA PARA CAPRES 2024 YAD?” – KORAN JOKOWI
#Melawan Lupa – (1); The Smiling General, “DARAH ITU MERAH JENDERAL !”
Pilpres 2024 (19): “JOKOWI BEBAS PKI, BAGAIMANA PARA CAPRES 2024 YAD?”
Be the first to comment