
Imajiner & Mistis, “BUNG KARNO, GUNUNG ARJUNA & PDIP ?”
(Top isue @Koranprabowo.id)
https://koranprabowo.id/
“Jokowi Biang Kerok Revisi UU KPK?, Lebih Lucu Dari Srimulat”
Nigel Brough, seorang sejarawan asal Inggris yang lama tinggal di Indonesia jauh sebelum Ir.Sukarno (Bung Karno) menjadi Presiden RI, kerap berceritera tentang Pegunungan Arjuno-Welirang yang tingginya lebih dari 3.339 mdpl di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan kerap digunakan orang-orang kerajaan untuk jumeneng atau bermeditasi.
“Ya seperti itu, betul itu”, jawab Paduka saat saya tanya kemarin (27/2) di Istana Cipanas, awalnya saya tanya tentang kegaduhan atas adanya larangan putrinya, Megawati – Ketum PDIP agar kadernya tidak ikut retret.

Beliau menolak menjawab itu makanya lebih mau bicara tentang Gunung Arjuna/arjuno, namun waktu semalam di telepon Paduka sempat berkata bahwa Jokowi itu orang baik , seharusnya Megawati selaku biologis dan pewaris trah Soekarno, bisa mengamankan dan bekerja-sama dengan Jokowi. Bahkan disebut pula jika Jokowi itu ideologinya Marhaen dan lahir dari rahim PDIP. “Kamu jangan beritakan soal obrolan ini ya, mengenai cengkarut PDIP selama ini dan mendatang, kita lihat nanti akan indah pada waktunya”, seperti itulah pesan beliau saat ajudannya konfirmasi bahwa hari ini saya mendapat waktu bertemua Paduka lagi.
Sore ini Paduka sedang menemani maasyarakat yang datang di halaman belakang, kemudian beliau bicara sebentar dan meminta ajudannya menemani mereka kemudian mengajak saya masuk dalam ruang kerjanya.

“Mereka warga sekitar mau tanya mengapa program MBG belum masuk di desanya, maka saya minta ajudan telepeon Pak Prabowo soal ini”, jawab Paduka. Namun saat didesak tanggapan atas terpilihnya Prabowo sebagai Presiden, beliau menolak halus. “Gus Dur sudah kasih kode sejak awal jika dia akan menjadi presiden, juga Jokowi sudah bilang bahwa presiden 2024 adalah ‘jatah’ Prabowo”
“Berarti itu pesan titipan Paduka kepada Gus Dur dan Jokowi?”, tanya saya
“Bukan saya, itu kehendak Allah dan alam”
Paduka tersenyum, sambil memainkan peci hitam pemberian Syekh Abbas Abdullah pemimpin Darul Funnun El-Abbasiyah,Padang, Sumbar tahun 1942 lalu. Namun setelah itu Paduka sempat memarahi saya karena datang memakai seragam sekolah SMAN, “Kaya ABG saja, kamu. Masa ke Istana seperti ini”,

namun setelah dijelaskan bahwa saya baru acara alumni sekolah, Paduka pun tersenyum mungkin beliau juga ingat waktu sekolah di Hoogere Burger School (HBS), SMA jaman baheula di Surabaya dimana ini sekolah yang diperuntukkan hanya bagi kaum Eropa dan priyayi saja. Dimana saat itu juga Paduka kita ini menjadi rebutan non-noni Belanda, karena ganteng dan cerdas. Khususnya noni ‘Mien Hessels, yang sempat dilamarnya namun ditolak orang-tuanya. ‘Ehm.


Kami pun melanjutkan bicara tentang GUNUNG ARJUNA, beberapa hal saya catat diantaranya.
1.Kata Paduka, Arjuna pernah bertapa disana sebelum bernama Gunung Arjuna , untuk menambah kesaktiannya. Beliau bertapa tepat diatas puncak gunung yang kini disebut puncak Ogal Agil. Jika dalam bahasa Jawa berarti ‘Jembatan bergoyang, dalam Islam serupa ‘Shiratalmustaqim?

Petilasan Arjuna (?)
2. Kata Paduka, Karena bertapa cukup lama, gunung tersebut semakin tinggi hingga menembus kahyangan. Maka Para dewa mengutus Semar /Bhatara Ismaya diantar Dewa Khrisna untuk membangunkan Arjuna, namun percobaan pertama gagal.
3.Kata Paduka, Penguasa Kahyangan serba-salah, Gunung itu semakin tinggi, maka mereka pun mengutus Semar dan Togog , agar bertapa dekat Arjuna, atas seijin penguasa merekapun berhasil memotong pucuk Gunung dan melempar ke arah Selatan. Arjuna pun bangun dari pertapaan dan meminta maaf atas kegaduhan ini

4.Kata Paduka , Arjuna kembali ke Kahyangan diantar Khrisna dengan Kereta Kuda Kencana berwarna emas.
5.Kata Paduka, ada ungkapan Jawa lagi yang artinya mirip dengan Ancik-ancik ing pucuke eri yaitu Lumaku ing wot ogal-agil artinya berjalan di jembatan yang bergerak tidak berimbang. Berjalan di jembatan yang bergerak-gerak ini mengharuskan kita untuk berhati-hati dan konsentrasi. Karena jika kita tidak hati-hati sangat berpotensi terjatuh ke dalam sungai. Jembatan adalah dunia ini, dan kita dibekali agama sebagai tongkat agar kita bisa menjaga keberimbangan melewati jembatan untuk sampai tujuan yaitu Allah SWT, Tuhan YME.

Petilasan Semar (?)
6.Kata Paduka, masyarakat juga meyakini hal-hal mistis di gunung Arjuno dimana kerap terdengar suara gamelan, suara auman harimau tanpa wujud, dsb.
7.Kata Paduka, Para pendaki diharuskan dalam jumlah genap, tidak diperbolehkan dalam angka ganjil. Jumlah pendaki tidak boleh ganjil ini masuk misteri Gunung Arjuno. Masyarakat sekitar percaya jika pendaki berjumlah ganjil akan digenapkan makhluk halus dalam gunung
8.Kata Paduka, disana ada disebut ‘Alas Lali Jiwo’ artinya hutan lupa diri. Mitos masyarakat sekitar percaya jika ada yang tersesat di hutan, orang tersebut punya niat jahat. Alas Lali Jiwo menjadi hukuman dan kutukan untuk orang yang punya niat jahat
9.Kata Paduka lagi, disana juga ada yang disebut ‘Pasar Setan’, jika mulai magrib maka akan terdengar keramaian serupa pasar, namun jika siang hari lokasi tersebut hanya tanah lapang.

Kemudian setelah menghirup kopi pahitnya, Paduka pamit sholat Magrib dan menyerahkan amplop coklat, yang setelah dibuka berisi uang Rp. 10 Juta, “Untuk buka puasa teman teman Koranprabowo.id”, tutup beliau sambil tersenyum.
‘Alhamdulillah, puji Tuhan dan Semesta alam.
(Red-01/Foto.ist)
https://koranprabowo.id/imajiner-mistis-bung-karno-gunung-arjuna-pdip/
Be the first to comment