
Kabar Jakarta (90),
“DENSUS 88 : POTONG AKARNYA AGAR TIDAK MENYEBAR !”
Koranjokowi.com, Jakarta :
Dalam sebuah diskusi publik kemarin (6/10) di Gd.Juang, Jakarta dengan tema “ Pentingnya Pancasila bagi NKRI
dan Bahayanya faham Khilafah bagi NKRI”, Kombes Pol Tima Sembiring ( Tim Divisi Pencegahan Terorisme) mewakili Ka.Densus 88 – Irjen Pol Martinus Hukom mengatakan Fungsi dari Densus 88 adalah mampu
memotong langsung akar yang sudah melembaga, agar kata Sembiring pemahaman ini tidak lagi
menyebar.
Dalam sambutannya Ketua Umum KRB Eta Wiwid mengatakan, Bahwa KRB lahir untuk menjadi alarm tanda bahaya bagi anak bangsa baik yang tergabung didalam organisasi ataupun yang tidak, demi menyadari bahwa tanah air tercinta sudah berada dalam kondisi bahaya laten yang mengkhawatirkan. Ini terlihat dari masifnya
pergerakan dan juga perkembangan kelompok2 radikalis dan intoleran serta paham2 lain yang
menolak kebhinekaan dan Pancasila yang semakin terang-terangan dan berani.
Onny Irnanda ( Ganesa), Butet Tiurma( Sopanesia), Kombes Sembiring,(Densus 88), AKBP Danu ( Polda Metro Jaya) dan Eta Wiwid ( Ketum KRB
Hadir sebagai narasumber lainnya adalah Kapolda Metro Jaya Irjenpol Fadil Imran yang diwakili oleh AKBP Danu Wiyata dari analis Intelijen. Juga ikut hadir Pemuda Ansor – Banser, Pengurus BPET
MUI Pusat, Ustad Makmun Rosyid, Gus Nuril dari Fakhogama dan Kombatan NII ( Negara Islam
Indonesia ) Arif Fadil, dsb.
Bertindak sebagai Moderator, Butet Tiurma sekjen Sopanesia. Dalam pengantarnya, Kombatan NII Agus Fadil mengatakan bahwa faham khilafah ini ibarat virus yang mewabah. Karena itu kita perlu vaksin untuk menghambatnya dan mengobatinya hingga ke akar -akarnya.
Sementara itu Kombes Pol Tima Sembiring memaparkan bahwa cara penyebaran mereka adalah
melalui kajian – kajian agama. “Mereka perhatikan pengurus DKM ( Dewan Kemakmuran Masjid ) yang bisa di pengaruhi oleh mereka. Melalui pernikahan dan media – media sosial yang sangat masif, dan media sosial
merupakan sarana yang paling berbahaya sambung Sembiring lagi, bagi penyebaran ajaran khilafah
ini karena menyasar pada semua usia” ujarnya.
“Tingkat radikalisme juga lebih tinggi pada kaum wanita dari pada laki-laki. Karena itu kita juga
harus perhatikan kaum wanita agar jangan terpapar pemahaman ini,” katadia lagi. Ada 12,3 persen
untuk kaum wanita dan 12,1 persen untuk laki – laki. Sementara itu untuk netizen ada sekitar 4
persen. “Faham radikalisme ini menyerang siapa saja, tanpa kenal status, usia maupun jabatannya.
Karena itu menjadi tugas kita bersama untuk bersama – sama dengan Polri dan pihak terkait lainnya
membendung ajaran ini,” tutupnya.
” Kita mencintai Negara ini , Negara Kesatuan Republik Indonesia, jangan sampai anak cucu kita di
doktrin pemahanan yang membuat bom dan akhirnya menjadi teroris, jangan sampai ideologi
pemahaman yang anarkis dan radikal, mana ada Islam seperti itu, Islam adalah Rahmatan Lil
Alamin” Kata Ustd makmum Rasyid.
” Diskusi Publik ini sangat baik sekali, agar masyarakat indonesia tau bahwa kita sudah cocok
dengan paham Pancasila, pentingnya Pancasila bagi NKRI, mempersatukan dengan begitu
banyaknya paham dan agama di seluruh indonesia, jangan sampai seperti negara suriah dan
sebagainya yang konflik dan akhirnya berperang dengan warganya sendiri,” Jelas Rasyid Pengurus
BPET MUI Pusat mengakhiri paparannya.
(Ring-o/Foto.ist)
Lainnya,
Kabar Jakarta (89), ” KSPHBCU & ANDIL DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL ” – KORAN JOKOWI
Be the first to comment