Budi D.Ginting,
“Zero Conflict Agraria di Sumut Thn.2024-2029 ?”
Koranjokowi.com, OPINi:
Sering kita dengar istilah / kalimat ‘Zero Conflict’ , sebetulnya tidak jauh dengan ‘Tanpa konflik atau nol konflik. Di dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita semua tidak akan pernah lepas dari yang namanya konflik. Hal tersebut terjadi lantaran manusia sendiri adalah makhluk sosial yang akan selalu berinteraksi satu sama lain. Konflik disini adalah proses sosial yang mana salah satu pihak akan berupaya menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya
Misalnya hal yang terbiasa terjadi di Prov.Sumatera utara adalah terkait perbedaan kepentingan dalam pemanfaatan hutan. Sebagian masyarakat ‘mendewakan’ hutan dan isinya sebagai kebudayaan mereka.
Sehingga harus dijaga kelestariannya dan tidak boleh ditebang secara sembarangan. Sementara untuk para petani, mereka justru memilih untuk menebang pohon karena menganggap pohon-pohon tersebut menjadi penghalang untuk mereka dalam membuat sawah, kebun atau ladang.
Juga untuk para pengusaha, bagi mereka kayu itu ‘cuan’ , sehingga mereka masa bodoh , terus tebang, terus ekspor dan cuan pun berlimpah. Sisakan sedikit untuk ‘CSR’ sehingga mulut – mulut pun tidak berisik.
Dari sini bisa kita lihat bahwa ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lainnya. Hingga hal tersebut akan mendatangkan konflik di masyarakat.
KOTA DELI MEGAPOLITAN
Kota Deli Megapolitan,yang seharusnya merupakan program yang dapat diterima semua pihak rupanya belum semuanya berjalan baik karena menjadikan pro-kontra di masyarakatnya apalagi dengan mengusung tema “Proyek Pembangunan Kota Satelit Baru” hasil kolaborasi antara PTPN II dengan PT Ciputra dengan target lahan > 8.077,73 hektar untuk dipakai dan berada di atas HGU PTPN II dengan anggaran > Rp128 triliun dan diinisiasi sejak tahun 2011 lalu
Dari berbagai sumber yang kami himpun kelak Proyek ini akan dikembangkan menjadi lokasi residensial seluas 2.514 hektar (31,12%), industri seluas 1.175,5 hektar (14,55%),komersial 340,5 hektar (4,21%), dan kawasan hijau 4.047 hektar (50,11%).
Dimana juga proyek ini akan ‘beririsan penggunaan dibeberapa wilayah, al : Kebun Helvetia 811,89 hektar, Kebun Sampali – Saintis seluas 2.967.92 hektar, Kebun Bandar Klippa 3.545,74 hektar, Kebun Penara 507,11 hektar dan Kebun Kuala Namu seluas 245,10 hektar.
-Visual/Repro. Marina Barrage, Singapore-
Teman teman,
Jika proyek Satelit Baru ini tersosialisasi dengan baik sejak awal pastinya tidak akan Pernah ada ‘konflik’ yang muncul, nyatanya? silahkan saja googling . Bahkan disebut , ada 71 Aliansi dan Lembaga yang menolak proyek ini karena akan ‘memakan’ > 1.303 hektar lahan yang selama ini ‘dihuni’ rakyat penunggu-nya sejak 69 tahun lalu.
‘Wow…
(BDG/Red-01/Foto.ist)
Letjen TNI Purn Ibrahim Adjie
Pangdam VI/Siliwangi Thn.1960-1966
Lainnya,
@koranjokowi.com
@koranjokowi https://www.instagram.com/k0ranj0k0wi/
- Arief P.Suwendi & Jonny Sirait, JARO ADE : BOGOR KAPAYOEN 2024-2029. “Jaro, Pageuh, Kades, FKUB, Dana Desa & Mahasiswi Pariwisata?”
- Kabar Simalungun (19), “MUCHTAR PAKPAHAN PEJUANG BURUH ASAL SIMALUNGUN”
- Jaro Ade : Bogor Kapayoen 2024-2029. ” JARO, GOLKAR & POTENSI PERTANIAN”
- Arief P.Suwendi & Jonny Sirait, “JARO ADE : BOGOR KAPAYOEN 2024-2029”
- Ronni B.Baron, Sumsel. “Mengapa Pagar Alam tidak menarik dalam hal investasi ?”
- Budi D.Ginting, “KAMU HARUS BERANI BICARA DENGAN BOBBY NASUTION !”
- Agus Subagya, “Kita Dukung Bapanas Tentang Pompanisasi Pertanian 2024-2029”
- PRASASTI JOKOWI DI BKT JAKARTA TIMUR & VANDALISME !?
- Rigel Belatrix, “PRABOWO-GIBRAN WAJIB MENCONTOH JOKOWI MELAWAN KORUPTOR !”
- Budi D.Ginting, “SOAL AHOK. KATA JK, MULUTMU HARIMAUMU ?”
Kabar Deli Serdang (17), “KOTA DELI MEGAPOLITAN & RAKYAT PENUNGGU-NYA”
.
Be the first to comment