Agung Dharma, TIRTAGANGGA KARANGASEM BALI – (4) , “ DIANTARA  SERTIFIKAT CHSE & AKU KAU DAN BEKAS PACARMU “

Agung Dharma, TIRTAGANGGA KARANGASEM BALI – (4) , “ DIANTARA  SERTIFIKAT CHSE & AKU KAU DAN BEKAS PACARMU “

KoranJokowi.com, Bandung : Sertifikasi CHSE (Clean, Health, Safety & Environment), adalah proses pemberian sertifikat kepada Usaha Pariwisata, Destinasi Pariwisata, dan Produk Pariwisata lainnya untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan

“Dari data yang saya himpun melalui Kemenparekraf saat ini yang sudah tersertifikasi CHSE terdiri atas 9.587 Usaha Pariwisata; diantaranya   4.571 Usaha Pariwisata bidang Restoran, dan  3.406 Usaha Pariwisata bidang perhotelan. Adakah Taman Tirtagangga didalamnya?”, tanya saya kepada Agung Dharma – Pengelola disana, yang juga salah seorang pewaris Kerajaan Karangasem.

“Wow, detil juga ya datanya. Secara garis besar iya seperti itulah, Taman Tirtagangga dimasukan dalam jenis usaha ‘Daya Tarik Usaha’  dengan No. Sertifikat I Do Care:IL.04.02/3699/M-K/2020, berarti kami aman. Pengunjung nyaman. Sertifikasi CHSE bagi kami adalah bukti jaminan kepada para tamu/ wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan kami sudah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. Pelaksanaan sertifikasi dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi yang menunjuk dan menugaskan Tim Auditor, pastinya ini dibawah pengawasan dan jaminan dari Kemenparekraf”, 

—————–  Sebentar kita ‘just remind, sebelum melanjutkan. Kerajaan Karangasem adalah salah satu kerajaan Hindu yang berdiri pada abad ke-17 di bagian timur Pulau Bali. Pada masa kejayaannya, Kerajaan Karangasem bahkan memiliki wilayah kekuasaan hingga Pulau Lombok. Setelah ditaklukkan Belanda pada tahun 1894, kerajaan ini berada di bawah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Kerajaan Karangasem berstatus sebagai Daerah Tingkat II Karangasem

dalam pemerintahan Prov. Bali ————-

Berikut adalah daftar Raja Karangasem; 

Gusti Nyoman Karang (1600)

Anglurah Ketut Karang

Anglurah Nengah Karangasem

Anglurah Ketut Karangasem (1691-1692)

Anglurah Made Karang

Gusti Wayahan Karangasem (w. 1730)

Anglurah Made Karangasem Sakti alias Bagawan Atapa Rare (1730-1775)

Gusti Gede Ngurah Karangasem (1775–1806)

Gusti Gede Ngurah Lanang (periode pertama, 1806–1822)

Gusti Gede Ngurah Pahang (1822)

Gusti Gede Ngurah Lanang (periode ke dua, 1822-1828)

Gusti Bagus Karang (1828–1838)

Gusti Gede Ngurah Karangasem (1838–1849)

Gusti Made Jungutan alias Gusti Made Karangasem (1849-1850)

Gusti Gede Putu (sebagai penguasa bawahan, 1850-1893)

Gusti Gede Oka (sebagai penguasa bawahan, 1850-1890)

Gusti Gede Jelantik (1890–1908)

Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem (1908-1967)

..

Anak Agung Agung Made Jelantik (sebagai kepala keluarga besar Puri Agung Karangasem, 1967-2007)

Anak Agung Agung Gede Putra Agung (sebagai kepala keluarga besar Puri Agung Karangasem, 2009-Sekarang

Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem saat berada di Balai Maskerdam, bangunan utama Puri Agung Karangasem, tahun 1949.

“Dapat sertifikasi juga ya dari Pemda Karangasem?, katanya masih sedikit jumlahnya, tidak sebagaimana target Pemda?”

“Waduh, saya tidak berhak mengomentari ini ya. Yang jelas, Pelaku usaha pariwisata di Karangasem yang telah mengantongi sertifikat CHSE sampai saat ini saya tidak tahu berapa jumlah pastinya, namun sepertinya masih diluar target, kalau tidak salah baru sekitar 40-an ya, padahal Kab. Karangasem memiliki lebih dari 200  akomodasi pariwisata  baik hotel berbintang, villa, spa, restoran dan destinasi wisata.  yang telah memiliki sertifikat CHSE hanya berjumlah 48. Sisanya, katanya, belum memiliki sertifikat CHSE”, jawab Agung dari seberang seluler (19/10).

“Apa untung ruginya memiliki Sertifikat CHSE?”

“Ahahaha, saya jawab untungnya saja ya, SATU – Penunjang bagi usaha agar bisa terus buka untuk pengunjung. DUA – Bonafitas terjaga, TIGA – Kepercayaan masyarakt semakin tinggi, itu saja, Hal lain, salah ya kalau dibilang bahwa urus CHSE itu sulit,  padahal kita hanya cukup menyiapkan sarana dan prasarana, seperti penyediaan tempat cuci tangan di beberapa titik sesuai dengan luas wilayahnya, hand sanitizer, pengukur suhu tubuh, dan kebersihan tempat juga harus dijaga”,

“Ada pesan untuk teman teman pelaku usaha sejenis tentang CHSE ini?”

“Enggalah , ini pesan untuk kami sendiri saja ya, Ahahaha. Kiranya para pelaku usaha di sector pariwisata yang belum memiliki sertifikat  CHSE secepatnya mengajukan proses ke tim. Setelah dilakukan penilian oleh tim, sertifikat sudah bisa didapatkan. Tentu saja, akan cukup merugikan bagi pelaku usaha jika tidak mengurus sertifikat CHSE mengingat para wisatawan tentu saja akan lebih memilih menginap di tempat memiliki sertifikat CHSE, juga ini berlaku untuk sektor restoran dsb”

“Menghadapi era tatanan normal baru, pengelola usaha pariwisata khususnya di kabupaten karangasem agar melengkapi usaha pariwisata dengan persyaratan guna mendukung penerapan protokol kesehatan penanggulangan penyebaran covid 19 di destinasi wisata maupun usaha pariwisata (hotel, restoran dan lain lain). Tanggapannya?”

“Ikuti tahapannya dengan baik, jangan malu minta arahan dari Dinas terkait. Kalau tidak salah ada 4 tahap itu ya. Mulai dari Assesmen mandiri, verifikasi oleh tim verifikasi melaui assosiasi yang ditunjuk,  Verifikasi oleh tim,  Rekomendasi dari tim verifikasi dan Kalau dinyatakan lolos, maka dilakukan penandatanganan Fakta Integritas dan sertifikat dapat langsung diunduh, sepertinya hanya itu tahapannya, simpel saja kok”

“Taman Tirtagangga sudah dapat itu dari Pemda ?”.

“Sudahlah, bahkan sejak Juli 2020 lalu. Nomornya kalau tidak salah No.556/1468/PP/Dispar, dengan nama SERTIFIKAT TATANAN KEHIDUPAN BARU BIDANG PARIWISATA KAB. KARANGASEM

‘Wess, mantap !

“Oke kita ganti tema, sebagai penggemar Iwan Fals, ada yang ingin disampaikan?”

“Hmmm, apa ya, jurnalis lebih tahu lah detilnya. Tapi gini saja, Kita semua tentu dengan telinga dan mata terbuka tahu, di negeri ini hanya sedikit musisi yang lahir dari kalangan pejuang dan masih konsisten menyuarakan perjuangannya. Bang Iwan, salah satunya. Meski tidak bisa kita pungkiri dalam karyanya Bang Iwan juga menelurkan karya-karya bertemakan cinta, namun Bang Iwan masih mengiringinya dengan karya bertema sosial politik. Idealis? Bisa jadi atau belum tentu juga. Akan tetapi setidaknya di setiap konser yang diselenggarakan, Bang Iwan masih membawakan karya bertema sosial politik, juga masih memberikan pandangan kritisnya kepada kita mengenai hal tersebut, itu ya?”

“Selain lagu DOA PENGOBRAL DOSA, ada lagu idola lainnya?”

“Semualah, semua lagu Bang Iwan pasti saya suka”

“Bagaimana dengan lagu Aku Kau dan Bekas Pacarmu?”

“Aha, mainkan..”

….

“Presiden Jokowi melalui Kemenkeu & Kemenparekraf membantu para pelaku usaha pariwisata agar tak mengambil kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya di tengah merebaknya Covid-19 berupa pelbagai stimulus ekonomi untuk meringankan beban dan biaya industry pariwisata dan ekonomi kreatif, sehingga mengurangi potensi PHK karyawan di sektor itu. Termasuk keringanan pajak, bagaimana dengan Taman Tirtagangga?”

“Ahahaha, di edisi mendatang saja ya”

Oke Lagh, Ahahahah…

(Red-01/Foto.ist)

BERSAMBUNG

Lainnya,

Agung Dharma, TIRTAGANGGA KARANGASEM BALI – (3) , “VAKSINASI BALI, KARANTINA TURIS & DOA PENGOBRAL DOSA. UHUY !” – KORAN JOKOWI

Tentang RedaksiKJ 3810 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

1 Trackback / Pingback

  1. Agung Dharma - (5), "AYO,  KE TIRTA GANGGA BALI !!" - KORAN JOKOWI

Tinggalkan Balasan