Ceritera Seru Jakarta (5): “NETIZEN JOKOWI-AHOK HATTERS ATAU LOVER’S, PLEASE SPEAK-UP!”

Ceritera Seru Jakarta (5): 

“NETIZEN JOKOWI-AHOK HATTERS ATAU LOVER’S, PLEASE SPEAK-UP!”

Koranjokowi.com, Bandung :

Daniel Miller dkk., dalam buku How the World Changed Social Media (2016) meneliti karakteristik 1199 netizen di 8 negara, yaitu Brazil, Chile, China, India, Italia, Trinidad, Turki, dan Inggris. Salah satu temuannya, tindakan unfriend karena perbedaan sikap politik menunjukkan seberapa besar publik terlibat dalam isu-isu politik dalam perbincangan sehari-hari di media sosial. Di Turki, misalnya, angka unfriend yang begitu tinggi menunjukkan bahwa politik tidak hanya penting tetapi juga sensitif

Nah beda lagi dengan rilis dari ‘Digital Civility Index (DCI), mereka mengatakan berdasarkan tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya, menunjukkan warganet atau netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara. ‘Ahahaha.

See the source image

Atau dengan kata lain, kita adalah netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara.  Survei yang sudah memasuki tahun kelima tersebut mengamati sekitar 16.000 responden di 32 wilayah, yang diselesaikan selama kurun waktu bulan April hingga Mei 2020

Saya tidak mengambil kesimpulan atas apapun yang disampaikan netizen dibawah ini , yang jelas ini menarik untuk diamati, dan mohon maaf nara-sumbernya saya simpan ‘rapat-rapat.

See the source image

[22.41, 10/5/2022] A: Ini yg mesti hati2. Movement AB masif. Di Twitter, ada yg bertanya kpd AB apakah agama2 lain boleh menggunakan JIS juga, Dan AB jawab, boleh semua boleh pakai.

Skrg AB menggunakan wajah toleransi beragama yg sejujurnya Jkw lemah. AB melihat celah kelemahan Jkw Dan memanfaatkan itu. AB doktor politik dari AS Dan dia paham betul cara2 menggunakan semua sarana utk meraih kekuasaan.
[22.41, 10/5/2022] A: Saya mau share pengamatan dan pemahaman sy terkait hal yang sedang ramai mengenai Pak AB.

See the source image

Waktu pilgub ibukota lawan BTP, isu ayat-mayat diangkat karena lawannya jelas minoritas religius namun sangat populer. Karenanya dilawan dgn isu ayat-mayat yang sampai membuat BTP bukan hanya kalah namun masuk penjara. Kalah tipis menunjukkan betapa populernya Sang Cahaya. Jadi wajar harus menggunakan cara-cara keju karena jika tidak demikian, maka tidak akan menang.

Karena AB akan segera lengser dari jabatan Gubernur 2022 sementara pilpres masih 2024, ya segala gerakan mesti dilakukan supaya tidak kehilangan pengaruh dan dilupakan orang 2024. Selain itu, karena pilpres tidak mungkin saingannya berasal dari kaum minoritas religius, maka isu ayat-mayat tidak mempan …

See the source image

[22.41, 10/5/2022] A: Ini postingan sy di FB sy terkait BOTI yg diberikan kepada rumah2 ibadah di ibukota.
[22.41, 10/5/2022] A: Dulu AB menggunakan isu ayat-mayat krn lawannya Ahok dari minoritas religius, Dan Ahok populer sekali. Jadi harus dilawan dgn cara ayat-mayat. Pilpres nanti gk mungkin lawan AB minoritas religius. Maka senjata yg digunakan gk mungkin ayat-mayat lagi, ttp isu yg lain.
Krn capres2 pasti dari golongan mayoritas religius, Dan suara terpecah dua atau lebih, maka suara minoritas religius menjadi decisive, sgt menentukan. Maka AB berusaha spy suara minoritas religius ini ke dia. Paling tidak, Klo tdk full ke dia, dia pecah.

Dan AB berhasil. Di minoritas religius sdh byk yg pro AB

(Demikian kutipannya, keren & masuk akal)

Teman teman Relawan Jokowi-Ahok dimana saja berada,

Saat ayat mayat & spanduk bertebaran di Jakarta  lalu sontak menjadikan pro-kontra, salah satu yang pro adalah Hidayat Nur Wahid – Wakil Ketua MPR sekaligus tokoh Partai Keadilan Sejahtera (PKS)–partai pendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI 2017.  Dia  mengatakan pemasangan spanduk adalah ekspresi akar rumput atas perjalanan sidang kasus dugaan penodaan agama. Pun, kata dia, tak mungkin bila spanduk itu dipasang tim sukses salah satu pasangan calon dalam Pilkada DKI 2017.

Dan, efeknya narasi ini pun dikembangkan disosial-media oleh lawan politik Ahok saat itu. 

See the source image

Begitu juga saat Gerakan Pemuda Ansor Jakarta merespons merebaknya spanduk tersebut dengan “bersiap diri menyalatkan jenazah” apabila ditolak oleh pengurus masjid tertentu di Jakarta. Langkah ini diawali oleh GP Ansor Jakarta Timur. Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Cipayung, Joemenar mengatakan gerakan ini berdasarkan keprihatinan para pemuda Nahdlatul Ulama atas mulai bermunculan spanduk melarang menyalati jenazah. Yang kemudian disikapi bersama oleh GP Ansor lainnya

Atas ini pula banyak netizen relawan Jokowi-Ahok pun mengistilahkan sebagai ‘darah segar’ maka sosial media pun  semakin heboh.  Namun semua itu hanya dalam bentuk narasi karena realitanya kedua kubu tidak perah bentrok-fisik’ itulah demokrasi yang sejati.
See the source image

Berdasarkan laporan pada awal tahun 2020-2021, pengguna internet di Indonesia saat ini sudah mencapai angka 64 persen dari 272,1 juta penduduk.  Angka ini tentu terus bertambah seiring waktu karena adanya perkembangan zaman dan tuntutan untuk penggunaan internet. Salah satu faktornya juga termasuk pandemi Covid-19. Pandemi ini menuntut banyak pekerja dan siswa-siswi untuk beraktivitas di rumah saja. Hal ini juga menjadi cara baru dalam bekerja dan belajar, hanya melewati aplikasi dengan fitur video call ataupun conference.

Juga termasuk yang dilakukan oleh para pengawal Presiden Jokowi , tepatnya relawan Jokowi-Ahok (Jokowi-Ahok Lover’s), banyak cara yang dilakukan untuk ‘meng-counter’ informasi salah selama ini dan yad, baik melalui grup WA. FB, Youtube, IG , media onine, blog dsb. Ini juga menjadi sarana edukasi bagi yang lain. Apapun namanya.

Kebebasan berpendapat di media sosial memang merupakan hal yang wajar, karena memang diamanahkan dalam UUD 1945 – Pasal 28, kalau pun kita dianggap bodoh atau tidak sopan, tak apalah karena narasi yang disampaikan selalu berlandaskan fakta. 

Sudah banyak ceritera & narasi antara pro-kontra baik tentang Jokowi-Ahok dan lawan politiknya, satu-sama lainnya bicara di sosial media. Kasus Jokowi3Periode, kasus Tunda pemilu, mafia migor, kasus Pinjol, kasus JIS, kasus sholat ied Pres.Jokowi di Yogja, hingga kasus lawatan Anies ke Eropa, dsb. ‘Tiada yang salah.

TERUS SAMPAIKAN APA YANG INGIN KAU SAMPAIKAN,

KALAU PUN ITU PAHIT BAGI BANYAK PIHAK,

KARENA INILAH DEMOKRASI !

(Red-01/Foto.ist)

Lainnya,

CERITERA SERU DARI JAKARTA: MAHAKARYA ANIES, JIS & BAMBU YANG DIKUTUK JADI BATU ?

Ceritera Seru Jakarta (4): “BULAN MEI 2019 & 2022, ADA AMBULAN BAWA BATU, TOUR JIHAD  & TERORIS DENGAN 6 BOM SIAP DILEDAKAN  DI JAKARTA”

 

 

Tentang Koran Jokowi 4116 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan