
Deklarasi DPN Seknas Puan Maharani Indonesia,
“PEREMPUAN INDONESIA MENDUKUNG PEREMPUAN MEMIMPIN !”
Ketum DPN Seknas Puan Maharani – Elvy Diana, SE,MM
Koranjokowi.com, Editorial :
Selamat pagi menjelang siang, persiapkan kopi panas dan cemilan – cepuluhmu terlebih dahulu, agar ‘tulisan non-mainstream’ dibawah ini lebih asik & nyantai dibacanya, untuk para ‘emak – emak’, jangan lupa matikan kompor didapur dan cabut strikamu agar tak gosong.
Hingga hari ini, sepertinya sudah menjadi ‘kalimat basi’ bahwa di balik kesuksesan seorang laki-laki, terdapat perempuan di belakangnya. Entah itu ibu atau istrinya. Sudah tidak jamannya lagi Perempuan Indonesia hanya dibelakang laki – laki , yang penting jangan melampaui kodratnya sebagai ibu dan istri, sebagaimana semua agama mengajarkan.
Pastinya stempel ‘The Power of Emak-Emak’ yang selama ini melekat bagi perempuan Indonesia yang dianggap susah diatur, mau menang sendiri dan egois itu bukanlah kita karena stempel itu hanya diidiomkan kepada para emak–emak atau perempuan Indonesia yang sesungguhnya berisi ‘kekaguman.
Now, melalui Seknas Puan Maharani Indonesia disetiap pelosok hingga desa terpencil seluruh Indonesia mendatang, mari kita rubah image negatif ‘The Power Of Emak – emak’ menjadi Kekuatan Penyeimbang peran laki – laki Indonesia dalam hal positip
CONTOH PEREMPUAN DESA LEBIH TANGGUH?
(Koranjokowi.com Report)
Perempuan Indonesia desa Sampali ,Percut seituan, Kab. Deli serdang, Sumatera utara terus berjuang akan kepemilikan lahan mereka melalui BPRPI – Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia sejak thn.1953 lalu
Perempuan Indonesia warga Desa Terantang, Kab. Kampar Riau ini adalah korban kekerasan. Saat dimana dia bersama ibu – ibu lainnya mencoba menghadang gerombolan preman masuk desa karena konflik lahan (6/2022) lalu, mereka terdepan di gerbang desa.
“NEGARA TIDAK HADIR SAAT WARGA DESA TERANTANG RIAU DISERBU PREMAN !?” – KORAN JOKOWI
Perempuan Indonesia warga Dusun V, Desa Tanjung Mulia, Kec. Air Putih, Kab. Batu Bara, Asahan, Sumatera Utara ‘menggeruduk’ DPRD Kab. Batubara mempertanyakan kasus lahan mereka > 60 Ha yang semakin lama semakin ‘tidak jelas
Perempuan Indonesia & karang taruna warga Desa Durianmas ,Kab.Sarolangun, Jambi yang memblokir jalan desa karena kasus desa definitif sejak tahun 1998
Perempuan Indonesia Tanjung Mulia Medan, Sumatera utara ikut terdepan meminta hak ganti rugi atas tanah >30.000 M2 yang sampai saat ini belum terselesaikan sejak tahun 2017
Teman – teman Relawan Jokowi, khususnya Perempuan Indonesia dimana saja berada,
jika perempuan Indonesia pasca Proklamasi dan Reformasi 1998 disebut pasif itu salah karena sesungguhnya banyak perempuan desa di seluruh Indonesia yang berani tampil kedepan dalam situasi apapun bahkan merekalah yang ‘menguatkan’ peran laki – laki untuk bersikap, 5 kasus perempuan Indonesia diatas kiranya cukup menjadi bukti nyata dari puluhan bahkan ribuan kasus dimana Perempuan Desa pun tampil kedepan menuntut keadilan banyak orang. ‘Salah !?
Teman teman Relawan Jokowi dan Perempuan Indonesia dimanapun berada,
Sejak pre-kemerdekaan 1945, Perempuan Indonesia semakin gencar & berani memperjuangkan hak / emansipasi / kesetaraan gender , menguak keadilan sebagai bagian dari hak asasi manusia yang juga sebagaimana ajaran agama yang ada tanpa juga ‘mengotori atau mengkhianatinya.
Jika banyak laki – laki Indonesia yang selalu memaksakan kehendaknya terhadap perempuan Indonesia agar perempuan Indonesia terlihat bodoh dengan bicara atasnama agama sebagaimana dengan (salah-satunya) memelintir hadis HR.Bukhari yang berisi, “Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya, lalu istrinya enggan mendatanginya, maka malaikat akan melaknatnya sampai pagi hari.”
Pertanyaannya, haruskah perempuan Indonesia itu tidur dengan suaminya yang kerap berjudi, narkoba, korupsi bahkan melakukan kekerasan fisik dan psikis kepada istrinya?, tanyakan langsung saja kepada ahli agama yang ‘merah putih.
Dewan Pendiri Seknas – Laode Umar Bonte
Sekjen – Fatimah Umar, SE
Ketua Seknas Prov. DKI Jakarta – Andre Bolang
Perempuan Indonesia tetap tunduk atas hukum agama dan negara, namun perempuan Indonesia adalah penulis dan tiang penyangga peradaban bangsa dan negara besar ini. Karena dari rahimnya itu melahirkan generasi baru yang akan melanjutkan dan menjaga kehidupan dunia.
Jutaan Perempuan Indonesia tangguh kita miliki, lihat saja Ibu kita, istri kita, RA Kartini, , Dewi Sartika, Nani Sadikin, Cut Nyak Dien, SK.Murti, Fatmawati Sukarno, Inggit Ganarsih, Tien Suharto, Ainun Habibi, Nursinta Nurwahid, Ani SB.Yudhoyono, Megawati Sukarnoputri, Sri Mulyani, Retno Marsudi, DR.Pratiwi – Astronot Indonesia,Widyawati, Christine Hakim, Suciwati Munir, para ibu mahasiswa & para ibu Tionghoa korban 1998, Marsinah – Tokoh buruh legenda, Sum Kuning – korban perkosaan anak2 penggede Yogja, Titik Puspa, para ibu & istri para laki – laki koruptor – narkoba & radikalisme dsb.
Sekjen Seknas Prov.DKI Jakarta / Ketua Panitia – Arief P. Suwendi
dan Anggiat Sugiatto – Bendahara Prov.DKI Jakarta
Atau lihat sosok Perempuan tangguh, apapun namanya, para perempuan dunia; Margareth Teacher, Ratu Elizabeth, Bunda Teresa, Sonia Gandhie, Cleopatra, Rasuna Said, Evita peron, San Suu Kyi,dsb.
Perempuan Indonesia dengan segala upaya telah lama dalam bidang politik, business/executive woman, relawan, instansi pemerintah, BUMN/D, TNI-Polri, dsb. Apapun mereka adalah pemimpin dan pimpinan dalam komunitas, profesi dan perjuangannya yang berbeda tujuan dan mimpinya masing masing.
Seperti itu yang saya rasakan selama aktif dalam rangka persiapan hingga berujung pada acara Deklarasi Dewan Pimpinan Nasional Seknas Puan Maharani Indonesia, hari ini (10/9) bertempat area My Coffe , Rawabadak, Jakarta Utara.
Pro-kontra ‘diharamkannya’ perempuan menjadi pemimpin seolah telah tertinggal waktu, basi. Lihat saja sosok seorang Dr. (HC.). Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi, S.Sos. (Puan Maharani) kelahiran tgl. 6 September 1973, suka tidak suka beliau kini menjabat sebagai Ketua DPR RI periode thn.2019–2024. dimana dia ‘memimpin’ 575 anggota DPRRI saat ini lintas parpol, suku, etnis, profesi dan agama. Bukankah dia perempuan?
Ya, Puan ada disana bersama 457 anggota laki-laki dan 118 orang perempuan, kalau pun jumlah kaum hawa saat ini hanya > 21% dari total 575 anggota yang ada. Yang jelas dalam catatan kami sebagai Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (Akarjokowi2013 / Koranjokowi.com) , jumlah ‘kursi’ perempuan di DPRRI saat ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 97 kursi.BUkti keinginan besar perempuan Indonesia untuk tampil kedepan ikut mensejahtrakan bangsa dan negara besar ini juga penyeimbang dominasi politik laki – laki, eheheh.’Keren!
Perhatian kepada anggota parlemen perempuan telah tercantum dalam UU Nomor 31 tahun 2002 Pasal 13 ayat 3 tentang Partai Politik, yang berbunyi , “Kesetaraan dan keadilan gender dicapai melalui peningkatan jumlah perempuan secara signifikan dalam kepengurusan partai politik di setiap tingkatan.”, di DPRRI kursi perempuan Indonesia memang masih 21% belum 30% sebagaimana mestinya. Namun ada seorang perempuan yang memimpinnya, Puan Maharani.’Eheheh.
Benar acara deklarasi ini adalah dukungan Seknas Puan Maharani Indonesia kepada Puan Maharani untuk terus berjuang, memimpin dan menjadi pimpinan, ini juga ibarat magnet positip agar perempuan – perempuan tangguh Indonesia berani tampil tanpa meninggalkan kodratnya sebagai istri, ibu & tulang rusuk kaum laki – laki. Dan di acara ini tiada satu pun yang bicara tentang Pencapresan Puan Maharani tahun 2024 yad, itulah etika, itulah komitmen sebagaimana yang disampaikan oleh Pendiri – Laode Umar Bonte, Ketum DPN Seknas Puan Maharani – Elvy Diana, SE,MM. Sekjen – Fatimah Umar, SE, dan Ketua DPD Prov. Dki Jakarta – Andre Bolang kepada ratusan para Ketua & pengurus Seknas Puan Maharani se Prov. DKI Jakarta.
Just Remind,
Presiden Sukarno tidak dapat dipisahkan dengan perempuan. Perhatiannya terhadap kaum hawa ini sangatlah besar termasuk perhatian besar ‘si singa podium’ ini dalam bidang politik perjuangan perempuan Indonesia untuk mengisi kemerdekaan. Kalau pemerintah saat ini menetapkan kuota 30 persen anggota DPRRI untuk perempuan, beliau sudah memikirkannya sejak awal kemerdekaan kita.’ehehe.
Dikisahkan suatu saat beliau berkunjung kerumah salah satu kenalannya pemilik sebuah toko. Saatdiruang tamu, beliau menanyakan sedang apa isterinya. Dijawab, bahwa isterinya sedang keluar menengok orang sakit. Namun dari gordin pemisah ruangan beliau melihat jika istrinya itu ada didalam rumah, duduk terdiam. Dari situ beliau mencatat bahwa ‘kemerdekaan’ seorang perempuan Indonesia masih sangat dibatasi bahkan ‘hanya’ sekedar menemani tamu.
‘its not fair !
Pasca itulah, beliau meminta untuk menggencarkan kursus-kursus perempuan Indonesia sejak di desa desa terpencil yang materinya kemudian dibukukan dalam buku “Sarinah” dimana nama itu diambil dari nama seorang pengasuhnya, “mbok Sarinah”. Dari dia, beliau banyak mendapat pelajaran tentang cinta, kasih, perjuangan dan kemerdekaan seorang perempuan.
Bagi seorang Sukarno , perempuan Indonesia harus bertindak, harus berjuang. Tetapi ini tidak berarti perempuan Indonesia harus berusaha terpisah sama sekali dari pihak laki-laki. perempuan Indonesia harus menjadi roda hebat dalam revolusi nasional, harus bersatu aksi dengan laki-laki.
“Wanita Indonesia kewajibanmu telah terang, sekarang ikutlah secara mutlak dalam usaha menyelamatkan Republik, dan nanti jika Republik telah selamat ikutlah mutlak dalam usaha menyusun negara nasional, menyusun masyarakat berkeadilan sosial, dan berkesejahteraan sosial, karena di situlah wanita Indonesia akan menjadi wanita yang bahagia, wanita yang merdeka”, demikian beliau dalam buku Sarinah itu.
Kembali ke acara Deklarasi,
Sumpah, kami disana memang tidak sedikit pun bicara tentang Pencapresan Puan Maharani di tahun 2024, namun bukankah dalam UUD 1945 Pasal 6 mengenai syarat syarat menjadi Presiden RI tidak ada tertulis “Perempuan Indonesia Haram Menjabat sebagai Presiden Rppublik Indonesia”, ehehehe.
“Perempuan Indonesia Mendukung Perempuan Menjadi pemimpin”, itu kesan terdalam untuk kami sebagaimana disampaikan Ketum DPN Seknas Puan Maharani – Elvy Diana, SE,MM
Demikian, sampai jumpa di kegiatan selanjutnya.
Mohon maaf lahir bathin atas segala ketidak-sempurnaannya.
‘Kerja Bersama, Bersama Kerja !
(@rief/Giat/Rahma/Tia – Foto.ist)
Lainnya,
Resmi Dibentuk, Seknas Puan Akan Berjuang Menjadikan Puan Maharani Presiden 2024 – (indoposnews.id)
Lantik Pengurus DKI Jakarta, Seknas Puan Siap Gaet Kaum Perempuan dan Milenial (mediaindonesia.com)
Seknas Puan Maharani Siap Gaet Kaum Perempuan dan Milenial (beritasatu.com)
Melawan Lupa (76), “CAPRES 2024 PDIP : PUAN – AHOK, GANJAR ATAU GIBRAN ?” – KORAN JOKOWI
Melawan Lupa (53), ‘ADU BANTENG, PUAN – GANJAR & GOLPUT” – KORAN JOKOWI
Melawan Lupa (50), “RELAWAN JOKOWI MENEBAK CAPRES DIANTARA PRABOWO, MOELDOKO & AIRLANGGA”
Pilpres 2024 – 2029 : ” Prabowo – Puan ?, Prabowo-Ganjar ?, Puan-Ganjar atau Ganjar-Puan? “.
KEMANA ARAH RELAWAN JOKOWI TAHUN 2024, ” JOKOWI3PERIODE , CUKUP2PERIODE atau GOLPUT !?”
Be the first to comment