Arief P.Suwendi, “JATENG KANDANG GEMOY & PARTAI COKLAT?”

Arief P.Suwendi,

“JATENG KANDANG GEMOY & PARTAI COKLAT?”

Koranjokowi.com, OPINi:

Saat Pilpres 2024 lalu, Paslon Prabowo-Gibran memenangkan lebih dari 53% suara di Prov. Jawa Tengah, atau sekitar 12,096 juta dari > 23 juta DPT. Adapun paslon Anies-Imin 12,5% dan Ganjar-Mahfud 34,3%. Berarti Gemoy-lah pemenanganya.   Kemarin, kalau pun masih terus disempurnakan paslon A.Lutfi – Taj Yasin  yang juga ‘Gemoy telah mencapai 58%. Maka jika Sekjend PDIP – Hasto Kristiyanto  dan Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus menyatakan, Jateng bukan lagi kandang Banteng melainkan  kandang Bantuan sosial (bansos) dan parcok atau partai cokelat itu pun tidak salah.

Ambil dahulu kopimu, nikmati dengan jujur.

Ke-1 :  Jumlah penduduk miskin di Jateng pada Maret 2014 tercatat sebanyak 4,8 juta orang (14,46%),  maka Anggaran dana bansos di APBD 2014 diturunkan oleh Presiden Jokowi sekitar Rp.31,6 miliar kepada (saat itu) Gubernur Ganjar Pranowo, sedangkan pada 2013 hanya Rp.15,3 miliar atau naik lebih dari 100%.  Dana bansos sebesar Rp. 22,2 miliar  itu dialokasikan untuk 3.150 kepala keluarga dalam program bedah rumah yang masing-masing penerima mendapat Rp7 juta.

Ke-2 :  Jumlah orang miskin di Jateng thn.2024 masih tersisa sekitar 3,7 juta atau  hanya berkurang  1,1 juta orang sejak thn.2014 .

penduduk antri bansos/net

Ke-3 :  Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi dengan jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial (Bansos) pangan terbanyak di Indonesia pada tahun 2023 lalu , yang pertama adalah Jawa Barat, dengan 22,18 juta keluarga dan Provinsi Jawa Tengah berada di urutan kedua dengan  18,023 juta keluarga  dengan nilai lebih dari Rp. 7,47 triliun.

Ke-4 : Soal Partai Coklat, saya pikir, anggap saja,  itu salah ucap yang benar adalah ‘Potensi Coklat/Kakao’ di Jawa Tengah.

Kalau pun itu dipaksakan Partai Coklat itu adalah Polri, sehingga PDIP merasa perlu menempatkan kembali Polri dibawah TNI atau Kemendagri. Ini juga kita sebut sebagai tidak pada tempatnya. Kita pasti masih ingat dimana saat Pilpres 2024 lalu mereka demikian keras bersuara dari mulai hak angket dan  mengajukan gugatan ke MK terkait Sengketa Pilpres 2024 nyatanya ‘nol.

Ini juga sempat dijawab Kapolri  – Jenderal Listyo Sigit Prabowo  saat pers bertanya soal ini, bahkan Kapolri meminta agar pers bertanya kepada PDIP, “Tanya yang nanya,”. Juga saat TNI ditanya soal ini, melalui  Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Hariyanto , pastinya TNI menyatakan menghormati setiap wacana yang berkembang, termasuk perubahan struktur Polri kembali ke TNI/Kemendagri. Sesuai  keputusan pemerintah dan DPR.

Polwan-polwan dari NTMC Korlantas Polri menyambangi IMoS 2014 di Senayan, Jakarta.

Jadi mari kita anggap saja yang disebut itu bukan PARTAI COKLAT, tetapi POTENSI COKLAT/KAKAO.

Oke teman teman. Tahun 2014 lalu , Biji kakao merupakan komoditas pertanian Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Sampai saat ini, kurang lebih 90% petani menjual kakao dalam bentuk biji untuk diekspor, namun mutunya masih rendah. Salah satu penyebab mutu yang rendah yaitu biji kakao yang telah mengalami kerusakan seperti terserang hama gudang, jamur, tercampur kotoran dan benda-benda asing. Biji kakao yang telah mengalami kerusakan tentunya tidak sesuai dengan standar mutu biji kakao Indonesia yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia Biji Kakao (SNI 01-2323-1991).

Harga komoditas kakao atau coklat melonjak signifikan sepanjang tahun 2020-2024. diantara 110 – 113% di level USD. 8.939 /ton atau Rp.134.08 juta/ton  dengan kurs Rp.15.000,- Maka melonjaknya harga kakao  akan berdampak besar terhadap Indonesia yang merupakan eksportir sekaligus importir kakao dan Indonesia merupakan salah satu produsen kakao terbesar di dunia.

Jauh sebelum tahun 2014, Prov. Jateng  belum masuk sebagai daerah yang mempunyai lahan baik untuk pengembangan Kakao di tanah air, 

Maka wajar jika sampai saat ini kemampuan  Produksi kakao di Jawa Tengah  masih diantara 2.000 – 5.000 ton /tahun, atau tidak lebih dari  0,3% dari jumlah produksi nasional yang mencapai lebih dari 702.000 ton/ tahun  dimana Pulau Sulawesi dan Sumatera menjadi penghasil kakao terbanyak. Hampir 80% dihasilkan di kedua pulau tersebut. Dengan nilai ekspor antara USD. 1,5 – 2 miliar.

Dari sini jelas Jawa tengah harus ‘kerja-keras ‘ untuk mensejajarkan diri sebagai provinsi dengan produksi kakao/coklat sekitar   5.000 – 20.000 ton/tahun sehingga kedepan Jateng ikut andil mendukung Indonesia kembali sebagai   produsen kakao terbesar ke-3  dunia  dengan total produksi 700.000 – 800.000 ton/tahun , setelah  Pantai Gading di urutan pertama  dengan  2,2 juta ton dan Ghana sebesar 800 ribu ton.

Jadi jangan malu untuk mengucapkan terima-kasih kepada Hasto & Dedi Sitorus karena telah mengingatkan 2 hal diatas, Jawa Tengah sebagai bagian penerima Bansos terbanyak diantara provisni lain juga masih minimnya Pemprov.Jateng memaksimalkan POTENSI COKLAT/KAKAO selama 10 tahun belakangan ini, maaf Gubernur Jateng Thn.2014-2024 , kalau tidak salah Ganjar Pranowo kan?

Kalau kemudian Ahmad Lutfi dan Taj Yasin menjadi Gub.Jateng thn.2024-2029 & 2029 – 2033 yad, atau sebagai gubernur Jateng ke-16 sejak thn. 1945 lalu , saya yakin Jumlah penerima Bansosnya akan mengecil karena jumlah kemiskinannya pun mengecil, bukankah lebih malu jika kita disebut sebagai provinsi yang masuk daftar penerima bansos terbanyak?, jangan lupa A.Luthfi – Taj Yasin harus mengembalikan luas lahan Kakao seperti sebelum thn.2020 lalu yang mencapai 3.576 hektar sehingga Jateng mampu masuk sebagai eksportir Coklat/Kakao bersama Provinsi di Sulawesi dan Sumatera tembus dunia internasional.

‘Jadi yang benar itu Indonesia adalah Kandang Gemoy !

(Red-01/Foto.ist)

Lainnya,

@koranjokowi.com
@koranjokowi
https://www.instagram.com/k0ranj0k0wi/

FB KORANPRABOWO : https://www.facebook.com/share/15Vf3QRqxB/

Tentang RedaksiKJ 4089 Articles
MEDIA INDEPENDEN RELAWAN JOKOWI : *Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (AkarJokowi2013), *Aliansi Wartawan Non-mainstream Indonesia (Alwanmi) & Para Relawan Jokowi Garis Lurus lainnya.

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan